Majukan Perikanan Budidaya Air Tawar, KKP Salurkan 21 Benih dan Indukan Ikan Ke Sulawesi Utara

2 days ago 11

(Beritadaerah – Jakarta) Dalam upaya memperkuat sektor perikanan budidaya air tawar sebagai salah satu pilar ketahanan pangan nasional, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menyalurkan bantuan luar biasa ke Provinsi Sulawesi Utara. Sebanyak 21 juta ekor benih ikan dan 46 ribu ekor calon induk ikan unggul telah didistribusikan kepada kelompok-kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) di berbagai wilayah sejak tahun 2020 hingga 2024.

Wilayah penerima mencakup sentra-sentra budidaya seperti Kabupaten Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa Selatan, Kota Manado, dan Kota Tomohon — yang kini mulai memperlihatkan geliat baru dalam produksi perikanan berkelanjutan.

“Bantuan ini bukan hanya soal kuantitas, tetapi juga kualitas. Indukan dan benih yang kami distribusikan telah melalui proses yang sesuai standar Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), serta memiliki sistem ketelusuran (traceability) yang jelas,” ujar Dirjen Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu, di Jakarta.

Dari Tatelu untuk Sulawesi Utara

Seluruh bantuan benih dan indukan ikan ini merupakan hasil produksi dari Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tatelu, lembaga teknis milik KKP yang telah menjadi pionir dalam produksi benih ikan unggul di Indonesia Timur.

Bukan tanpa hasil. Tingkat kelangsungan hidup (survival rate) benih ikan nila hasil BPBAT Tatelu tercatat mencapai 80% — angka yang sangat kompetitif bahkan untuk standar industri. Selain itu, calon indukan yang dibagikan mampu meningkatkan produktivitas benih hingga 50% lebih tinggi dibanding sebelumnya.

“Kami melihat langsung bagaimana benih-benih dari BPBAT Tatelu tumbuh cepat, tahan penyakit, dan beradaptasi baik dengan lingkungan. Ini adalah bentuk nyata inovasi perikanan yang berdampak langsung di lapangan,” ujar salah satu ketua pokdakan dari Minahasa.

Pendekatan Terpadu: Dari Benih hingga Teknologi

Tak berhenti di benih dan indukan, KKP juga mendorong transformasi teknologi di sektor budidaya. Sejak 2020, telah disalurkan pula:

  • 46 paket sistem budidaya bioflok,
  • 1 paket Unit Pembenihan Rakyat (UPR),
  • 501 paket mesin dan bahan baku pakan ikan mandiri, serta
  • 5 unit alat berat excavator untuk mendukung konstruksi kolam budidaya di kawasan terpencil.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menekankan bahwa budidaya air tawar tidak hanya memiliki potensi ekonomi, tetapi juga menjadi solusi untuk menjaga stabilitas pangan nasional dalam jangka panjang.

“Budidaya air tawar bisa menjadi game changer dalam peta ketahanan pangan nasional. Kami akan terus perkuat ekosistemnya, mulai dari benih berkualitas, teknologi tepat guna, hingga akses pasar yang terbuka,” jelas Menteri Trenggono dalam pernyataannya.

Sinergi Pusat dan Daerah Kunci Keberhasilan

Namun, Dirjen Tb Haeru Rahayu mengingatkan bahwa agar bantuan ini bisa berdampak optimal dan berkelanjutan, diperlukan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah. Pendampingan teknis, pelatihan berkelanjutan, serta pengawasan di lapangan menjadi elemen penting agar transformasi ini benar-benar dirasakan oleh pembudidaya kecil.

“Benih unggul tanpa dukungan ekosistem yang sehat hanya akan menjadi potensi yang terpendam. Maka dari itu, sinergi dan pemahaman bersama antara pusat dan daerah sangat vital,” tegasnya.

Dengan langkah konkret seperti ini, sektor perikanan budidaya air tawar di Sulawesi Utara semakin siap untuk tumbuh sebagai salah satu motor penggerak ekonomi lokal — dan menjadi contoh pengelolaan sumber daya perikanan berbasis inovasi dan keberlanjutan.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |