Indonesia Finalisasi Second NDC, Targetkan Pengurangan Emisi Lebih Ambisius

3 hours ago 9

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah sedang memfinalisasi dokumen Second Nationally Determined Contributions (Second NDC) dengan target pengurangan emisi yang lebih ambisius dari komitmen sebelumnya. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Hanif Faisol Nurofiq mengatakan, dokumen tersebut segera disampaikan ke Sekretariat PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) sebelum pelaksanaan COP30 di Brasil pada akhir 2025.

“Second NDC sedang dilakukan pendetailan ulang di unit kerja pemerintahan dan unit kepresidenan agar diakselerasikan dengan kebijakan pembangunan nasional. Lebih detail,” ujar Hanif.

Hanif menjelaskan, proses sinkronisasi dilakukan agar NDC terbaru atau yang juga disebut NDC 3.0, selaras dengan arah kebijakan pembangunan ekonomi hijau nasional. “Karena ini sifatnya bisa digunakan untuk kepentingan banyak pihak, maka pendetilannya sedang berlangsung. Mudah-mudahan sebelum berangkat ke COP30, ini sudah kami submit,” ujarnya.

Untuk mempercepat proses, pemerintah akan menggelar rapat koordinasi lintas kementerian bersama Kementerian Koordinator Bidang Pangan.

Sebelumnya, Delegasi Indonesia juga telah menyampaikan komitmen iklimnya dalam forum PreCOP30 di Brasilia, Brasil. Pertemuan tingkat menteri itu menjadi ajang persiapan menjelang COP30, dengan fokus pada penguatan adaptasi global, implementasi Just Transition, dan Global Stocktake.

Deputi Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon KLH/BPLH, Ari Sudijanto, yang memimpin delegasi RI, menyampaikan dukungan terhadap semangat “Global Mutirão” yang diusung Presidensi COP30 Brasil, sebuah konsep kolaborasi kolektif antarnegara. Ari menyebut semangat tersebut sejalan dengan nilai “Gotong Royong” yang menjadi ciri khas Indonesia.

“Tradisi ‘Gotong Royong’ yang dimiliki Indonesia sangat sejalan dengan ‘Global Mutirão’ yang diusung Presidensi COP30 Brasil. Kedua semangat ini menggarisbawahi pentingnya solidaritas dan kerja sama dari bawah ke atas,” kata Ari.

Dalam forum tersebut, Indonesia menegaskan pentingnya pembaruan target pengurangan emisi melalui NDC 3.0 agar selaras dengan jalur pembatasan kenaikan suhu global di bawah 1,5 derajat Celsius. Indonesia juga mendorong inovasi pendanaan iklim, termasuk diversifikasi pembiayaan melalui perdagangan karbon IDXCarbon dan Mutual Recognition Agreement (MRA) untuk perdagangan kredit karbon lintas negara.

Menjelang satu dekade Perjanjian Paris, Kementerian LHK mencatat kemajuan besar dalam penyelesaian Rule Book of the Paris Agreement pada COP29 di Baku, 2024. Namun, Indonesia menilai percepatan implementasi dan pembiayaan global masih menjadi tantangan utama agar tujuan Perjanjian Paris tercapai.

Dalam pertemuan bilateral di Brasilia, Sekretaris Eksekutif UNFCCC Simon Stiell mengapresiasi kontribusi Indonesia yang dinilai signifikan dalam proses Global NDC Synthesis yang akan dirilis pada 28 Oktober 2025. “Indonesia adalah salah satu negara dengan target pengurangan emisi yang sangat signifikan. Submisi NDC Indonesia akan memainkan peran penting dalam memastikan keakuratan sintesis global pengurangan emisi sesuai dengan tujuan 1,5 derajt Celsius,” kata Stiell.

Dengan komitmen yang semakin ambisius, Indonesia menegaskan perannya sebagai salah satu negara kunci dalam diplomasi iklim global. Melalui NDC 3.0, Indonesia berupaya menunjukkan kepemimpinan dalam transisi menuju ekonomi hijau, penguatan aksi berbasis komunitas, serta dukungan terhadap keberhasilan COP30 di Brasil.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |