Harmoni Dua Bangsa di Salatiga, Ketika Gamelan Jawa Mengalun Bersama Pelajar Korea

2 days ago 13

(Beritadaerah – Salatiga) Sebuah momen langka dan mengharukan terjadi di Aula SMPN 2 Salatiga, Rabu (16/4/2025). Di tengah lantunan gamelan Jawa yang mengalun syahdu, tampak para pemainnya bukan hanya siswa lokal, tetapi juga remaja asal Mungyeong, Korea Selatan, yang baru dua hari mengenal alat musik tradisional tersebut. Inilah wajah nyata dari diplomasi budaya—tulus, menyentuh, dan sarat makna.

Pertunjukan lintas negara ini merupakan bagian dari rangkaian Cultural Immersion Program, sebuah inisiatif pertukaran budaya yang bukan hanya mempertemukan dua kelompok siswa dari negara berbeda, tapi juga menyatukan mereka dalam harmoni kebudayaan. Sambutan hangat datang dari Wali Kota Salatiga, Robby Hernawan, yang hadir langsung menyaksikan kolaborasi unik ini.

Pentas Persahabatan: Gamelan, Tarian Tradisional, dan Bahasa Kasih

Tak hanya gamelan, para siswa juga membawakan Tari Tradisional Bang Ceng Ceng secara bersama-sama—sebuah tarian khas Indonesia yang menggambarkan semangat kebersamaan dan kegembiraan. Saat satu per satu penampilan dari kedua negara disuguhkan—mulai dari musik, tari, hingga permainan dan bahasa tradisional—penonton disuguhi bukti nyata bahwa perbedaan budaya tidaklah menjadi jurang pemisah, melainkan jembatan penyatu.

“Melalui program ini, para siswa tidak hanya belajar mengenal budaya lain, tapi juga menanamkan nilai-nilai toleransi, kerja sama, dan saling menghargai. Ini adalah investasi karakter yang sangat penting bagi generasi masa depan,” ujar Robby dengan penuh keyakinan.

Lebih dari Sekadar Pertunjukan: Diplomasi Budaya dan Ekonomi Berjalan Seiring

Setelah kehangatan yang tercipta di panggung budaya SMPN 2, Wali Kota Robby dan rombongan pelajar dari Mungyeong melanjutkan perjalanan ke PT Selalu Cinta Indonesia (SCI), sebuah perusahaan sepatu yang berlokasi di Randuacir, Kecamatan Argomulyo. Perusahaan ini bukan sekadar tempat produksi, tetapi juga simbol nyata kerja sama ekonomi bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan.

Di sana, para tamu diajak menyusuri lini produksi, melihat dari dekat proses kreatif pembuatan sepatu, dan berdialog langsung dengan para pekerja. Interaksi ini menambah dimensi baru dari kunjungan budaya—bahwa hubungan dua negara bisa dirajut tak hanya lewat seni dan tradisi, tapi juga lewat industri dan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan.

Salatiga dan Mungyeong: Membangun Masa Depan Lewat Budaya dan Kolaborasi

Program pertukaran ini menjadi lebih dari sekadar agenda seremonial. Ia mencerminkan visi yang lebih besar: membentuk generasi yang mampu hidup berdampingan dalam perbedaan, serta mendorong sinergi antara sektor pendidikan, budaya, dan ekonomi.

Di tengah tantangan global yang kerap memecah belah, kisah dari Salatiga ini mengingatkan kita bahwa anak-anak muda dari dua budaya yang berbeda bisa memainkan gamelan bersama—dan dari sana, masa depan yang penuh harapan bisa ditabuh dengan irama yang sama.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |