Wali Kota Bandung: Honor Petugas Kebersihan Terlalu Kecil, Akan Kami Naikkan

5 hours ago 6

(Beritadaerah – Bandung) Wali Kota Bandung Muhammad Farhan merasa prihatin dengan kecilnya honor yang diterima oleh para petugas kebersihan harian lepas, atau yang biasa dikenal dengan Gober (Gojeg Beresih).

“Saya sedih karena honor mereka cuma Rp40 ribu per hari untuk kerja delapan jam. Itu terlalu kecil,” ujar Farhan saat meninjau kawasan Alun-Alun Bandung.

Menurutnya, jumlah itu tidak sebanding dengan beratnya pekerjaan yang mereka jalani setiap hari, apalagi di tengah kepadatan dan kesibukan kota.

Farhan pun berjanji akan memperjuangkan kenaikan honor untuk para Gober, sekaligus menambah jumlah petugas agar kebersihan kota bisa lebih terjaga.

“Kita tidak bisa hanya andalkan mesin atau alat. Tenaga manusia juga sangat penting. Makanya jumlah Gober perlu ditambah,” katanya.

Upah Ideal Masih Terkendala Anggaran

Farhan mengakui bahwa idealnya para Gober digaji sesuai Upah Minimum Regional (UMR). Tapi, kondisi keuangan kota saat ini belum memungkinkan.

“Kalau sesuai aturan sih harusnya UMR. Tapi anggaran kita belum sanggup. Paling tidak, kita kejar biar mendekati,” jelasnya.

Sebagai contoh, ada usulan honor sekitar Rp4 juta per bulan untuk petugas di Jalan Pasteur. Usulan ini masih dalam tahap kajian. Kalau memungkinkan secara anggaran, bisa saja diberlakukan lebih luas.

Soal Kritik “Wali Kota Alun-Alun”? Santai Saja

Farhan juga bicara soal kritik yang sering ia terima karena dianggap terlalu fokus ke kawasan Alun-Alun.

“Ya banyak yang nyindir, katanya saya ini wali kota alun-alun. Tapi ya bagaimana lagi, saya tinggal di Pendopo, dekat alun-alun. Tentu saya harus pastikan daerah sekitar sini benar-benar terlayani,” ujarnya sambil tersenyum.

Wilayah Alun-Alun Bandung sendiri mencakup Kecamatan Sumur Bandung, Regol, dan Astanaanyar.

Tapi ia menegaskan, perhatian ke pusat kota bukan berarti mengabaikan wilayah lainnya.

“Kami juga mulai urus Astanaanyar. Itu daerah yang perlu ditata lebih rapi, terutama soal premanisme dan PKL,” katanya.

Ia menilai penataan PKL di Jalan Lengkong Kecil sudah cukup baik dan bisa jadi contoh.

Soal Trotoar yang Disewakan? Tegas Saja

Farhan juga menyoroti isu penyewaan trotoar oleh oknum RW untuk tempat usaha.

“Kalau memang RW itu punya sertifikat trotoar, saya hormati. Tapi kalau nggak ada, ya tolong berhenti. Itu bukan hak pribadi,” tegasnya.

Secara umum, ia menilai kondisi trotoar di Bandung masih cukup baik, tapi tetap butuh perawatan dan anggaran khusus untuk perbaikan.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |