“Jawa Tengah luar biasa. Potensinyaya di bidang pariwisata, tapi juga sektor-sektor lain yang sangat menjanjikan. Saya percaya Gubernur Ahmad Luthfi dan seluruh jajarannya telah menyiapkan ekosistem investasi yang matang,” ujar Mendag Budi di hadapan lebih dari 100 investor dari Malaysia, China, Hongkong, Singapura, hingga tuan rumah Indonesia.
(Beritadaerah – Jawa Tengah) Di tengah dinamika investasi global yang terus bergerak mencari wilayah dengan potensi maksimal dan risiko minimal, Jawa Tengah tampil sebagai magnet baru. Dalam forum bergengsi Indonesia Investment Summit yang digelar di Swissôtel Jakarta PIK Avenue, Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso, menyebut langsung Jawa Tengah sebagai daerah yang siap menampung arus investasi lintas sektor.
“Jawa Tengah luar biasa. Potensinyaya di bidang pariwisata, tapi juga sektor-sektor lain yang sangat menjanjikan. Saya percaya Gubernur Ahmad Luthfi dan seluruh jajarannya telah menyiapkan ekosistem investasi yang matang,” ujar Mendag Budi di hadapan lebih dari 100 investor dari Malaysia, China, Hongkong, Singapura, hingga tuan rumah Indonesia.
Pernyataan tersebut tidak hadir tanpa alasan. Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, tampil memukau saat menyampaikan presentasi strategisnya. Mantan Kapolda Jateng itu memb tidak hanongkar peta kekuatan provinsi yang ia pimpin—bukan hanya dari sisi geografis dan sumber daya, tetapi juga dari kepastian hukum, kemudahan perizinan, hingga iklim usaha yang aman dan kondusif.
“Di Jawa Tengah, tidak ada premanisme. Investor bisa berusaha tanpa rasa khawatir. Kami juga menjamin proses perizinan dilakukan secara online, transparan, dan efisien. SDM kami terlatih, profesional, dan upahnya kompetitif,” tegas Luthfi dengan percaya diri.
Jawa Tengah: Lebih dari Sekadar Destinasi Wisata
Tak hanya memamerkan destinasi andalan seperti Pantai Karimunjawa yang kini masuk radar pariwisata internasional, Luthfi juga menyodorkan data konkret soal kawasan industri siap bangun, potensi agribisnis, hingga agenda pembangunan jangka menengah yang fokus pada infrastruktur (2025) dan kemandirian pangan (2026).
“Investor tak hanya beli masa depan. Di Jawa Tengah, mereka membeli stabilitas, kepastian, dan pertumbuhan jangka panjang,” tandasnya.
Menariknya, Luthfi tidak datang sendiri. Ia membawa kekuatan kolektif dari bawah: sejumlah kepala daerah turut mendampingi, memperlihatkan wajah kolaboratif pemerintahan di Jateng. Di antara yang hadir, Bupati Blora Arief Rohman, Bupati Pati Sudewo, dan Bupati Brebes Paramitha Widya Kusuma. Turut mendampingi pula Kepala DPMPTSP Jateng, Sakina Rosellasari, serta Ketua Kadin Jateng.
Kehadiran langsung para pemangku kepentingan ini menjadi pesan tersendiri: bahwa Jawa Tengah tidak hanya siap dalam rencana, tetapi juga hadir dalam aksi nyata.
Jateng Menuju Babak Baru
Dengan infrastruktur yang terus berkembang, dukungan kebijakan yang solid, dan kepemimpinan yang tangkas dalam membangun kepercayaan, Jawa Tengah perlahan namun pasti menempatkan dirinya di peta investasi Asia Tenggara.
Bukan tak mungkin, beberapa tahun ke depan, provinsi ini bukan sekadar menjadi alternatif Jakarta atau Jawa Barat, melainkan pemain utama dalam peta pertumbuhan ekonomi nasional—dan regional.