Sayap militer Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam, mengumumkan pada hari Kamis tentang kematian kepala stafnya yang sudah lama, Mohammed Deif. Dijuluki ‘hantu’, komandan Brigade Al Qassam ini adalah sosok yang telah menghindari penangkapan Israel selama beberapa dekade sehingga mendapat julukan "Tamu" atau "Deif" dalam bahasa Arab, Middle East Eye melaporkan.
Israel menyatakan bahwa mereka telah membunuh Deif yang berusia 59 tahun dalam sebuah serangan udara di al-Mawasi, Gaza selatan, pada Juli, namun belum ada konfirmasi dari Hamas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karena ketidakpastian tersebut, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapannya pada November, dengan tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, di samping surat perintah untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant.
Israel membunuh dua pemimpin Hamas lainnya, Ismail Haniyeh dan Yahya Sinwar, sebelum surat perintah mereka bisa terwujud.
Deif, yang bernama asli Mohammed Diab Ibrahim al-Masri, diyakini oleh banyak orang sebagai salah satu perencana serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan. Serangan tersebut menewaskan setidaknya 1.139 orang, dan 250 orang lainnya dibawa sebagai tawanan ke Gaza.
Hanya beberapa jam setelah serangan fajar ke Israel pada hari itu, Deif menyampaikan pesan audio langka yang menyatakan dimulainya operasi yang disebut "Banjir al Aqsa" dan menyerukan kepada warga Palestina di Israel untuk "mengusir penjajah dan meruntuhkan tembok-tembok". Simak selengkapnya di sini. 2.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani perintah eksekutif untuk memerangi antisemitisme di negaranya pada Rabu, 29 Januari 2025, waktu AS. Trump berjanji untuk mendeportasi mahasiswa non-warga negara dan pihak-pihak lain yang ikut serta dalam protes pro-Palestina.
Lembaran perintah tersebut memuat arahan tindakan kepada Departemen Kehakiman AS untuk mengadili beberapa bentuk aksi, di antaranya ancaman teroris, pembakaran, vandalisme, dan kekerasan terhadap orang Yahudi Amerika. Departemen diminta mengerahkan semua sumber daya federal untuk memerangi apa yang dimaksud Trump sebagai ledakan antisemitisme di kampus-kampus dan jalan-jalan.
“Kepada semua warga asing yang bergabung dalam protes pro-jihadis, kami memberi tahu Anda: pada tahun 2025, kami akan menemukan Anda, dan kami akan mendeportasi Anda,” kata Trump dalam lembaran tersebut seperti dikutip dari Reuters, Jumat, 31 Januari 2025.
Presiden dari Partai Republik itu juga mengancam akan segera membatalkan visa pelajar bagi semua simpatisan Hamas di kampus-kampus, khususnya di kampus yang dianggap telah dipenuhi radikalisme. Hal ini seperti janjii kampanyenya di tahun 2024.
Baca di sini selengkapnya.
3. Tabrakan American Airlines Vs Black Hawk, Helikopter Disebut Terbang Terlalu Tinggi
Kotak hitam pesawat American Airlines yang jatuh ke Sungai Potomac, telah ditemukan. Pesawat American Airlines jatuh setelah bertabrakan dengan helikopter Black Hawk milik Angkatan Darat pada Rabu, 29 Januari 2025.
Dilansir dari Reuters, para penyidik akan mengevakuasi dua pesawat yang terlibat dalam kecelakaan di Washington. Kecelakaan itu menewaskan 67 orang dan menimbulkan pertanyaan tentang keselamatan udara di ibu kota AS tersebut.
Menurut pemadam kebakaran Washington, penyelam bermaksud menyelamatkan pesawat dan menemukan komponen tambahan pada Jumat, 31 Januari 2025. "Sepanjang malam, kapal-kapal akan tetap berada di lokasi kejadian untuk keperluan keamanan dan pencarian di permukaan dari mitra-mitra lokal, negara bagian, dan regional federal," kata pemadam kebakaran.
Badan Keselamatan Transportasi Nasional sedang mempelajari perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan dari pesawat CRJ700, yang membawa 60 penumpang dan empat awak. Seluruh penumpang dan awak tewas dalam kecelakaan itu. Ketiga awak helikopter juga tewas.
Selengkapnya baca di sini.