TEMPO.CO, Jakarta - Gunung berapi di Islandia meletus pada Rabu, 20 November 2024 malam. Ini adalah letusan ketujuh kalinya sepanjang tahun. Karena tanpa peringatan apa pun, pihak berwenang memerintahkan evakuasi dan peringatan perjalanan.
Letusan pada hari Rabu tersebut, memuntahkan lava melalui celah baru sepanjang tiga kilometer di Semenanjung Reykjanes. Retakan baru itu diberi nama Sundhnukur.
Menurut Magnús Tumi Guðmundsson, seorang profesor geofisika yang memantau lokasi kejadian dari atas bersama badan Perlindungan Sipil, memperkirakan letusan kali ini lebih kecil. “Secara keseluruhan, letusan ini sedikit lebih kecil dibandingkan letusan terakhir, dan letusan yang terjadi pada bulan Mei,” katanya kepada RUV nasional.
Blue Lagoon ditutup
Meski letusannya diperkirakan lebih kecil dari sebelumnya, pengunjung spa geothermal Blue Lagoon dievakuasi dan destinasi wisata populer itu ditutup. Manajemen Blue Lagoon akan mengevaluasi kembali situasi dan kondisi setiap hari, dan pelanggan yang memiliki pemesanan dapat mengubah atau membatalkan melalui situs resmi.
“Akibat letusan gunung berapi yang dimulai di Sundhnúksgígar pada tanggal 20 November, kami mengambil tindakan pencegahan dengan melakukan evakuasi dan menutup sementara semua unit operasional kami. Blue Lagoon akan ditutup hari ini, Kamis, 21 November, kami akan menilai kembali situasinya sepanjang hari," kata pengelola Blue Lagoon, dalam sebuah pernyataan.
Letusan gunung berapi di Semenanjung Reykjanes dekat Grindavik, Islandia, 21 November 2024. REUTERS/Civil Protection of Iceland
Bandara Internasional Keflavik, yang berjarak hanya 20 kilometer sebelah utara lokasi letusan, tetap buka penerbangan baik kedatangan maupun keberangkatan. Wisatawan yang akan bepergian melalui bandara tersebut dapat memantau perkembangan situasi dari operator bandara, ISAVIA.
Sementara penduduk Grindavík, yang tak jauh dari lokasi letusan telah dievakuasi. “Grindavík tidak dalam bahaya seperti yang terlihat dan kemungkinan besar retakan ini tidak akan berkepanjangan, meskipun tidak ada yang bisa dikesampingkan,” kata Magnús Tumi.
Akibat letusan gunung berapi yang berulang-ulang di dekat Grindavík, yang berjarak sekitar 50 kilometer barat daya ibu kota, Reykjavik, telah merusak infrastruktur dan properti. Kondisi ini pun memaksa banyak penduduk pindah dari kota untuk menjamin keselamatan mereka. Penduduk Grindavík sebelumnya dievakuasi pada bulan Desember menyusul serangkaian gempa bumi yang membuka retakan besar di tanah antara kota dan Sýlingarfell, sebuah gunung kecil di utara.
Imbauan untuk wisatawan
Letusan gunung berapi di Islandia kerap menarik perhatian, terutama wisatawan. Pemerintah setempat kerap mengingatkan wisatawan letusan gunung berapi bukan tontonan. Demi alasan keselamatan pemerintah pun meminta wisatawan untuk menjauh dari kawasan Grindavík.
“Ini bukan objek wisata dan Anda harus menyaksikannya dari jarak jauh,” Vidir Reynisson, kepala Perlindungan Sipil dan Manajemen Darurat Islandia, mengatakan kepada lembaga penyiaran nasional RUV.
Di luar peristiwa letusan gunung berapi, Islandi merupakan destinasi yang aman. Dalam sebuah pernyataan, Kantor Meteorologi Islandia mengatakan Islandia tidak asing dengan aktivitas vulkanik dan rata-rata mengalami peristiwa vulkanik setiap lima tahun.
"Pihak berwenang Islandia dan masyarakat sangat siap menghadapi peristiwa tersebut, dan Islandia memiliki salah satu langkah kesiapsiagaan vulkanik yang paling efektif di dunia. Para ahli geosains Islandia memiliki pengalaman luas dalam menangani aktivitas vulkanik. dengan aktivitas vulkanik," katanya.
Bandara Internasional Keflavik pun tetap beroperasi seperti biasa. Negara lainnya juga belum mengeluarkan peringatan perjalanan 'dilarang bepergian' ke Islandia. Ini menandakan maskapai penerbangan dan perusahaan liburan beroperasi seperti biasa.
EURONEWS | EXPRESS