Pengertian Paragraf, Tanda, Jenis, dan Syarat Pembentukannya

1 day ago 8

TEMPO.CO, JAKARTA - Paragraf adalah kumpulan kalimat yang saling berkaitan dan berfokus pada satu ide pokok tertentu. Oleh sebab itu, paragraf sering disebut sebagai bentuk karangan singkat karena membahas satu topik utama.

Meskipun begitu, paragraf tetap merupakan unit terkecil dalam suatu teks atau karya tulis. Sebagai komponennya, paragraf berisi gagasan utama yang didukung oleh kalimat-kalimat penjelas yang saling terhubung untuk memperkuat ide yang disampaikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lantas, apa sebenarnya paragraf itu? Simak rangkuman informasi selengkapnya mengenai pengertian paragraf, jenis, tanda, dan syarat pembentukannya berikut ini.

Definisi Paragraf

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru. 

Paragraf juga diartikan sebagai alinea, yakni bagian wacana yang mengungkapkan satu pikiran yang lengkap atau satu tema yang dalam ragam tulis ditandai oleh baris pertama yang menjorok ke dalam atau jarak spasi yang lebih.

Dikutip dari laman MKWK Universitas Indraprasta, Conelly (2013) menjabarkan paragraf adalah kumpulan kalimat-kalimat yang saling berhubungan, yang mengungkapkan suatu gagasan pokok. 

Melansir dari dokumen yang dirilis laman LMS Spada Kemdikbud, paragraf adalah suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih luas daripada kalimat. paragraf merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk menjelaskan sebuah pikiran utama. 

Melalui paragraf itu, gagasan menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan yang tujuannya untuk menonjolkan pikiran utama tadi secara lebih jelas. Setiap paragraf hanya boleh mengandung satu pikiran utama atau gagasan utama

Tanda Paragraf

Ciri atau tanda dari sebuah paragraf dapat dikenali dari awal baris yang menjorok ke dalam sekitar lima ketukan dari batas kiri tulisan. Hal ini disebut juga sebagai paragraf tekuk

Selain itu, paragraf juga dapat ditandai dengan memberikan jarak lebih renggang antara paragraf sebelumnya dan sesudahnya. Penandaan ini disebut paragraf lurus dan memudahkan pembaca untuk mengenali batas-batas setiap paragraf dengan jelas.

Jenis-Jenis Paragraf

Paragraf yang membangun suatu tulisan dapat dikelompokkan berdasarkan urutan, pola penalaran, dan gaya pengungkapan. Berikut jenis-jenis paragrafnya.

Berdasarkan urutan :

  1. Paragraf Pembuka: Berfungsi sebagai pengantar yang mengarahkan pembaca ke topik utama tulisan. Fungsinya adalah membangun minat agar pembaca ingin melanjutkan membaca.
  2. Paragraf Isi: Menjadi inti dari tulisan dengan menyampaikan gagasan utama secara rinci. Banyaknya paragraf isi bergantung pada jumlah informasi yang perlu disampaikan.
  3. Paragraf Penutup: Berfungsi menyimpulkan ide yang telah disampaikan sebelumnya. Tujuannya adalah meninggalkan kesan yang kuat di benak pembaca.

Berdasarkan gaya pengungkapan:

  1. Paragraf Narasi: Bertujuan menceritakan peristiwa atau kejadian secara runtut. Paragraf ini sering digunakan untuk menghidupkan cerita atau kronologi.
  2. Paragraf Deskripsi: Menggambarkan objek, tempat, atau keadaan secara detail dengan melibatkan indra pembaca. Tujuannya adalah agar pembaca seolah dapat melihat atau merasakan hal yang dijelaskan.
  3. Paragraf Eksposisi: Menyampaikan informasi faktual untuk memperluas wawasan pembaca. Gaya ini umum digunakan dalam tulisan ilmiah atau edukasi.
  4. Paragraf Persuasi: Bertujuan memengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu sesuai ajakan. Biasanya menggunakan kalimat persuasif untuk membangun keyakinan pembaca.
  5. Paragraf Argumentasi: Bertujuan membuktikan pendapat atau pandangan penulis dengan alasan dan bukti. Pembaca diyakinkan agar menerima ide atau argumen yang disampaikan.

Berdasarkan pola penalaran:

  1. Paragraf Deduktif: Gagasan utama berada di awal paragraf, kemudian dijelaskan oleh kalimat pendukung. Pola ini dimulai dari umum ke khusus.
  2. Paragraf Induktif: Gagasan utama terletak di akhir paragraf setelah kalimat penjelas. Informasi dimulai dari hal khusus menuju kesimpulan umum.
  3. Paragraf Deduktif-Induktif: Gagasan utama muncul di awal dan ditegaskan kembali di akhir paragraf. Paragraf ini menekankan ide pokok dengan jelas.
  4. Paragraf Ineratif: Kalimat utama terletak di tengah paragraf dan diapit oleh kalimat penjelas. Pola ini memberikan fokus khusus pada inti ide yang disampaikan.

Syarat Pembentukan Paragraf

Untuk membuat paragraf yang baik dan efektif, terdapat sejumlah syarat pembentukan paragraf yang harus dipenuhi. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Kesatuan atau Kohesi Paragraf 

Kesatuan pikiran dalam paragraf berarti adanya hubungan tentang masalah menjadi pikiran utama. Jadi, tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan pikiran utama tersebut. Penyimpangan uraian akan menyulitkan pembaca memahami maksud penulis.

Selain itu, tidak boleh ada dua gagasan utama dalam satu paragraf. Kesatuan paragraf akan terjadi jika semua informasi masih berfokus pada gagasan utama.

  1. Kepaduan atau Koherensi Paragraf 

Kepaduan adalah keserasian antarkalimat yang membangun paragraf. Kepaduan paragraf terjadi apabila hubungan timbal balik antar kalimat-kalimat yang membina paragraf itu baik. Pembaca dengan mudah dapat memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa merasa ada sesuatu yang menghambat atau yang memisahkan sebuah kalimat dari kalimat lainya.

Kepaduan dalam paragraf dapat dibangun dengan cara-cara tertentu melalui alat-alat kohesi. Di antaranya penggunaan bahasa berupa repetisi, penggunaan kata ganti, kata transisi, referensi, subtitusi, elipsis, sinonim, antonim, dan lain sebagainya.

  1. Kelengkapan dan Ketuntasan 

Suatu paragraf disebut lengkap jika informasi yang diperlukan untuk menjelaskan gagasan utama sudah tercakup. Sementara ketuntasan paragraf adalah tentang Kedalaman pembahasan sudah dirasa cukup terpenuhi sehingga memiliki simpulan yang tepat.

  1. Keruntutan 

Paragraf yang baik adalah paragraf yang dijelaskan secara urut tidak lompat-lompat sehingga membingungkan informasi yang ingin disampaikan. Paragraf dapat dimulai dengan urutan khusus-umum (induktif) atau dengan urutan umum-khusus (deduktif).

  1. Konsisten Sudut Pandang

Paragraf yang baik adalah paragraf yang memiliki kekonsistenan sudut pandang dari seorang penulis. Beberapa sudut pandang yang dapat digunakan adalah sudut pandang orang pertama (aku atau saya), sudut pandang orang ketiga (dia atau nama orang), sudut pandang pengamat serba tau (pengamat seolah-olah serba tau), dan sudut pandang campuran (campuran orang pertama dan ketiga.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |