Tanda-tanda Telepon CS Abal-abal

12 hours ago 11

TEMPO.CO, Jakarta - Kejahatan phishing guna mencuri data akun keuangan tetap merajalela di era sekarang. Kejahatan siber ini memang kebanyakan dilakukan secara lebih modern menggunakan teknologi scam via tautan atau aplikasi. Namun cara-cara konvensional macam costumer service atau CS abal-abal juga masih acap ditemui.

Hingga 9 Februari 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat telah menerima laporan sebanyak 42.257 penipuan transaksi keuangan melalui Indonesia Anti-Scam Centre (IASC). Total kerugian korban secara keseluruhan disebut mencapai Rp 700,2 miliar, belum termasuk jumlah dana korban yang telah diblokir sebesar Rp 106,8 miliar.

Menurut Indonesia Anti-Phishing Data Exchange (IDADX), phishing lazimnya dilakukan dengan dua skema, yakni technical subterfuge dan social engineering. Technical subterfuge merupakan cara yang umum digunakan saat ini, dilakukan dengan menanamkan virus malware ke perangkat lewat situs scam untuk mencuri informasi korban.

Sedangkan social engineering merupakan skema mengincar korban yang tidak waspada dengan memanipulasi mereka agar percaya bahwa mereka sedang berurusan dengan pihak terpercaya, misalnya melalui telepon atau dengan mengirimkan pesan melalui email. Pelaku biasanya mengaku sebagai admin pelayanan pelanggan alias CS abal-abal.

Barangkali keluarga, teman, kolega, atau mungkin Anda sendiri pernah mengalami hal ini, ditelepon nomor seluler tak dikenal yang mengaku sebagai CS. Biasanya pelaku mengaku sebagai admin pelayanan pelanggan dari suatu bank di mana Anda menjadi nasabah. Mereka misalnya akan menawarkan promo sebagai modus penipuan.

Bagi sebagian orang, terutama yang kurang pengetahuan terhadap kejahatan phishing, mungkin akan percaya lantaran para pelaku mempersuasi dengan sangat meyakinkan. Pada tahap berikutnya, sebagai alibi syarat administrasi mereka akan meminta informasi pribadi seperti sandi rekening maupun sandi sekali pakai atau OTP korban.

Hasil akhirnya? Jika sandi rekening maupun OTP korban sudah di tangan pelaku, dengan sangat mudah mereka bisa menguras dana yang tersimpan di akun rekening korban. Bagi yang melek teknologi, minim peluang untuk bisa ditipu menggunakan metode CS abal-abal ini. Tapi bagi mereka yang gaptek tentu harus diwanti-wanti.

Lantas bagaimana cara mengetahui telepon dari CS abal-abal? Dirangkum dari Times Of India, berikut tanda-tanda telepon CS abal-abal:

1. Panggilan dari nomor yang tidak dikenal

Menerima panggilan tak terduga dari nomor asing, terutama jika mereka mengklaim berasal dari organisasi resmi atau lembaga pemerintah, sering kali berpotensi merupakan tanda penipuan.

2. Taktik tekanan tinggi

Penipu biasanya menggunakan bahasa agresif atau paksaan untuk menekan calon korban agar memberikan informasi sensitif atau melakukan pembayaran segera.

3. Meminta informasi pribadi

Organisasi yang sah biasanya tidak meminta informasi sensitif seperti nomor jaminan sosial, detail rekening bank, atau kata sandi melalui telepon. Waspadalah terhadap penelepon yang meminta informasi bersifat sensitif seperti data pribadi.

4. Ancaman atau intimidasi

Penelepon palsu dapat mengancam tindakan hukum, penangkapan, atau konsekuensi lainnya jika calon korban gagal memenuhi tuntutan mereka. Lembaga yang asli biasanya tidak menggunakan taktik intimidasi.

5. Klaim masalah keuangan yang mendesak

Penipu sering kali menciptakan rasa urgensi dengan mengklaim bahwa calon korban berutang atau memiliki utang yang belum dibayar yang harus segera diselesaikan untuk menghindari penalti.

6. Penawaran hadiah yang tidak realistis

Berhati-hatilah terhadap penelepon yang menjanjikan hadiah atau ganjaran yang berlebihan sebagai imbalan atas informasi pribadi atau pembayaran. Jika sesuatu tampak sangat menguntungkan, kemungkinan besar itu tidak asli.

