Ipuk menjelaskan bahwa proyek PLTS ini merupakan bagian dari upaya nasional dalam memperluas pemanfaatan energi terbarukan, guna mendukung pencapaian target net zero emission pada tahun 2060. Pembangunan dijadwalkan dimulai akhir tahun 2025 dan ditargetkan mulai beroperasi pada 2026 untuk menyuplai kebutuhan listrik di wilayah Jawa dan Bali.
(Beritadaerah – Banyuwangi) Pemerintah pusat terus mendorong pencapaian target net zero emission melalui pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Land Base berkapasitas 100 Mega Watt (MW) di Kabupaten Banyuwangi, yang akan menjadi salah satu PLTS terbesar di Indonesia.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyampaikan komitmen penuh pemerintah daerah dalam mendukung kelancaran pembangunan proyek ini, yang termasuk dalam Program Strategis Nasional (PSN).
“Kami telah bertemu dengan tim dari PT PLN Indonesia Power untuk membahas rencana pembangunan PLTS ini. Pemerintah daerah siap memberikan dukungan penuh demi kelancaran pelaksanaan, mengingat proyek ini merupakan bagian dari agenda strategis nasional,” ujar Bupati Ipuk, Jumat (9/5).
Pertemuan tersebut dilakukan sehari sebelumnya, Kamis (8/5), antara Bupati Ipuk dan tim PLN yang dipimpin oleh Vice President Pre-Construction PT PLN Indonesia Power, Aswindo. Pertemuan itu merupakan tindak lanjut dari proses perencanaan teknis dan koordinasi pelaksanaan proyek.
Ipuk menjelaskan bahwa proyek PLTS ini merupakan bagian dari upaya nasional dalam memperluas pemanfaatan energi terbarukan, guna mendukung pencapaian target net zero emission pada tahun 2060. Pembangunan dijadwalkan dimulai akhir tahun 2025 dan ditargetkan mulai beroperasi pada 2026 untuk menyuplai kebutuhan listrik di wilayah Jawa dan Bali.
Sementara itu, Aswindo menyatakan bahwa proyek ini telah tercantum dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dan akan menjadi salah satu PLTS land base terbesar di Tanah Air.
“PLTS ini akan dibangun di atas lahan seluas 130 hektare milik PTPN I Regional 5 di Kecamatan Kalipuro, yang secara teknis sangat mendukung karena memiliki tingkat iradiansi matahari yang tinggi berdasarkan data penelitian selama dua dekade terakhir,” jelas Aswindo.
Energi listrik yang dihasilkan dari PLTS Banyuwangi akan terhubung ke sistem transmisi 150 kilovolt (KV) jaringan Jawa-Bali, untuk mendukung pasokan listrik di kedua pulau tersebut.
“Kami mengapresiasi dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang telah mempermudah proses persiapan pembangunan proyek ini,” pungkas Aswindo.