TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 yang berlangsung di Museum of Modern Art, Rio de Janeiro, Brasil, pada Senin, 18 November 2024. Dalam kesempatan tersebut, Prabowo dijadwalkan mengikuti sejumlah sesi dialog dan bertemu dengan para pemimpin negara anggota G20 di sela-sela pertemuan puncak.
Setibanya di lokasi, Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva secara langsung menyambut Prabowo dalam prosesi penerimaan tamu negara. Diskusi yang akan dihadiri para pemimpin negara meliputi dua topik utama, yaitu sesi pertama bertajuk "Fight against Hunger and Poverty" dan sesi kedua bertema "Reform of the Institutions of Global Governance."
Peluncuran inisiatif "Global Alliance against Hunger and Poverty" di Museum of Modern Art oleh Presiden Lula menjadi awal rangkaian KTT G20. Dalam pidato pembukaannya, Lula menyoroti ketimpangan sosial global, di mana 733 juta orang masih mengalami kekurangan gizi pada tahun 2024, meskipun dunia menghasilkan hampir 6 miliar ton pangan setiap tahun.
Konsensus Pendanaan Iklim
Ketegangan diplomatik terkait dengan isu pemanasan global turut memengaruhi pembahasan dalam KTT G20 di Brasil pekan ini. Namun, sejumlah sumber mengungkapkan bahwa 20 negara ekonomi terbesar dunia berhasil mencapai kesepakatan rapuh mengenai pendanaan iklim, yang sebelumnya gagal disepakati dalam pertemuan PBB (COP29) di Azerbaijan.
Kendati COP29 di Baku, Azerbaijan, bertujuan menyepakati mobilisasi ratusan miliar dolar untuk pendanaan iklim, para pemimpin negara-negara G20 di Rio de Janeiro justru memiliki kendali lebih besar dalam pengambilan keputusan terkait anggaran tersebut.
Sebagai kelompok yang menyumbang 85 persen dari total perekonomian dunia, negara-negara G20 juga menjadi kontributor utama bagi bank pembangunan multilateral yang memainkan peran penting dalam pendanaan iklim.
Ketua bidang iklim PBB, Simon Stiell, mengirim surat kepada para pemimpin G20 pada Sabtu lalu, menyerukan langkah konkret dalam pendanaan iklim, termasuk peningkatan hibah untuk negara berkembang dan percepatan reformasi pada bank pembangunan multilateral.
Prabowo Temui Macron Bahas Ekonomi dan Pengadaan Alutista
Presiden Prabowo Subianto mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Museu de Arte Moderna, Rio de Janeiro, Brasil, pada Selasa, 19 November 2024, waktu setempat. Dalam pertemuan yang berlangsung di sela-sela KTT G20 tersebut, keduanya membahas peluang untuk mempererat kerja sama ekonomi antara kedua negara.
“Inti dari diskusi kami di Rio de Janeiro: kemitraan strategis antara Indonesia dan Prancis, keamanan kawasan Indo-Pasifik, dan upaya kami untuk iklim dan keanekaragaman hayati,” kata Macron dikutip pada Rabu, 20 November 2024.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang turut mendampingi Prabowo, menjelaskan bahwa diskusi mencakup topik kerja sama melalui Forum Ekonomi Indonesia-Prancis serta rencana pengadaan pesawat tempur dan kapal selam.
Salah satu bentuk kerja sama yang menjadi sorotan adalah produksi kapal selam Scorpène Evolved dengan teknologi canggih, yang bertujuan untuk mendukung kemandirian industri maritim Indonesia. Kerja sama ini melibatkan PT PAL Indonesia, di mana tenaga kerja lokal menerima alih teknologi dari Prancis untuk memproduksi kapal selam tersebut di dalam negeri.
Israel Desak KTT G20 Dukung Genosida di Gaza
Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, pada Minggu menyebut rancangan deklarasi KTT G20 terkait konflik mematikan di Jalur Gaza sebagai “tidak seimbang dan berpihak.”
Melalui pernyataan di akun X miliknya, Saar menegaskan bahwa pernyataan akhir KTT G20 di Brasil seharusnya mengakui apa yang ia sebut sebagai hak Israel untuk membela diri, serta mengecam kelompok perlawanan Palestina Hamas dan gerakan Hizbullah dari Lebanon.
Saar mengatakan dia berbicara dengan rekan-rekannya dari negara-negara G20 untuk memasukkan dalam pernyataan akhir apa yang dia sebut sebagai “pengakuan atas hak Israel untuk mempertahankan diri,” menuntut pembebasan tawanan Israel di Gaza, dan mengutuk Hamas serta Hizbullah.
SUKMA KANTHI NURANI | DANIEL A. FAJRI | SITA PLANASARI