7. Permintaan akses jarak jauh ke perangkat

Penipu mungkin meminta akses jarak jauh ke komputer atau ponsel calon korban dengan kedok memberikan dukungan teknis. Jangan pernah memberikan akses kepada orang yang tidak dikenal.

8. Pemalsuan ID penelepon

Penipu dapat memanipulasi ID penelepon agar seolah-olah panggilan tersebut berasal dari sumber yang sah. Verifikasi identitas penelepon melalui cara lain jika memungkinkan.

9. Metode pembayaran yang tidak biasa

Berhati-hatilah terhadap penelepon yang meminta pembayaran melalui metode yang tidak konvensional seperti transfer kawat, kartu debit prabayar, atau mata uang kripto, karena metode ini sering kali dipilih oleh penipu karena anonimitasnya.

10. Keterampilan bahasa atau konsistensi ucapan yang buruk

Perhatikan setiap ketidakkonsistenan atau kesalahan dalam ucapan penelepon. Karena pada dasarnya apa yang mereka sampaikan adalah kebohongan semata, ada kalanya mereka keliru menyampaikan informasi secara konsisten.

11. Penolakan untuk memberikan informasi

CS yang sah seharusnya dapat memberikan informasi terperinci tentang organisasi mereka, termasuk detail kontak dan situs web resmi. Penolakan untuk memberikan informasi ini merupakan indikator potensial penipuan.

12. Permintaan kode rahasia atau PIN

Jangan pernah membagikan kode rahasia, PIN, atau nomor verifikasi dengan penelepon yang tidak dikenal, karena informasi ini dapat digunakan untuk mengakses akun atau mengotorisasi transaksi.

13. Mendesak untuk melakukan pembayaran segera

Penipu sering kali menuntut pembayaran segera untuk menyelesaikan masalah fiktif atau keadaan darurat. Luangkan waktu untuk memverifikasi keabsahan panggilan sebelum melakukan pembayaran apa pun.

14. Klaim dana atau warisan

Waspadalah terhadap penelepon yang mengklaim bahwa Anda berhak atas dana yang tidak diklaim atau warisan dari kerabat yang tidak dikenal. Skema ini sering kali digunakan untuk mengelabui orang agar memberikan informasi pribadi atau melakukan pembayaran.

15. Latar belakang panggilan yang bising

Perhatikan kebisingan latar belakang selama panggilan. Penipu dapat beroperasi dari pusat panggilan yang bising atau menggunakan pesan yang direkam sebelumnya, yang dapat menjadi indikasi aktivitas penipuan

16. Mengaku sebagai pejabat pemerintah

Penipu dapat menyamar sebagai pejabat pemerintah, seperti kepolisian atau petugas penegak hukum, untuk mengintimidasi korban agar patuh. Verifikasi identitas penelepon melalui saluran resmi jika ragu.

17. Permintaan biaya di muka

Berhati-hatilah terhadap penelepon yang meminta biaya atau pembayaran di muka untuk layanan atau barang yang belum diterima. Bisnis asli biasanya tidak memerlukan pembayaran di muka.

18. Pola panggilan tidak normal

Jika Anda menerima beberapa panggilan dari nomor yang berbeda dengan permintaan yang serupa, itu mungkin merupakan upaya phishing terkoordinasi oleh penipu.

19. Klaim aktivitas akun

Penelepon yang melakukan penipuan mungkin mengklaim bahwa ada aktivitas mencurigakan di akun calon korban atau bahwa akun calon korban telah dibobol. Verifikasi klaim ini secara independen sebelum mengambil tindakan apa pun.

20. Minim informasi yang dapat diverifikasi

Organisasi yang sah seharusnya dapat memberikan informasi yang dapat diverifikasi, seperti nomor akun atau detail transaksi, untuk mendukung klaim mereka. Bersikaplah skeptis terhadap penelepon yang tidak dapat memberikan informasi ini.

Dengan bersikap waspada dan mengenali tanda-tanda peringatan ini, Anda dapat melindungi diri dari menjadi korban penipuan dan penipuan melalui panggilan telepon. Jika Anda menduga telah menerima panggilan penipuan, laporkan ke pihak berwenang yang sesuai dan ambil langkah-langkah untuk melindungi informasi pribadi dan keuangan Anda.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |