Kim Jong Un Instruksikan Senjata Nuklir di Kapal Perang Angkatan Laut Korea Utara

13 hours ago 14

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan bahwa modernisasi angkatan laut negaranya kini memasuki tahap baru dengan diluncurkannya kapal perusak pertama yang dibangun oleh Pyongyang. Dalam pernyataan resminya, Kim menyebut bahwa kapal tersebut akan diperlengkapi dengan sistem senjata nuklir, sebagai bagian dari strategi jangka panjang dalam memperkuat kemampuan pertahanan maritim Korea Utara.

Dikutip dari laman RFA dan Sky.com, kapal perusak berbobot 5.000 ton tersebut dinamai Choe Hyon, untuk mengenang seorang tokoh militer yang berperan dalam Perang Korea. Kapal ini secara resmi diperkenalkan dalam sebuah upacara peluncuran di pelabuhan Nampo, yang turut dihadiri oleh Kim Jong Un dan putrinya, Kim Ju-ae. Media pemerintah menggambarkan kapal ini sebagai platform militer terbaru yang dilengkapi dengan sistem persenjataan mutakhir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kim Jong Un menyampaikan bahwa pembangunan kapal ini merupakan bagian dari upaya modernisasi struktur angkatan laut Korea Utara. Dalam pernyataannya, ia juga menyebutkan bahwa pengembangan kapal selam bertenaga nuklir akan menjadi target strategis selanjutnya. Hal ini sejalan dengan pernyataan sebelumnya dari pemerintah Korea Utara mengenai rencana jangka panjang dalam memperkuat kekuatan laut negara tersebut.

Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melaporkan bahwa Kim telah menyaksikan serangkaian uji coba senjata dari kapal perang tersebut, termasuk peluncuran rudal jelajah supersonik dan strategis, rudal anti-pesawat, serta pengoperasian sistem senjata otomatis dan perangkat gangguan elektronik. Kim dikabarkan memberikan apresiasi terhadap kombinasi antara sistem senjata ofensif dan pertahanan konvensional yang dimiliki kapal tersebut, serta menginstruksikan percepatan program persenjataan nuklir untuk armada laut.

Dugaan Keterlibatan Rusia dalam Pengembangan Kapal

Sejumlah analis militer mengemukakan dugaan bahwa Korea Utara memperoleh bantuan teknis dari Rusia dalam pembangunan kapal perusak ini. Lee Illwoo, seorang analis dari Korea Defence Network di Seoul, menyatakan bahwa beberapa komponen kapal, seperti sistem radar anti-udara, sistem mesin, dan senjata anti-pesawat, menunjukkan indikasi berasal dari teknologi militer Rusia.

Kemungkinan kerja sama militer antara Pyongyang dan Moskow ini dinilai berkaitan dengan kesepakatan pertahanan yang ditandatangani kedua negara pada tahun 2024. Dalam konteks tersebut, Korea Utara disebut-sebut telah mengirimkan personel militer dan persenjataan konvensional untuk mendukung operasi militer Rusia di Ukraina, sebagai bagian dari pertukaran kerja sama.

Amerika Serikat, Korea Selatan, dan sejumlah negara sekutu telah menyatakan kekhawatiran bahwa kerja sama tersebut dapat berdampak pada peningkatan kemampuan militer Korea Utara, termasuk dalam pengembangan teknologi senjata strategis. Salah satu kekhawatiran utama adalah kemungkinan Rusia menyediakan bantuan teknologi tingkat lanjut yang dapat mempercepat program senjata nuklir Korea Utara.

Pada awal tahun ini, Korea Utara juga memperkenalkan proyek kapal selam bertenaga nuklir yang masih dalam tahap pembangunan. Namun, menurut informasi dari badan intelijen Korea Selatan, negara tersebut kemungkinan belum mampu menyelesaikan proyek ini dalam waktu dekat tanpa bantuan teknis dari pihak luar, khususnya Rusia.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |