TEMPO.CO, Jakarta - Pencoblosan pemilihan kepala daerah atau Pilkada Jakarta 2024 tinggal menghitung hari. Masyarakat Jakarta akan mencoblos pada Rabu, 27 November 2024. Mungkinkah Pilkada Jakarta 2024 hanya berlangsung satu putaran?
Adapun syarat kemenangan di Pilkada Jakarta diatur secara khusus dalam Undang-Undang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang kemudian diperkuat dengan Undang-Undang Provinsi Daerah Khusus Jakarta.
Pasal 10 ayat 2 Undang-Undang Provinsi Daerah Khusus Jakarta mengatur bahwa pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur yang memperoleh suara lebih dari 50 persen ditetapkan sebagai gubernur dan wakil gubernur terpilih.
Pasal 10 ayat 3 undang-undang ini mengatur bahwa jika tidak ada paslon yang memperoleh suara lebih dari 50 persen, dilakukan pemilihan gubernur putaran kedua yang diikuti oleh dua paslon peraih suara terbanyak satu dan dua. Peraih suara terbanyak di putaran kedua ditetapkan sebagai gubernur dan wakil gubernur terpilih.
Hasil lembaga survei
Mengacu pada hasil lembaga survei, menunjukkan adanya persaingan ketat antarpaslon yang berlaga dalam perhelatan Pilkada Jakarta 2024.
Survei Indopolling Research and Consulting, misalnya, menyebutkan, hasil simulasi pilihan paslon secara tertutup tanpa kartu bantu menunjukkan, responden Jakarta lebih banyak memilih paslon Pramono Anung-Rano Karno dengan elektabilitas 47,3 persen, paslon Ridwan Kamil-Suswono memperoleh dukungan 39,4 persen, dan pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana memperoleh 3,8 persen.
Adapun simulasi menggunakan kertas suara, pasangan Pramono-Rano meraih elektabilitas 48,4 persen. Disusul paslon nomor urut 1 Ridwan-Suswono sebesar 38,4 persen dan paslon nomor urut 2 Dharma-Kun sebesar 4.0 persen.
"Jarak elektoral pasangan calon 1 dan 3 memperlihatkan selisih signifikan sebesar 10 persen, atau lebih dari dua kali margin of error," tutur Direktur Riset Indopolling, Dewi Arum Nawang Wungu.
Dewi menjelaskan, survei dilakukan pada 8 sampai 15 November 2024. Survei melibatkan 880 responden yang dipilih menggunakan metodologi multistage randon sampling, yang memastikan representasi yang berimbang di berbagai wilayah Daerah Khusus Jakarta.
Margin of error sekitar 3.3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Hasil survei ini memberikan gambaran tentang preferensi dan perilaku politik masyarakat di Jakarta menjelang Pilkada 2024.
Sebelumnya, hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menunjukkan elektabilitas Pramono-Rano menyalip Ridwan-Suswono dan Dharma-Kun Wardana. Pramono-Rano mendapatkan 46 persen, disusul Ridwan-Suswono sebesar 39,1 persen, dan Dharma-Kun 5,1 persen.
Survei SMRC ini digelar pada 31 Oktober-9 November 2024. Survei dilakukan dengan melibatkan 1.210 warga Jakarta yang sudah berumur 17 tahun atau lebih atau sudah menikah. Responden terpilih diwawancarai melalui tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Margin of error survei diperkirakan sebesar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sementara itu, hasil Survei Litbang Kompas Pilkada Jakarta 2024 juga menunjukkan persaingan ketat Pramono-Rano dan Ridwan-Suswono. Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Pramono-Rano bersaing ketat dengan 38,3 persen. Disusul Ridwan-Suswono dengan elektabilitas 34,6 persen. Sedangkan Dharma-Kun berjarak cukup jauh dengan elektabilitas 3,3 persen.
Survei tersebut dilakukan pada 20-25 Oktober 2024 atau sebulan sebelum pemungutan suara pilkada pada 27 November 2024. Sebanyak 1.200 responden warga Jakarta berusia 17 tahun atau sudah menikah terlibat dalam survei ini. Para responden tersebut dipilih menggunakan metode multistage random sampling.
Kemudian, survei dilakukan dengan metode wawancara tatap muka, toleransi kesalahan atau margin of error survei sebesar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Dari ketiga lembaga survei tersebut, tidak ada data yang menunjukkan jika salah satu paslon yang meraih lebih dari 50 persen.
Berpotensi dua putaran
Hal ini ditegaskan oleh lembaga survei Indikator Politik Indonesia yang menyebut Pilkada Jakarta berpotensi berlangsung dua putaran.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, tingkat keterpilihan antarpaslon masih teramat kompetitif jelang dihelatnya pemungutan suara pada 27, November 2024.
Misalnya, kata Burhan, tingkat keterpilihan pasangan Ridwan-Suswono dan Pramono-Rano terpaut tidak terlalu jauh dari margin of error survei, sehingga amat memungkinkan terjadinya perubahan.
"Kalau terbagi secara proporsional seperti tren yang kami tangkap dalam dua survei terakhir yang kami rilis, kemungkinan akan terjadi dua putaran," kata Burhan di Jakarta, Jumat, 22 November 2024.
Sigi Indikator Politik Indonesia pada simulasi surat suara bagi tiga paslon, pasangan Pramono-Rano menjadi pasangan yang paling unggul dalam segi elektabilitas, yaitu dengan torehan 42,9 persen.
Di urutan kedua, pasangan Ridwan-Suswono mengejar dengan perolehan elektabilitas 39,2 persen dan pasangan Dharma-Kun di urutan terakhir dengan torehan 5,1 persen.
Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan pada 30 Oktober-8 November 2024 dengan menggunakan metode penarikan sampel multistage random sampling terhadap 1.600 responden.
Survei ini memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar 2,5 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Burhan menjelaskan, dukungan bagi Pramono-Rano dan Ridwan-Suswono sangat kompetitif di sebagian besar segmen demografi warga. Akan tetapi, Pramono-Rano lebih unggul lantaran lebih mampu menjangkau pemilih melalui berbagai kegiatan sosialisasi, seperti pertemuan tatap muka; atribut luar ruang; kunjungan simpatisan dan kegiatan sosial.
"Sementara Ridwan-Suswono unggul melalui media sosial, terutama Instagram," kata dia.
Di sisi lain, kata Burhan, jumlah massa mengambang atau swing voters juga terbilang cukup besar, yaitu 12 persen. Menurut dia, swing voters akan cukup berpengaruh terhadap perolehan suara apalagi jumlahnya mengisi seperempat dari responden.
HENDRIK YAPUTRA | ALIF ILHAM FAJRIADI | ANDI ADAM FATURAHMAN