TEMPO.CO, Jakarta - Rapper ternama Jay-Z alias Shawn Carter kembali mengajukan permohonan hukum pada Rabu, 8 Januari 2025, untuk membatalkan gugatan yang diajukan seorang perempuan yang mengklaim dirinya menjadi korban pelecehan seksual dan pemerkosaan oleh Jay-Z dan Sean 'Diddy' Combs pada 2000. Saat itu, perempuan yang disebut dengan nama samaran ‘Jane Doe’ tersebut mengaku baru berusia 13 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam dokumen pengadilan, dilansir dari Variety, Jay-Z dan tim kuasa hukumnya mengklaim adanya sejumlah pernyataan yang tidak konsisten dari perempuan tersebut. Alex Spiro, pengacara Jay-Z, mengacu pada wawancara Jane Doe dengan NBC News pada Desember 2024. Dalam wawancara tersebut, Jane Doe menyatakan, “Saya mungkin telah melakukan beberapa kesalahan.” Pernyataan itu, menurut Spiro, mempertegas bahwa tuduhan yang diajukan terhadap kliennya tidak dapat dipercaya.
Pengacara juga menyoroti beberapa elemen cerita yang dianggap tidak masuk akal. Salah satunya, Jane Doe mengaku dijemput oleh ayahnya setelah dugaan pemerkosaan terjadi. Namun, ayahnya sendiri tidak mengingat peristiwa tersebut. Ia juga mengaku berbicara dengan seorang musisi di pesta setelah acara, tapi perwakilan musisi itu menyatakan bahwa ia tidak berada di New York pada saat kejadian.
"Fakta bahwa hampir setiap detail dalam narasi penggugat—dari kehadirannya di VMAs hingga interaksinya dengan sopir limusin—ternyata tidak benar atau sangat tidak mungkin terjadi, menimbulkan keraguan besar terhadap tuduhannya bahwa Tuan Carter memperkosanya," ujar Spiro.
Permintaan Sanksi terhadap Pengacara Penggugat
Selain meminta pengadilan membatalkan gugatan, Jay-Z juga meminta hakim menjatuhkan sanksi finansial terhadap Anthony Buzbee, pengacara Jane Doe. Dalam dokumen itu, Spiro menuduh Buzbee gagal melakukan penyelidikan yang memadai sebelum mengajukan gugatan.
“Menandatangani dokumen hukum yang menuduh seseorang melakukan kejahatan mengerikan tanpa memverifikasi tuduhan adalah tindakan yang salah dan tidak etis,” ungkap Spiro. Ia menambahkan bahwa sanksi ini perlu diberikan untuk mencegah praktik serupa di masa mendatang.
Buzbee kemudian membantah tuduhan tersebut dalam pernyataannya kepada Rolling Stone, pada Rabu, 8 Januari 2025. Ia menyebut bahwa langkah hukum Jay-Z adalah upaya untuk mengintimidasi. “Mereka berpikir bahwa hukum tidak berlaku bagi mereka. Mereka salah," katanya. Ia juga menuduh bahwa dokumen yang diajukan Jay-Z penuh dengan kebohongan dan tak semuanya benar.
Hakim Mengecam Langkah Hukum Pengacara Jay-Z
Hakim Distrik Amerika Serikat, Analisa Torres, yang memimpin kasus ini, sebelumnya mengecam pendekatan Spiro yang dianggap terlalu agresif. Dalam putusan Desember 2024, Torres menyebut pengajuan berulang dokumen oleh Spiro dengan bahasa provokatif sebagai tindakan tidak pantas dan pemborosan sumber daya pengadilan. Dalam putusannya, Torres menolak permintaan Jay-Z untuk mempercepat proses hukum. “Pengadilan tidak akan mempercepat proses yudisial hanya karena penasihat hukum menuntutnya,” tulis Torres dalam dokumen pengadilan.
Jane Doe awalnya mengajukan gugatan terhadap Sean ‘Diddy’ Combs pada Oktober 2024, sebelum memasukkan nama Jay-Z pada Desember 2024. Jay-Z segera membantah tuduhan tersebut, menyebutnya sebagai upaya pemerasan. Perwakilan Roc Nation, perusahaan hiburan milik Jay-Z, juga menuding Anthony Buzbee sebagai pengacara yang hanya mengejar uang dan ketenaran.
Dalam wawancara dengan NBC News, Buzbee mengaku telah menginterogasi kliennya secara intensif dan akan terus memverifikasi klaimnya. Ia juga menyatakan bahwa Jane Doe bersedia menjalani tes poligraf untuk membuktikan kebenaran ceritanya. Secara terpisah, Jay-Z juga mengajukan gugatan terhadap Buzbee di California atas tuduhan pencemaran nama baik dan pemerasan. Buzbee menuduh Roc Nation menggunakan klaim palsu untuk mendorong mantan kliennya mengajukan gugatan yang tidak berdasar terhadap dirinya.
VARIETY | NBC NEWS | ROLLING STONE