TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid resmi melantik 21 pimpinan tinggi madya dan pimpinan tinggi pratama, serta staf khusus yang akan membantunya pada Senin, 13 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu nama menjadi perhatian dalam formasi pejabat Kementerian Komdigi itu adalah Rudi Sutanto atau Rudi Valinka, yang dikenal sebagai pendengung pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Rudi ditengarai mempunyai akun Twitter dengan nama Kurawa.
Rudi Valinka diangkat menjadi Staf Khusus Menteri Bidang Strategis Komunikasi. Dua mantan pendengung Presiden Jokowi mengonfirmasi kepada Tempo bahwa Rudi Sutanto adalah salah satu buzzer Jokowi.
Meutya mengatakan ia menunjuk Rudi Sutanto menjadi staf khusus menteri di Komdigi atas pertimbangan keahlian. Meutya menerima curriculum vitae yang menyebut bahwa Rudi merupakan ahli strategi komunikasi. Komdigi, kata dia, tidak hanya menerima ahli digital, tetapi juga ahli komunikasi.
“Karena expertise di bidang komunikasi. Kan tadi saya sudah jelaskan teman-teman,” ujar Meutya.
Menurut dokumen CV yang diduga milik Rudi Valinka, yang diterima Tempo, riwayat pendidikan yang bersangkutan menunjukkan bahwa ia bukan lulusan dari jurusan komunikasi. Dalam dokumen tersebut, Rudi tercatat sebagai alumni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STEI) Jakarta pada tahun 1998 dengan jurusan akuntansi.
Rudi Sutanto baru mengenyam pendidikan komunikasi saat menempuh magister. Berdasarkan pangkalan data pendidikan tinggi, tertulis ia baru masuk sebagai peserta didik baru pada 9 September 2024 di program studi Magister Ilmu Komunikasi di Institut Komunikasi dan Bisnis London School of Public Relations.
Dalam dokumen tersebut tertulis juga pengalaman Rudi yang bekerja sebagai Internal Audit Assistant Manager Staff di PT Astra Agro Lestari Tbk, perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit pada 1997 hingga 2000. Rudi mempunyai tanggung jawab untuk melakukan audit di lokasi perkebunan yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa, serta di 10 pabrik CPO yang juga berada di Sumatera dan Kalimantan.
Selanjutnya, pada tahun 2002, Rudi bergabung dengan PT Tri Usaha Bhakti (Truba Holding) di Jakarta sebagai Corporate Control Unit (SPI) Coordinator. Rudi mengelola 23 anak perusahaan di Jawa dan Kalimantan, termasuk PT Indotruba Tengah, Kartika Airlines, dan Truba Jurong. Tugasnya termasuk menyusun dan mengimplementasikan SOP serta melakukan program tinjauan manajemen.
Pada 2005, ia bergabung dengan PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk., sebuah perusahaan pelayaran kontainer, di Jakarta sebagai Kepala Audit Internal dan Manajer Operasional. Rudi berperan untuk mengawasi enam anak perusahaan dan beberapa cabang pelabuhan yaitu di Medan, Surabaya, Bitung, Makassar, Pontianak, dan Singapura.
Selain itu, ia juga menginspeksi konsumsi bahan bakar, pelumas, suku cadang untuk 24 kapal, serta kegiatan operasional pelabuhan dan stevedoring. Kemudian, Rudi bekerja di PT PBM Olah Jasa Andal yang merupakan bagian dari Tempuran Emas Group di Jakarta sebagai General Manager pada 2008.
Ia memimpin dua operator pelabuhan di Tanjung Priok Jakarta dan perusahaan stevedoring, bertanggung jawab atas pengelolaan dan operasional pelabuhan.
PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk. (kini dikenal sebagai PT Temas Tbk.), mengonfirmasi bahwa seorang bernama Rudi Sutanto pernah bekerja sebagai Manajer Operasional pada rentang waktu 2005 hingga 2012. Hal ini disampaikan oleh Leonny selaku HRD PT Temas Tbk.
Pada tahun 2014 hingga sekarang, tertulis Rudi menjadi Owner di PT Tangguh Bejo Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perbaikan dan pemeliharaan peralatan pelabuhan.
Tempo sudah mencoba menghubungi Meutya Hafid selaku Menteri Komdigi untuk mengonfirmasi apakah dokumen CV ini yang dijadikan sebagai rujukan untuk mengangkat Rudi Valinka sebagai Staf Khusus menteri. Namun, hingga berita ini ditulis, Meutya Hafid belum memberikan tanggapan.
Selain itu, Tempo juga berupaya mengonfirmasi kepada Rudi baik melalui WhatsApp, Instagram, X, dan Email. Namun hingga berita ini ditulis, Rudi jugu tidak merespons.
Sebagai informasi, Rudi Valinka dikenal sebagai pendengung kontroversial. Pada bio X miliknya, akun @kurawa tercatat bergabung ke Twitter sejak Juni 2009. Pengikutnya hingga 14 Januari 2025 pukul 05.30 WIB tercatat berjumlah sekitar 454 ribu pengikut.
Meski Rudi kerap memberikan pernyataan kontroversial di media sosial, Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid justru tak mengetahui latar belakang Rudi Sutanto alias Rudi Valinka, yang merupakan pendengung pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Ia diangkat menjadi Staf Khusus Menteri Bidang Strategis Komunikasi.
"Saya enggak tahu, saya juga enggak terlalu main Twitter," kata Meutya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin, 13 Januari 2025. Tempo juga masih berupaya untuk mengkonfirmasi tempat Rudi menempuh pendidikan magister di London School of Public Relations.
Eka Yudha Saputra berkontribusi dalam tulisan ini.