10 Negara yang Diprediksi Alami Depopulasi. Apa Saja Penyebabnya?

2 weeks ago 14

TEMPO.CO, Jakarta - Penduduk dunia terus mengalami peningkatan populasi. Menurut data yang dihimpun oleh Perserikatan Bangsa-bangsa per 11 Juli 2024 total penduduk dunia sekitar 8,2 miliar jiwa. Populasi penduduk dunia ini diprediksi akan terus mengalami peningkatan pada 2050 mendatang dan puncaknya akan terjadi pada 2080 dengan jumlah mencapai 10,3 miliar orang. Meski secara umum penduduk dunia mengalami kenaikan populasi namun beberapa negara justru mengalami depopulasi atau penurunan populasi yang cukup drastis.

Korea Selatan misalnya yang disebut-sebut akan menjadi negara yang pertama hilang di bumi karena angka populasi penduduknya terus tergerus. Selain Korea Selatan, nyatanya ada beberapa negara lainnya yang juga mengalami hal serupa. Lantas negara mana saja yang mengalami penurunan populasi penduduk?  

1. Bulgaria 

Negara Bulgaria diprediksi akan mengalami depopulasi atau penurunan populasi pada 2050 mencapai 22,5 juta jiwa. Pada tahun 2020 Bulgaria memiliki 6,9 juta penduduk dan akan mengalami pengurangan sebesar 1,5 juta penduduk pada tahun 2050 mendatang. Alasan di balik pengurangan jumlah penduduk di Bulgaria ialah trend migrasi. Penduduk Bulgaria secara massal melakukan migrasi ke luar negeri. 

2. Lithuania

Lithuania merupakan negara dengan populasi penduduk yang tergolong rendah. Lithuania hanya memiliki penduduk sebanyak 2,7 juta jiwa dan diperkirakan akan menyust sebesar 22,1 persen selama tiga dekade mendatang. Sama seperti Bulgaria, hilangnya populasi di Lithuania terutama disebabkan oleh migrasi massal.

3. Latvia

Latvia menjadi negara selanjutnya yang memiliki tingkat populasi yang diprediksi menurun drastis. Pada rentang 2020-2050 negara ini diprediksi kehilangan populasinya hingga 21,6 persen. Trend penurunan populasi di Latvia sebenarnya sudah terjadi sejak Latvia bergabung dengan Uni Eropa pada Mei 2004. Pada saat itu Latvia telah kehilangan seperlima dari jumlah penduduknya. Penurunan populasi secara drastis yang terjadi di Latvia dikarenakan migrasi ekonomi serta tingkat kelahiran yang rendah.

4. Ukraina

Angka kematian di Ukraina telah melampaui angka kelahiran. Angka kelahiran di negara ini hanya berkisar 9,2 kelahiran per 1.000 orang. Sementara angka kematian berada pada 15,2 kematian per 1.000 orang. Melansir dari World Bank Gender Daa Portal, tingkat kesuburan remaja di Ukraina telah mengalami penurunan sejak 2010 silam. Kondisi tersebut memberikan sumbangsih pada penurunan penduduk secara drastis.Populasi Ukraina diproyeksikan turun dari 43,7 juta pada tahun 2020 menjadi 35,2 juta pada tahun 2050. Faktor lainnya yang mempengaruhi depopulasi di negara ini ialah migrasi yang dilakukan oleh penduduknya.

5. Serbia

Populasi Serbia diperkirakan akan menurun dari 8,7 juta menjadi 7,1 juta dalam 30 tahun ke depan. Depopulasi ini terjadi karena banyak pekerja Serbia yang berpendidikan tinggi dan terampil memilih untuk meninggalkan negaranya demi mencari peluang kerja yang lebih baik karena jumlah pekerja di Serbia sangat rendah. Migrasi ini semakin diperparah dengan tingkat kesuburan yang rendah.

6. Bosnia dan Herzegovina

Populasi kedua negara ini diproyeksikan menurun sebesar 18,2 persen. Pada 2020 negara ini memiliki jumlah populasi  3,3 juta dan pada 2050 diprediksi menurun menjadi 2,7 juta jiwa. Tingkat kesuburan Bosnia dan Herzegovina memegang peranan penting dalam permasalahan ini. Rata-rata wanita di sana memiliki kesuburan jauh dibawah tingkat penggantian populasi yaitu masing-masing 2,1 kelahiran per perempuan dan 1,26 kelahiran per perempuan.

7. Kroasia

Kroasia juga menjadi negara yang populasinya semakin terancam. Kroasia mencapai puncak populasi pada 1991 dengan penduduk 4,78 juta jiwa. Namun, seiring waktu laju pertumbuhan penduduk Kroasia mengalami penurunan. Negara yang memiliki penduduk 4,1 juta jiwa tersebut bahkan terancam kehilangan 18 % poenduduknya pada 30 tahun mendatang. Penurunan angka kelahiran masih menjadi alasan utama atas permasalahan tersebut.

8. Spanyol

Spanyol menjadi salah satu negara dengan tingkat kelahiran terendah. Kesuburan wanita di negara ini hanya berada di angka 1,29 anak per wanita. Rendahnya angka kelahiran di Spanyol telah menjadi ancaman krisis populasi. 

9. Jepang

Jepang menjadi salah satu negara di Asia yang mengalami ancaman demografi. Pada tahun 2023 Jepang mengalami penurunan angka kelahiran secara drastis dan menjadi yang paling rendah selama 90 tahun terakhir. Penurunan angka kelahiran yang terjadi di di Jepang ialah sebesar 5,1 persen. Populasi Jepang diprediksi akan terus mengalami penurunan hingga mencapai 30 persen pada 2070. Empat dari 10 warga negara Jepang akan berusia 65 tahun atau lebih, menurut perkiraan Institut Nasional Penelitian Kependudukan dan Jaminan Sosial.

10. Korea Selatan

Korea Selatan belakangan digadang menjadi negara yang mengalami depopulasi drastis. Alasannya berkaitan dengan jumlah populasinya yang menurun drastis. Dilansir dari Antara, saat ini Korea Selatan memiliki jumlah penduduk sekitar 51 juta jiwa. Namun, 50 tahun ke depan sekitar tahun 2072 pendduk Korea Selatan yang tersisa hanya sekitar sekitar 38 juta saja atau menurun sekitar 30 persen. 

Alasan penurunan drastis populasi di Korea Selatan ialah angka kelahiran yang menurun dan angka kematian yang meningkat. Melansir dari Antara, pada November 2023 Kantor berita Yonhap mengumumkan penurunan kelahiran bayi di Korea Selatan mencapai 7,6 persen lebih rendah dari tahun sebelumnya. Angka penurunan tersebut menjadi yang paling rendah sepanjang sejarah sejak 1981. Di sisi lain angka kematian naik 0,3 persen. Kondisi tersebut membuat populasi Korea Selatan menurun secara alami sebanyak 12.724. 

ANTARA

Rizki Dewi Ayu dan Aulia Ulva berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Pilihan Editor: Banyak Migrasi Massal, 7 Negara Eropa Ini Alami Penurunan Populasi 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |