Istana Respons Sikap Turki yang Tak Setuju Rencana Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia

3 hours ago 8

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi merespons sikap Turki yang tidak setuju terhadap rencana Presiden Prabowo Subianto mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia. Menurut Prasetyo, kalau ada negara yang tidak setuju bukan berarti rencana pemerintah Indonesia tidak bisa dilanjutkan.

Pemerintah Turki dan Kerajaan Arab Saudi tak setuju dengan rencana Presiden Prabowo mengevakuasi warga Gaza korban serangan Israel ke Indonesia. Sikap itu disampaikan setelah Prabowo melawat ke Turki dan negara-negara Timur Tengah untuk meminta restu. Kendati Arab Saudi bukan salah satu yang dikunjungi, namun pemerintah Arab Saudi menolak rencana tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Karena semangatnya kan memang kita mau membantu. Bahwa ada negara yang belum setuju enggak masalah juga. Makanya Bapak Presiden tidak gegabah juga dalam memberikan penawaran,” kata Prasetyo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 21 April 2025. 

Juru bicara Istana Kepresidenan ini mengatakan, secara teknis evakuasi tersebut tidak mudah, sehingga Indonesia perlu mendapat persetujuan dari negara-negara lain apabila rencana ini diterima. Oleh karena itu, ucap Prasetyo, pemerintah RI melalui Kementerian Luar Negeri terus berkoordinasi dengan negara-negara lain agar rencana ini bisa berjalan dengan baik.

Pemerintah Arab Saudi dan Turki kompak menyatakan tak setuju dengan rencana pemindahan warga Gaza. Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan pemerintahannya tegas menolak segala upaya relokasi paksa warga Palestina dari Jalur Gaza, apa pun dalihnya.

Dalam konferensi pers setelah pertemuan Kelompok Kontak Gaza yang diadakan di sela-sela Forum Diplomasi Antalya di Turki, Pangeran Faisal juga mengecam pembingkaian rencana tersebut sebagai migrasi sukarela. Ia menekankan terminologi itu tidak bisa diterima dalam kondisi saat ini. “Migrasi sukarela tidak dapat diterima ketika warga Palestina kehilangan kebutuhan hidup paling mendasar," kata Faisal, Jumat, 11 April 2025.

Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan juga menegaskan ketidaksetujuannya pada gagasan memindahkan warga Palestina dari Gaza. Dikutip Anadolu, Fidan mengatakan saat ini yang paling penting adalah mendesak gencatan senjata permanen di Gaza. 

Fidan menekankan bahwa tidak ada rencana memaksa warga Palestina meninggalkan tanah air mereka. "Kami menolak rencana apa pun yang memaksa warga Palestina meninggalkan tanah air mereka," kata Hakan Fidan setelah pertemuan Kelompok Kontak Gaza di kota Antalya, Turki selatan, dengan tajuk "Solusi Dua Negara dan Perdamaian Abadi di Timur Tengah."

Sebelum bertolak ke Timur Tengah pada 9 April 2025, Presiden Prabowo Subianto mengatakan ingin mengevakuasi dan bersedia menampung anak-anak yatim-piatu dan korban konflik Gaza ke Indonesia. Pemerintah Indonesia, kata Prabowo, siap menerbangkan seribu pengungsi Gaza pada gelombang pertama evakuasi.

Prabowo pun meminta dukungan dari lima negara di Timur Tengah yaitu Uni Emirat Arab (UEA), Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania. Ia menegaskan Indonesia akan menjalankan rencananya itu jika mendapatkan lampu hijau dari seluruh pihak, termasuk negara-negara yang saat ini aktif membantu rakyat Palestina di Gaza.

“Syaratnya adalah semua pihak harus menyetujui hal ini. Kedua, mereka di sini hanya sementara sampai pulih kembali, dan pada saat pulih dan sehat kembali, kondisi Gaza sudah memungkinkan, mereka harus kembali ke daerah mereka berasal. Itu sikap Pemerintah Indonesia. Untuk itu, saya harus konsultasi kepada pemimpin daerah tersebut,” kata Presiden Prabowo saat jumpa pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, sebelum berangkat ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Rabu dini hari, 9 April 2025.

Namun, rencana evakuasi ini menuai pro-kontra karena dikaitkan dengan upaya relokasi warga Gaza yang diinginkan oleh Amerika Serikat dan Israel. Prabowo menegaskan bahwa evakuasi seribu pengungsi Gaza ke Indonesia bukanlah tindakan relokasi seperti yang ramai diperbincangkan. Ia mengatakan evakuasi ini juga hanya bersifat sementara dengan tujuan kemanusiaan. “Oh tidak, tidak (relokasi). Untuk membantu,” kata Prabowo Antalya Diplomacy Forum, Turki, 11 April 2025, dari keterangan resminya di YouTube Sekretariat Presiden.

Prabowo mengatakan rencana evakuasi adalah tawaran dari pemerintah RI untuk membantu masalah kemanusiaan rakyat Palestina. Ia mengatakan rencana evakuasi juga harus disetujui semua pihak.  “Nanti saya akan ketemu dengan pimpinan-pimpinan dari Palestina juga bagaimana cara nanti pelaksanaannya,” ucap Prabowo.

Dewi Rina Cahyani berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |