Said Didu Sebut Ada Tekanan terhadap Prof. Sofian Effendi usai Singgung Ijazah Jokowi

2 months ago 39
M Said Didu | Instagram

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, mengaku telah memprediksi bahwa Prof. Dr. Sofian Effendi akan menghadapi tekanan setelah pernyataannya soal keaslian ijazah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) viral di media sosial.

Melalui akun pribadinya di platform X, Said mengungkap bahwa dirinya telah menduga akan ada konsekuensi yang dialami oleh mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut. Ia bahkan menyebut ada upaya pembungkaman terhadap Prof. Sofian setelah video percakapan daringnya tersebar luas dan menjadi bahan polemik publik.

“Sepertinya sesuai prediksi saya tadi pagi. Tunggu perkembangan berikutnya,” tulis Said, Kamis (17/7/2025).

Said Didu mengklaim telah menerima informasi penting terkait alasan Prof. Sofian kemudian menarik semua pernyataannya. Meski begitu, ia menolak membeberkan detailnya saat ini. Ia hanya menyebut bahwa waktunya akan tiba untuk membuka semua fakta yang ada.

Dalam unggahannya, Said juga menyuarakan keprihatinan atas tekanan yang disebut dialami oleh Prof. Sofian, dan meminta masyarakat di Yogyakarta ikut menjaga sang profesor. “Mohon teman-teman di Jogja menjaga beliau dan kita semua berikan dukungan,” tulisnya.

Isu ini bermula dari beredarnya video diskusi daring antara Prof. Sofian dan sejumlah alumni UGM yang kemudian dipublikasikan di kanal YouTube. Tayangan tersebut disunting dengan judul yang mengesankan seolah Prof. Sofian membongkar fakta mengenai dugaan ijazah palsu Jokowi.

Menanggapi situasi yang berkembang, Prof. Sofian langsung mengeluarkan klarifikasi resmi. Ia menegaskan bahwa diskusi tersebut merupakan percakapan terbatas antar alumni dan sama sekali tidak dimaksudkan untuk konsumsi publik. “Saya tidak tahu kalau pembicaraan itu akan direkam, apalagi disebarluaskan,” ujarnya.

Dalam klarifikasinya, Prof. Sofian menyesalkan framing video tersebut yang menurutnya memelintir maksud sebenarnya. Ia juga menyatakan tidak pernah menyampaikan bahwa ijazah Presiden Jokowi palsu. “Saya percaya pada data dan pernyataan resmi dari UGM,” tegasnya.

Prof. Sofian juga merasa keberatan karena namanya dikaitkan dengan isu yang memicu kegaduhan. Bahkan ia mengaku sempat mendapat kabar adanya rencana pelaporan ke kepolisian. “Saya tidak ingin masalah ini berlanjut ke ranah hukum. Saya sudah 80 tahun, dan keluarga saya pun terganggu,” katanya.

Ia menambahkan bahwa dalam usia senja, dirinya hanya ingin menjaga ketenangan, bukan terseret dalam konflik yang bisa merugikan banyak pihak, termasuk UGM sebagai institusi akademik. Ia juga mengungkap niatnya untuk mengirim surat keberatan kepada pihak-pihak yang menyebarkan video tersebut.

Sebagai langkah tanggung jawab moral, Prof. Sofian telah membuat surat pernyataan tertulis yang ditandatangani secara resmi. Dalam surat itu, ia menegaskan bahwa pernyataan Rektor UGM Prof. Dr. Ova Emilia tertanggal 11 Oktober 2022 yang menyatakan ijazah Presiden Jokowi asli, sudah sesuai dengan dokumen yang tersedia di universitas.

“Dengan ini saya menarik semua pernyataan saya di dalam video tersebut dan memohon agar wawancara tersebut dihapus dari peredaran,” tulisnya dalam surat tersebut.

Lebih jauh, Prof. Sofian juga meminta maaf kepada seluruh pihak yang merasa dirugikan atas beredarnya video tersebut, dan berharap agar wacana terkait ijazah Presiden Jokowi bisa segera dihentikan demi ketenteraman publik.

Sebelumnya, kelompok relawan Barisan Jokowi Lovers (BJL) juga menyatakan akan melaporkan Prof. Sofian ke pihak berwajib atas ucapannya yang dianggap menyudutkan Presiden. Namun dengan adanya klarifikasi resmi dari sang profesor, belum ada tindak lanjut terkait rencana pelaporan tersebut. [*]  Berbagai sumber

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |