Menhub Klaim Angkutan Nataru Terselenggara Aman dan Selamat, Bagaimana Faktanya?

1 day ago 7

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengklaim penyelenggaraan Angkutan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 atau Nataru pada 18 Desember 2024 hingga 5 Januari 2024 berlangsung baik. Dalam periode tersebut, tercatat pergerakan masyarakat yang melakukan perjalanan intrans dan antarprovinsi sebanyak 94,67 juta orang. 

“Secara umum, penyelenggaraan Nataru 2024/2025 berjalan dengan lancar, aman dan selamat,” kata Dudy dalam penutupan Posko Angkutan Nataru, Senin, 6 Januari 2025, yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Kementerian Perhubungan.

Dudy mengatakan terjadi penurunan jumlah kecelakaan sebesar 13,96 persen. Sebelumnya, pada Nataru tahun sebelumnya, terjadi kecelakaan sebanyak 3.991 kasus. Sementara tahun ini, sebagaimana data Integrated Road Safety Management System Korlantas Polri, tercatat sebanyak 3.434 kecelakaan.  

Lantas, apakah penyelenggaraan Angkutan Nataru 2024/2025 berjalan lancar, aman, dan selamat, sebagaimana klaim Menhub?

Faktanya, kecelakaan lalu lintas yang menimbulkan korban jiwa terjadi selama periode Angkutan Nataru kali ini. Beberapa yang menjadi sorotan adalah kecelakaan yang melibatkan truk dan bus di jalan tol.

Salah satunya, kecelakaan truk pengangkut pakan ternak yang di Tol Pandaan Malang pada 23 Desember 2024. Peristiwa pada H-2 Natal itu terjadi lantaran truk yang mengalami overheat berhenti di bahu jalan tol. Namun, karena ganjalan ban belakang tidak sempurna, truk bergerak mundur dan menabrak bus yang melaju dari arah belakang. Empat orang dilaporkan meninggal dalam insiden tersebut.

Selang tiga hari, kecelakaan truk dan bus kembali terjadi. Kali ini, terjadi di KM 800+000 Tol Cipularang arah Jakarta pada Kamis dini hari, 26 Desember 2024. Dua orang dilaporkan meninggal dalam kecelakaan yang terjadi pukul 01.35. Kecelakaan juga terjadi lagi di Tol Cipularang pada  pukul 02.50.  Peristiwa yang melibatkan bus angkutan itu terjadi KM 92+400 arah Jakarta.

Kecelakaan di tol lagi-lagi terjadi pada hari terakhir periode Angkutan Nataru, yakni pada Minggu, 5 Januari 2025. Insiden ini terjadi di KM 97+200 ruas Tol Cipularang arah Bandung. Kecelakaan terjadi beruntun, melibatkan truk, satu bus, satu angkutan travel, dan dua minibus atau kendaraan pribadi.

Dalam keterangan Jasamarga Metropolitan Tollroad, kecelakaan tersebut diduga terjadi lantaran truk tidak menanjak dan melaju mundur, sehingga menghantam kendaraan lainnya. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun beberapa orang dilaporkan mengalami luka-luka.

Penyebab Kecelakaan

Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan truk menduduki peringkat kedua penyebab kecelakaan lalu lintas. Rendahnya kompetensi pengemudi serta kondisi kendaraan yang kurang terawat disinyalir menjadi penyebab. Persoalan lainnya, pengawasan pemerintah terhadap operasional angkutan barang yang belum maksimal. Indikasinya, masih banyak truk dengan muatan  berlebih atau over dimension over load (ODOL) yang beroperassi di jalanan.

Oleh sebab itu, menurut Djoko, kecelakaan yang melibatkan truk di jalan tol terus terjadi karena tidak ada upaya penanganan dari pemerintah. “Selama tidak ditangani sungguh-sungguh, kecelakaan serupa akan terus terjadi. Tinggal kapan dan di lokasi tol mana terjadi,” kata Djoko melalui keterangan tertulis, Ahad, 5 Januari 2025.

Ia pun meminta pemerintah bertindak secara tegas dan terencana. Artinya, tidak hanya bertindak secara reaktif ketika terjadi peristiwa. “Jangan berteriak ketika ada masalah, lupa saat masalah lewat, lalu kembali teriak saat muncul masalah lagi,” kata Djoko. “Pemerintah harus bertanggung jawab.”

Selain faktor kendaraan, berdasarkan catatan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), kecelakaan sering disebabkan human eror yang umumnya terjadi karena faktor kelelahan. Karena itu, Ketua Subkomite Lalu Lintas Angkutan Jalan KNKT Ahmad Wildan mendorong agar BPJS Kesehatan bisa memfasilitasi pengemudi untuk medical check up (MCU).

Ia berujar, perusahaan yang saat ini sudah rutin melakukan MCU baru badan usaha milik negara PT Pertamina dan badan usaha milik daerah Transjakarta.  “Kami sarankan semua perusahaan melakukan (MCU)” ujarnya dalam konferensi pers Capaian Kinerja KNKT 2024 di Auditoriu KNKT, Selasa, 17 Desember 2024.

Pilihan Editor: Penurunan Tarif Tiket Pesawat Nataru Dikritik, Tak Layak Dilanjutkan untuk Libur Lebaran 2025

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |