Mengenang Kapal KMP II Tampomas Karam 44 Tahun Lalu, Ebiet G Ade dan Iwan Fals Pernih Bikin Lagunya

2 hours ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Empat puluempat tahun tragedi karamnya KMP Tampomas II di Laut Jawa. Tragedi dimulai ketika penumpang melihat asap tebal dari bagian belakang kapal milik PT Pelni itu. Itu terjadi sekitar pukul 22.15, Ahad, 25 Januari 1981.

Kapal pertama yang menjadi saksi kebakaran Tampomas II adalah KM Sangihe yang berlayar dari Ujungpandang menuju Surabaya. Awak Sangihelah yang kemudian menyebarkan kabar kebakaran Tampomas lewat komunikasi radio. Namun, sial, mesin Sangihe juga ”sakit” sehingga tidak bisa banyak bermanuver mendekati Tampomas untuk menyelamatkan penumpang. Kapal kedua, KM Ilmamui, baru datang sehari setelah api tepercik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tampomas akhirnya karam pada Selasa, 27 Januari 1981 pukul 12.30 dekat Kepulauan Masalembo, perairan Laut Jawa. Dari sekitar 1.054 penumpang, diperkirakan 431 orang tewas.

Musisi Ebiet G Ade dan Iwan Fals menanamkan bait-bait lirik untuk mengenang peristiwa tersebut. Ebiet menciptakan lagu berjudul Sebuah Tragedi 1981, sementara Iwan Fals menciptakan lagu dengan judul Celoteh Camar Tolol dan Cemar dengan lirik yang mendalam.

Dilansir dari kanal YouTube Ebiet G Ade Musica Official, berikut selengkapnya lirik lagu Ebiet G Ade berjudul Sebuah Tragedi 1981 yang dirilis pada 12 Januari 2007.

Dia nampak tegah berdiri, gagah perkasa
Berteriak tegas dan lantang, ia nahkoda
Sebentar gelap hendak turun
Asap tebal rapat mengurung

Jeritan yang panjang, rintihan yang dalam
Derak yang terbakar, dia tak diam

Du du du du du du du du du du du du

Dia nampak sigap bergerak di balik api
Seperti ada yang berbisik, ia tersenyum

Bila bersandar kepada-Nya
Terasa ada tangan yang terulur
Bibirnya yang kering serentak membasah
Tangannya yang jantan tak kenal diam

Bertanya kepada-Nya, "Mesti apalagi?"
Semua telah dikerjakan tak ada yang tertinggal
Geladak makin terbenam, ho harapan belum pudar
Masih ada yang ditunggu mukjizat dari-Nya

Atau bila segalanya harus selesai
Pasrah terserah kepada-Nya

Dia nampak duduk terpekur tengah berdoa
Ia hadirkan semua putranya, ia pamitan

Tanggung jawab yang ia junjung dan rasa kemanusiaan
Ia telah bersumpah selamatkan semua
Ia rela berkorban jiwa dan raga

Du du du du du du du du du du du du

Di tengah badai pusaran air tegak bendera
Ia telah gugur begitu jantan, ia pahlawan

Pengorbanannya patut dikenang, jasa-jasanya pantas dicatat
Taburkanlah kembang di atas kuburnya
Berbelasungkawa bagi pahlawan

Berikut lirik lagu Iwan Fals Celoteh Camar dan Cemar yang dirilis pada 1983 dilansir dari kanal YouTube Iwan Fals Musica Studio

Api menjalar dari sebuah kapal
Jerit ketakutan
Keras melebihi gemuruh gelombang yang datang

Sejuta lumba-lumba mengawasi cemas
Risau camar membawa kabar tampomas terbakar
Risau camar memberi salam
Tampomas Dua tenggelam

Asap kematian dan bau daging terbakar
Terus menggelepar dalam ingatan

Hatiku rasa bukan takdir Tuhan
Karena aku yakin itu tak mungkin

Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa

Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia

Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa

Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia

Bukan, bukan itu aku rasa kita pun tahu
Petaka terjadi karena salah kita sendiri

Datangnya pertolongan yang sangat diharapkan
Bagai rindukan bulan lamban engkau pahlawan

Celoteh Sang Camar

Bermacam alasan tak mau kami dengar
Di pelupuk mata hanya terlihat
Jilat api dan jerit penumpang kapal

Tampomas sebuah kapal bekas
Tampomas terbakar di laut lepas

Tampomas tuh penumpang terjun bebas
Tampomas beli lewat jalur culas

Tampomas hati siapa yang tak panas
Tampomas (Tampomas, Tampomas)

Tampomas kasus ini wajib tuntas
Tampomas koran-koran seperti amblas

Tampomas pahlawanmu kurang tangkas
Tampomas cukup tamat bilang nahas

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |