Pemerintah Dukung Industri Tekstil dan Pakaian Jadi agar Bangkit Kembali

1 day ago 10

(Beritadaerah – Jakarta) Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk membangkitkan kembali industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia. Pemerintah tidak akan membiarkan industri ini menghadapi masalah sendirian. Pemerintah dan pelaku industri akan bekerja sama menghadapi tantangan, baik dari kondisi ekonomi global maupun dari masuknya barang impor di pasar dalam negeri.

“Pemerintah hadir dan tidak akan membiarkan industri TPT berjuang sendiri. Kami bekerja sama dengan pelaku usaha untuk mencari solusi atas berbagai masalah di lapangan,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, saat mengunjungi pameran Inatex – Indo Intertex 2025 di Jakarta, Kamis (17/4).

Untuk mendukung pertumbuhan industri TPT, pemerintah sudah menyiapkan berbagai bantuan, seperti pembiayaan, pelatihan tenaga kerja, pengawasan impor, serta kebijakan pengendalian produk asing.

“Pasar dalam negeri kita besar, dengan hampir 300 juta penduduk dan kebutuhan sandang yang tinggi. Melindungi industri TPT berarti juga melindungi jutaan pekerja di sektor ini. Karena itu, kami memberikan berbagai insentif agar industri ini bisa terus berjalan,” jelas Agus.

Industri TPT sangat penting karena menyerap banyak tenaga kerja dan punya potensi besar untuk ekspor. Pemerintah terus mendorong pengembangan industri ini dalam jangka panjang, sesuai dengan rencana pembangunan industri nasional dan program Making Indonesia 4.0.

Dalam kunjungannya ke pameran, Menteri Agus juga berdialog langsung dengan pelaku industri tekstil dan garmen. Banyak pelaku usaha mengeluhkan banyaknya pakaian impor yang masuk ke Indonesia, yang membuat produk lokal semakin sulit bersaing.

Sebagian besar pakaian impor ini datang dari negara yang terdampak perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Barang-barang itu kemudian dijual ke negara-negara berkembang seperti Indonesia. Bahkan, ada dugaan bahwa beberapa barang memakai cara curang dengan memalsukan negara asalnya untuk menghindari bea masuk (praktik ini disebut transshipment).

Menanggapi hal ini, Menteri Agus menegaskan bahwa impor yang tidak sehat seperti ini harus diawasi ketat dan ditindak tegas. Salah satu langkahnya adalah memperketat penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) untuk mencegah pemalsuan dokumen.

Ia juga menekankan pentingnya peran industri TPT dalam ekonomi Indonesia, terutama untuk ekspor dan penyerapan tenaga kerja. “Kami berharap industri tekstil tetap bertahan dan bahkan bisa tumbuh di tengah tantangan global. Ini penting untuk menambah devisa negara dan menciptakan lapangan kerja, khususnya bagi generasi muda kita,” ujarnya.

Industri TPT Indonesia sendiri menunjukkan hasil yang cukup baik. Sepanjang tahun 2024, ekspor TPT mencapai 11,96 miliar dolar AS, atau sekitar 6 persen dari total ekspor industri manufaktur nasional. Ekspornya tumbuh 2,67 persen, sementara impor turun 6,2 persen, yang membuat neraca perdagangan meningkat hampir 21 persen.

Sampai Agustus 2024, industri TPT juga telah menyerap hampir 4 juta tenaga kerja, atau hampir 20 persen dari total tenaga kerja industri manufaktur. Pertumbuhan sektor ini juga tercatat positif, dengan peningkatan PDB sebesar 4,26 persen dibanding tahun sebelumnya.

Dari sisi investasi, selama 2019 hingga kuartal ketiga 2024, tercatat ada investasi dalam negeri sebesar Rp24,44 triliun dan investasi asing sebesar 2,59 miliar dolar AS, yang mencakup hampir 18.500 proyek. Meskipun sebagian besar investasi masuk ke industri tekstil, sektor pakaian jadi ternyata menyerap lebih banyak tenaga kerja.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |