TEMPO.CO, Jakarta - Kehidupan manusia selalu berkembang dari masa ke masa dengan melakukan revolusi. Manusia pertama kali berevolusi di Afrika timur sekitar 2,5 juta tahun yang lalu, kemudian melakukan perjalanan ke Afrika bagian utara, Eropa, hingga Asia, serta bermukim di wilayah-wilayah tersebut di seluruh dunia.
Melansir ejournal.uin-suka.ac.id, para peneliti percaya bahwa produk revolusi pada manusia, salah satunya kemampuan kognitif yang berguna untuk menyebarkan informasi, termasuk mengembangkan sejarah. Lantas, manusia dalam sejarah diposisikan sebagai apa?
Posisi Manusia dalam Sejarah
Menurut Modul Pembelajaran SMA Sejarah Kelas X karya Edi Sukmadi (2020), manusia dalam sejarah dapat mencakup sebagai subjek dan objek sekaligus. Sebagai subjek sejarah, manusia mempunyai peran aktif dalam membentuk arah dan perkembangan peristiwa.
Manusia sebagai subjek sejarah berarti dirinya mampu mengambil keputusan yang mengubah jalannya sejarah. Ketika menjadi subjek sejarah, manusia dianggap sebagai aktor utama dalam narasi-narasi besar sejarah. Pada tahap tersebut, manusia berkonsentrasi pada tindakan, ide, dan perjuangannya yang membawa dampak.
Sementara manusia sebagai objek sejarah lebih menjadi titik fokus dari kajian atas peristiwa yang sudah terjadi. Manusia diperlakukan sebagai bahan kajian untuk memahami peristiwa di masa lalu. Pada tahap tersebut, manusia dilihat dari sisi reaksi terhadap perubahan yang terjadi di luar kendalinya.
Dengan kata lain, manusia sebagai subjek sejarah diberi peran dalam menulis kisah hidupnya sendiri. Sementara sebagai objek sejarah, manusia hanya ditempatkan sebagai sosok yang pasif dan kisahnya ditulis oleh orang lain, serta bertindak sebagai sumber data yang dianalisis untuk memahami peristiwa tertentu.
Unsur-Unsur Sejarah
Berdasarkan Modul Pembelajaran SMA Sejarah Kelas X karya Luluk Masruroh (2020), manusia, ruang, dan waktu adalah kesatuan unsur penting dalam sejarah. Manusia melakukan interaksi dalam ruang dan waktu untuk saling menghargai perbedaan, memahami karakter, dan hidup saling berdampingan.
Berikut konsep manusia, ruang, dan waktu dalam sejarah:
Manusia
Dalam ilmu sejarah, manusia dibahas dalam hal yang berkaitan dengan kegiatannya di masyarakat atau bangsa. Namun, bukan berarti sejarah membahas seluruh aktivitas manusia, tetapi misalnya mengkaji kreativitasnya di masa lampau, seperti cara berburu di zaman batu.
Manusia dan sejarah tidak dapat dipisahkan. Apabila manusia dipisahkan dari sejarah, maka bukan dianggap sebagai manusia lagi, tetapi makhluk biasa seperti hewan.
Ruang
Konsep ruang dalam sejarah merujuk pada tempat terjadinya peristiwa atau dengan kata lain sebagai aspek geografisnya. Unsur ruang tersebut akan menjadikan pemahaman manusia terhadap sejarah lebih nyata, misalnya reformasi Indonesia di Gedung DPR RI, Jakarta.
Ketika mempelajari sejarah menggunakan konsep ruang, maka seseorang bisa menganalisis dan membandingkan pola kehidupan di berbagai daerah, termasuk pola pikir dan perilaku masyarakat lokal.
Waktu
Menurut Kuntowijoyo, unsur waktu dalam sejarah mencakup empat hal, meliputi perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan perubahan. Dalam perkembangan, sejarah akan melihat dan mencatat peristiwa, sedangkan kesinambungan berarti melahirkan kondisi baru tetapi tetap diwariskan ke generasi seterusnya.
Kemudian, pengulangan maksudnya terjadinya kembali peristiwa masa lampau di masa sekarang. Sementara perubahan terjadi karena praktik lama dianggap sudah tidak lagi memadai untuk menunjang kehidupan.