Puasa Ramadan merupakan salah satu ibadah wajib bagi umat Islam. Namun dalam beberapa kondisi tertentu, seseorang boleh tidak berpuasa. Misalnya sakit atau alasan kesehatan. Puasa tak jarang menjadi tantangan bagi penderita GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), sebuah kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan rasa tidak nyaman, seperti heartburn dan nyeri di dada.
Perubahan pola makan dan waktu makan yang lebih terbatas selama puasa disebut-sebut bisa memicu kambuhnya gejala GERD. Penting bagi penderita GERD untuk mengelolanya dengan mengetahui strategi yang tepat agar tetap bisa menjalankan ibadah puasa dengan nyaman dan aman.
Dilansir dari laman Antara, dokter spesialis penyakit dalam, Ari Fahrial Syam menyampaikan bahwa puasa ramadan dapat dijalani oleh para penderita penyakit asam lambung. Ari mengatakan apabila lambung terasa tidak nyaman ketika sebelum puasa dan sebelum sahur, penderita dapat mengkonsumsi obat lambung terlebih dahulu. Dia juga mengungkapkan biasanya rasa tidak nyaman di lambung hanya berlangsung tujuh hingga sepuluh hari awal puasa karena pada saat itu kondisi tubuh sedang dalam proses adaptasi dengan perubahan pola makan. Apabila tubuh dan lambung berhasil beradaptasi, seseorang dapat dengan nyaman menjalani puasa tanpa memerlukan bantuan obat.
Namun, perlu diketahui juga beberapa hal harus dilakukan agar ibadah puasa bisa berjalan dengan lancar. Dilansir dari laman Naluri Life dan EMC Healthcare, berikut enam tips berpuasa aman bagi penderita GERD.
1. Pilih makanan yang tepat untuk sahur dan berbuka
Pemilihan makanan berperan penting dalam menjaga stabilitas asam lambung. Konsumsilah karbohidrat kompleks seperti nasi, roti gandum, dan oatmeal yang dapat memberikan energi tahan lama dan menjaga keseimbangan asam lambung.
Sumber protein rendah lemak seperti ayam tanpa kulit, ikan, tahu, dan tempe juga disarankan untuk menghindari produksi asam berlebih. Tambahkan pula serat dari sayur dan buah agar pencernaan lebih lancar.
Hindari makanan pemicu GERD, seperti makanan pedas, asam, berlemak tinggi, gorengan, dan makanan olahan. Minuman berkafein seperti kopi, teh, dan soda juga sebaiknya dikurangi karena dapat merangsang produksi asam lambung. Selain itu, batasi konsumsi gula berlebih karena gula dapat berubah menjadi lemak yang meningkatkan risiko kenaikan berat badan dan memperlambat pencernaan.
2. Makan dengan porsi secukupnya
Makan dalam porsi besar saat berbuka dapat membuat lambung bekerja lebih keras dan memicu refluks asam. Sebaiknya berbukalah dengan air putih dan kurma terlebih dahulu, lalu lanjutkan dengan makanan ringan sebelum makan utama setelah salat Magrib.
Mengunyah makanan secara perlahan juga membantu meringankan kerja lambung dan mengurangi risiko kembung. Selain itu, hindari langsung berbaring setelah makan karena dapat menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan. Beri jeda setidaknya 2 sampai 3 jam sebelum tidur agar makanan dapat dicerna dengan baik.
3. Jaga hidrasi untuk mencegah dehidrasi
Kekurangan cairan dapat meningkatkan produksi asam lambung yang memperburuk gejala GERD. Pastikan untuk minum air putih minimal 8 hingga10 gelas per hari dengan membaginya antara sahur dan berbuka. Minumlah dalam posisi duduk dan hindari minum sambil berbaring.
Sebisa mungkin, hindari minuman berkafein, bersoda, dan terlalu dingin karena dapat memperparah gejala GERD. Pilih air hangat atau teh herbal yang lebih ramah bagi lambung.
4. Hindari kebiasaan yang memicu GERD
Selain pola makan, beberapa kebiasaan juga dapat memperburuk GERD. Hindari merokok dan konsumsi alkohol karena dapat melemahkan katup esofagus bawah, sehingga asam lambung lebih mudah naik. Kurang tidur dan stres juga dapat meningkatkan produksi asam lambung, sehingga pola tidur yang teratur perlu dijaga.
Ketika tidur usahakan posisi kepala lebih tinggi dari tubuh untuk mencegah refluks asam. Selain itu, hindari aktivitas berat setelah makan karena dapat menekan lambung dan memperburuk gejala GERD. Jika ingin berolahraga, lakukan setidaknya 1 hingga 2 jam setelah makan.
5. Kelola stres dengan baik
Stres bisa memicu peningkatan produksi asam lambung yang berisiko memperburuk GERD. Lakukan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau dzikir setelah berbuka untuk membantu menenangkan pikiran. Tidur yang cukup, yakni 6 hingga 8 jam per hari, juga penting untuk menjaga keseimbangan hormon dan kesehatan pencernaan.
Menghindari stres emosional berlebihan juga dapat membantu mengurangi gejala GERD. Mengisi Ramadan dengan kegiatan positif dan menjaga ketenangan dapat meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
6. Tetap konsumsi obat jika diperlukan
Bagi penderita GERD yang sedang menjalani pengobatan, konsultasikan dengan dokter sebelum menjalani puasa. Beberapa obat yang umum digunakan untuk mengatasi GERD meliputi antasida, proton pump inhibitor (PPI) seperti omeprazole, dan H2 receptor blocker seperti ranitidin. Obat-obatan lain seperti prokinetik dan potassium-competitive acid blocker (P-CAB) juga dapat direkomendasikan sesuai kondisi pasien.
Jika gejala GERD semakin parah meskipun sudah mengikuti langkah-langkah pencegahan, diperbolehkan untuk membatalkan puasa demi kesehatan. Dalam Islam, menjaga kesehatan adalah kewajiban, dan puasa tidak diwajibkan bagi mereka yang kondisi kesehatannya tidak memungkinkan.
Pilihan Editor: 5 Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Puasa