Hari Bipolar Sedunia: Fakta-fakta Gangguan Bipolar yang Perlu Diketahui

2 days ago 14

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Bipolar Sedunia diperingati setiap tahun pada 30 Maret, bertepatan dengan hari kelahiran Vincent Van Gogh, yang diketahui mengalami gangguan bipolar setelah wafat. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang gangguan bipolar, meluruskan berbagai miskonsepsi yang ada, serta mengurangi stigma yang masih berkembang di masyarakat.

Apa Itu Gangguan Bipolar?

Gangguan bipolar, yang sebelumnya dikenal sebagai depresi manik, merupakan kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang drastis. Kondisi ini melibatkan fase emosi yang sangat tinggi, seperti mania atau hipomania, serta fase emosi yang sangat rendah, seperti depresi.  

Ketika mengalami episode mania, seseorang dapat merasa sangat gembira dan penuh energi, sedangkan pada fase depresi, perasaan putus asa sering kali muncul.

Seperti dikutip dari Care Insurance,com, pergeseran suasana hati ini dapat memengaruhi pola tidur, tingkat energi, kemampuan menilai situasi, perilaku, serta kejernihan berpikir.

Fakta-fakta Gangguan Bipolar

1. Gangguan Bipolar Dapat Bersifat Genetik  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Banyak orang tidak menyadari bahwa gangguan bipolar dapat diturunkan dalam keluarga, menurut Faisal Tai, M.D., psikiater bersertifikat dan presiden Psychiatry of Texas sekaligus CEO PsychPlus. Dr. Tai menjelaskan bahwa data menunjukkan individu dengan gen tertentu memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami gangguan bipolar.  

Faktanya, dinukil dari laman UHC, gangguan bipolar termasuk salah satu kondisi kesehatan mental yang paling bersifat herediter. Selain faktor genetik, pengalaman buruk di masa kecil, terutama dalam bentuk pelecehan emosional atau pengabaian, juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan gangguan bipolar di kemudian hari.  

2. Perubahan Suasana Hati Bukan Satu-satunya Gejala  

Gejala utama gangguan bipolar adalah perubahan suasana hati yang ekstrem. Seseorang dapat mengalami depresi, yang ditandai dengan perasaan sedih berkepanjangan atau putus asa, lalu beralih ke fase mania, di mana mereka merasa sangat gembira dan euforia hingga mengganggu fungsi sehari-hari.  

Namun, gangguan bipolar dapat muncul dengan cara yang berbeda pada setiap individu. Misalnya, seseorang dalam fase mania mungkin menghabiskan uang dalam jumlah besar untuk berbelanja, sementara yang lain mungkin terlibat dalam perjudian. Namun, semua gejala gangguan bipolar memiliki satu kesamaan — perilaku tersebut berulang dan tidak dapat dijelaskan oleh faktor luar.

3. Gangguan Bipolar Dapat Mempengaruhi Anak-anak  

Meskipun sebagian besar orang menunjukkan tanda-tanda gangguan bipolar pada akhir masa remaja, kondisi ini dapat muncul pada usia berapa pun.  

Anak-anak dengan gangguan bipolar mungkin mengalami ledakan emosi yang parah dan agresif dalam waktu lama, lalu di lain waktu menunjukkan kebahagiaan yang berlebihan. Sementara itu, remaja yang mengalaminya cenderung membuat keputusan berisiko, mengalami penurunan prestasi akademik, atau kehilangan minat terhadap olahraga maupun aktivitas yang sebelumnya mereka sukai.  

4. Gejala Dapat Memburuk Selama Kehamilan  

Wanita lebih rentan mengalami episode mania atau depresi selama kehamilan dibandingkan pada waktu lainnya, dengan risiko yang meningkat beberapa bulan setelah melahirkan.  

Perubahan hormon, tingkat stres yang tinggi, dan kurang tidur kemungkinan menjadi pemicu munculnya episode bipolar selama kehamilan. Menghentikan pengobatan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya episode tersebut.

5. Usia Rata-rata Munculnya Gejala adalh 25 Tahun  

Gejala gangguan bipolar—yang melibatkan periode aktivitas intens dan kurang tidur diikuti dengan episode depresi mendalam—biasanya mulai muncul pada masa remaja atau awal dewasa. Hingga kini, belum diketahui secara pasti mengapa gangguan bipolar paling sering muncul pada tahap kehidupan ini.  


Namun, penting untuk diingat bahwa gangguan bipolar dapat terjadi pada usia berapa pun. Baik anak-anak maupun lansia juga dapat mengalaminya.  

7. Gangguan Bipolar Dapat Menyebabkan Disabilitas  

Karena memengaruhi suasana hati, energi, dan perilaku seseorang, gangguan bipolar dapat berdampak signifikan pada kemampuan individu dalam bekerja, menjalin hubungan, mengelola keuangan, serta menjalankan peran sebagai orang tua.  


Gangguan bipolar juga sering kali disertai kondisi kesehatan lain, seperti:  

- Migrain  

- Penyakit jantung  

- Obesitas  

- Diabetes  

- Gangguan tiroid  

- Penyalahgunaan zat  

Setiap kondisi ini dapat mempersulit aktivitas sehari-hari. Ditambah dengan perubahan suasana hati yang ekstrem, gangguan bipolar menjadi salah satu penyebab utama disabilitas di dunia.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |