REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernah enggak kamu merasa musik bagaikan pelukan hangat saat sedang dilanda kegelisahan? Dari irama nostalgia masa kecil hingga lagu patah hati yang terasa begitu mewakili situasi, musik memiliki kekuatan yang menenangkan untuk meredakan stres, menurunkan intensitas perasaan negatif, dan mengangkat suasana hati.
Musik bertindak layaknya seorang teman yang memahami tanpa perlu sepatah kata pun, menemani kamu baik sebelum presentasi besar maupun saat bersantai di malam hari. Stres, kecemasan, dan pikiran yang berpacu kencang bisa terasa lenyap seketika hanya dengan menyalakan playlist yang tepat.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Lantas, bagaimana sebenarnya musik bisa begitu efisien dalam mengatur emosi dan meredakan kecemasan? Ada alasan ilmiah di balik mengapa alunan musik dapat memperbaiki suasana hati. Kepala kesehatan mental (psikiatri dan psikologi) di Nanavati Max Super Speciality Hospital di Mumbai, dr Ajit Dandekar, mengatakan musik telah lama digunakan sebagai agen "anxiolytic" atau pereda kecemasan. Kekuatan musik untuk menurunkan kecemasan sangat besar, menjadikannya bantuan komplementer yang efektif.
Dia bahkan menyarankan satu trik ampuh bagi kamu yang sering dilanda kecemasan hebat sebelum acara besar. “Mendengarkan musik sebelum, selama, atau setelah peristiwa besar seperti prosedur medis, aktivitas fisik, atau tugas profesional penting secara signifikan mengurangi kecemasan,” ujarnya dikutip dari laman Hindustan Times pada Senin (3/11/2025).
Efek menenangkan musik bahkan sudah kita rasakan sejak sebelum kita benar-benar memahami musik. Dia menyebut lagu pengantar tidur atau lullabies memiliki suara berfrekuensi rendah yang sangat menenangkan bagi bayi. Senandung lembut seorang ibu adalah perkenalan pertama bayi dengan musik yang mampu meredakan ketidaknyamanan.
Dia menjelaskan musik membantu menenangkan sistem alarm bawaan tubuh. Musik memainkan peran penting dalam menenangkan sistem alarm bawaan tubuh. "Ketika orang mendengarkan musik pilihan mereka, pusat kendali otak meredakan fungsi tubuh, menurunkan detak jantung dan meredakan keadaan ‘melawan atau lari’ (fight or flight),” kata dia.
Biasanya, saat cemas, respons fight or flight akan aktif, membuat jantung berdetak kencang dan napas memburu. Musik bekerja melawan respons ini dengan mengaktifkan sirkuit hadiah di otak, memicu pelepasan dopamin dan endorfin. Inilah alasan mengapa banyak orang merasakan sensasi merinding atau tenang saat mendengarkan bagian favorit dari sebuah lagu.
Namun, dr Dandekar mengingatkan musik adalah hal yang sangat subjektif. Musik yang cepat dan intens kadang justru dapat memberikan efek sebaliknya, meningkatkan hormon stres dan memicu kecemasan. Oleh karena itu, penting untuk selalu memilih ritme dan jenis musik yang benar-benar membuat Anda merasa nyaman.
Satu hal penting yang ia tekankan adalah bahwa meskipun musik memiliki nilai terapeutik yang tak terbantahkan, musik bukanlah pengganti terapi klinis yang sebenarnya. “Musik bisa menjadi alat bantu, bukan pengobatan itu sendiri. Jadi, jika Anda menderita gangguan kesehatan mental, jangan coba mengganti obat atau terapi yang direkomendasikan dengan musik,” kata dia.

6 hours ago
10

















































