17 Agustus Berujung Duka, Gempa Lukai 29 Warga

Tangkapan layar video gempa Poso. Istimewa

POSO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2025 diwarnai bencana alam mengejutkan. Gempa bumi bermagnitudo 6,0 mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Minggu (17/8/2026) pukul 05.38 WIB. Guncangan kuat membuat warga panik berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.

Berdasarkan data BMKG, pusat gempa berada di darat pada koordinat 1,30 LS dan 120,62 BT dengan kedalaman 10 km, sekitar 18 km barat laut Poso. Meski tidak berpotensi tsunami, getaran gempa terasa cukup lama, hingga 15 detik di beberapa wilayah.

Puluhan Warga Luka-Luka

Laporan sementara BPBD Poso mencatat:

✓ 29 orang luka-luka 13 orang dirujuk ke RSUD Poso (2 kritis), 6 orang dirawat di Puskesmas Tokorondo
✓ 1 gereja di Desa Masani dilaporkan rusak.
✓ Data jumlah pengungsi masih terus diperbarui.

BPBD setempat bersama aparat desa langsung melakukan pendataan, monitoring, serta menyiapkan penanganan darurat. Kebutuhan mendesak yang dilaporkan adalah tenda dan obat-obatan bagi warga terdampak.

Warga Sigi Juga Rasakan Guncangan

Di Kabupaten Sigi, gempa dirasakan sekitar 7 detik. Meski belum ada laporan kerusakan atau korban, warga tetap diminta waspada terhadap kemungkinan gempa susulan.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto memerintahkan tim darurat segera turun ke lokasi. “Analisa betul kondisi di sana. Kita segera masuk kesana,” tegasnya.

BNPB memastikan koordinasi dengan BPBD Poso dan pihak terkait terus diperkuat demi percepatan penanganan pascagempa.

Imbauan untuk Warga

Masyarakat diminta tetap tenang namun siaga. Beberapa langkah yang dianjurkan antara lain:
✓ Hindari bangunan retak atau berpotensi roboh
✓ Pastikan jalur evakuasi aman
✓ Siapkan tas siaga bencana berisi kebutuhan pokok, obat, dokumen, dan senter
✓ Matikan aliran listrik, gas, dan air untuk mencegah kebakaran atau kebocoran
✓ Gunakan alarm darurat sederhana dari perkakas rumah tangga sebagai sistem peringatan dini

Tragedi gempa bumi di Hari Kemerdekaan ini menjadi warning bahwa bencana bisa datang kapan saja, bahkan saat rakyat Indonesia tengah bersiap merayakan 17 Agustus. Aris Arianto