LBH: Empat Orang Masih Hilang, Puluhan Terluka saat Demo di Malang

1 day ago 5

Surabaya, CNN Indonesia --

Puluhan massa aksi tolak UU TNI di DPRD Kota Malang dilaporkan mengalami luka-luka dan dirawat di sejumlah rumah sakit. Ada juga empat orang yang masih dinyatakan hilang.

Koordinator LBH Pos Malang Daniel Siagian mencatat setidaknya ada puluhan massa aksi yang mengalami luka. Satu di antaranya luka berat. Mereka diduga mengalami kekerasan oleh aparat.

"Sementara korban luka yang kami inventarisir ada puluhan, dan ada 1 korban luka berat atas nama NH di RS, bagian rahang sama tulang giginya retak karena pukulan benda tumpul keras," kata Daniel, Senin (24/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain luka-luka, ada juga enam orang yang dinyatakan hilang kontak. Dua diantaranya sudah ditemukan dan sedang diperiksa di Mapolresta Malang, sementara empat lainnya masih belum dapat dihubungi.

"Memang ada yang hilang dan ini mengkhawatirkan, ada kurang lebih enam laporan yang masuk ke kami, atas nama TV, AY, A [sudah ditemukan], N, Ar, dan RA [sudah ditemukan]. Sampai sekarang hanya dua yang terkonfirmasi. Masih empat yang hilang," ucapnya.

Sementara itu, kata Daniel, ada juga enam massa aksi yang ditangkap, tiga di antaranya masih diperiksa. Tiga orang masa aksi sudah dibebaskan diantaranya, MTA (mahasiswa FT-UMM/kondisi bocor kepala), F (pelajar/di bawah umur), DR (pelajar/di bawah umur).

Sedangkan yang masih ditahan BB (Mahasiswa IKIP Budi Utomo), RA (tamatan SMA) dan ANR (UMM).

"Sudah tiga dipulangkan, ada tiga lagi sampai sekarang masih belum dibebaskan karena dari kepolisian mengatakan ada pemeriksaan lanjutan," ucapnya.

Daniel menyebut, proses pemeriksaan pendalaman dan BAP yang dilakukan kepolisian sudah sesuai prosedur. Massa aksi yang ditangkap diobati oleh dokkes.

"Tapi yang kami sayangkan adalah massa aksi yang ditangkap itu dengan kondisi tidak wajar, satu orang itu mengalami kepalanya bocor, kemudian banyak yang ditangkap dengan kondisi luka-luka, kami menyoroti ada proses penangkapan yang secara sewenang-wenang yang dugaan kami itu adalah eksesif," pungkasnya.

Sementara itu, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi mengenai peristiwa dan penangkapan massa aksi itu. Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdiyanto menyebut atasannya lah yang akan memberikan penjelasan.

Peristiwa ini bermula saat mahasiswa dan elemen masyarakat sipil melakukan aksi di DPRD Kota Malang.

Awalnya massa aksi mulai memadati jalan depan Gedung DPRD Kota Malang sejak Minggu (23/3) pukul 16.00 WIB. Mereka membawa poster dan banner bernada protes bertuliskan 'Orback!', 'No UU TNI', 'Orda Paling Baru' dan 'Kembalikan militer ke barak'.

Aksi kemudian memanas setelah buka puasa sekitar pukul 18.15 WIB. Mereka mulai membakar beberapa barang di depan gerbang DPRD, mulai ban bekas, hingga seragam tentara.

Sekelompok orang yang belum teridentifikasi sebagai massa aksi kemudian melempar petasan dan molotov ke teras Gedung DPRD lantai satu serta dua. Api lantas langsung dipadamkan petugas pemadaman kebakaran yang sudah berjaga.

Belum ada keterangan dari pihak resmi siapa yang memulai pembakaran tersebut. Selain itu juga belum diketahui apakah sekelompok orang yang melempari molotov, batu dan kembang api itu adalah bagian dari massa aksi atau bukan.

Wakil Ketua DPRD Kota Malang Rimzah menyatakan, bangunan yang terbakar ialah sebuah pos di sisi timur Gedung DPRD. Sementara api yang di teras dan lobi gedung utama berhasil dipadamkan.

Ia pun menyayangkan aksi pembakaran itu. Padahal menurutnya, anggota DPRD Malang siap untuk menemui massa aksi untuk audiensi.

(frd/dal)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |