Kritik Israel Lagi, Paus Fransiskus Sebut Situasi di Gaza 'Memalukan'

8 hours ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus, Kamis, 9 Januari 2025, meningkatkan kritiknya baru-baru ini terhadap kampanye militer Israel di Gaza, dengan menyebut situasi kemanusiaan di daerah kantong Palestina itu "sangat serius dan memalukan".

Dalam pidato tahunan kepada para diplomat yang disampaikan oleh seorang ajudannya, Paus Fransiskus tampaknya merujuk pada kematian yang disebabkan oleh musim dingin di Gaza, di mana hampir tidak ada listrik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami tidak dapat menerima pengeboman terhadap warga sipil," demikian bunyi teks tersebut.

"Kami tidak dapat menerima bahwa anak-anak mati kedinginan karena rumah sakit telah dihancurkan atau jaringan energi suatu negara dihantam."

Paus, 88 tahun, yang hadir untuk menyampaikan pidato itu namun meminta seorang ajudan untuk membacakannya karena sedang dalam masa pemulihan dari sakit flu, juga mengutuk anti-Semitisme; menyerukan diakhirinya perang di Ukraina dan konflik-konflik lain di seluruh dunia; serta menyatakan keprihatinannya atas perubahan iklim.

Komentar-komentar tersebut merupakan bagian dari pidato di hadapan para utusan yang diakreditasi Vatikan dari sekitar 184 negara yang kadang-kadang disebut sebagai pidato "kondisi dunia" Paus. Duta Besar Israel untuk Takhta Suci Vatikan termasuk di antara mereka yang hadir dalam acara tersebut.

Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma yang beranggotakan 1,4 miliar orang, biasanya berhati-hati dalam memihak dalam konflik.

Namun, baru-baru ini ia lebih terbuka mengenai kampanye militer Israel terhadap kelompok militan Palestina Hamas, dan menyarankan agar komunitas global mempelajari apakah serangan tersebut merupakan genosida terhadap rakyat Palestina.

Seorang menteri Israel secara terbuka mengecam Paus pada bulan Desember atas saran tersebut.

Teks Paus mengatakan bahwa ia mengutuk anti-Semitisme, dan menyebut pertumbuhan kelompok-kelompok anti-Semit sebagai "sumber keprihatinan yang mendalam".

Fransiskus juga menyerukan diakhirinya perang antara Ukraina dan Rusia, yang telah menewaskan puluhan ribu orang.

"Harapan saya untuk tahun 2025 adalah bahwa seluruh komunitas internasional akan bekerja di atas segalanya untuk mengakhiri konflik yang, selama hampir tiga tahun ini, telah menyebabkan begitu banyak pertumpahan darah," katanya.

Paus juga membahas konflik di berbagai tempat termasuk Sudan, Mozambik, Myanmar, dan Nikaragua, serta mengulangi seruannya yang sering disampaikannya untuk bertindak dalam menghadapi dampak perubahan iklim global, dan penyebaran informasi yang keliru di media sosial.

Pada Desember 2024, Paus secara terbuka mengutuk serangan-serangan udara Israel atas Gaza, menyatakan kesedihannya atas pengeboman anak-anak di Jalur Gaza pada hari sebelumnya, lapor Anadolu.

"Kemarin, anak-anak dibom. Ini bukan perang. Ini adalah kekejaman. Saya ingin mengatakan ini karena ini menyentuh hati saya," katanya kepada anggota Kuria Romawi, administrasi pusat Vatikan.

Dia juga menyesalkan bahwa serangan udara Israel telah mencegah Kardinal Pierbattista Pizzaballa, perwakilan tertinggi Gereja Katolik di Tanah Suci, untuk memasuki Gaza.

Kritik Paus tersebut langsung ditanggapi Israel dengan memanggil duta besar Vatikan, Uskup Adolfo Tito Yllana, sepekan kemudian.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |