AS dan Cina Bersiap Berunding di Jenewa Usai Trump Usulkan Pemotongan Tarif

5 hours ago 8

TEMPO.CO, Jakarta - Para pejabat senior Amerika Serikat dan Cina berada di Swiss akhir pekan ini untuk melakukan pembicaraan yang bertujuan meredakan perang dagang yang sedang berkembang. Hal ini dipicu oleh penerapan tarif besar-besaran oleh Presiden AS Donald Trump, dan tindakan pembalasan yang kuat dari Beijing.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer akan berunding dengan Wakil Perdana Menteri Cina He Lifeng di Kota Jenewa, Swiss, pada Sabtu 10 Mei dan Ahad 11 Mei 2025. Ini merupakan pembicaraan pertama antara kedua belah pihak sejak Trump mengenakan tarif baru yang tinggi terhadap Cina bulan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seperti dilansir Channel NewsAsia, Bessent mengatakan pertemuan di Swiss akan difokuskan pada "de-eskalasi" dan bukan "kesepakatan perdagangan besar".

Tarif impor yang dikenakan pada raksasa manufaktur Asia sejak awal tahun saat ini berjumlah 145 persen, dengan bea masuk kumulatif pada beberapa barang mencapai 245 persen.

Sebagai balasan, Beijing mengenakan pungutan sebesar 125 persen pada barang-barang AS, yang memperkuat apa yang secara efektif merupakan embargo perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia.

Trump mengisyaratkan pada Jumat bahwa ia dapat menurunkan tarif yang sangat tinggi pada impor Cina, dengan menggunakan media sosial untuk mengisyaratkan bahwa "Tarif 80% pada Cina tampaknya tepat!"

Sekretaris persnya Karoline Leavitt kemudian mengklarifikasi bahwa Trump tidak akan melakukannya secara sepihak. Leavitt menambahkan bahwa Cina juga perlu memberikan konsesi.

PERTANDA BAIK

Kepala Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang berpusat di Jenewa pada Jumat menyambut baik pembicaraan tersebut, menyebutnya sebagai "langkah positif dan konstruktif menuju de-eskalasi".

"Dialog berkelanjutan antara dua ekonomi terbesar di dunia sangat penting untuk meredakan ketegangan perdagangan, mencegah fragmentasi di sepanjang garis geopolitik, dan menjaga pertumbuhan global," kata Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala, menurut seorang juru bicara.

Presiden Swiss Karin Keller-Sutter juga menyampaikan nada optimistis.

"Kemarin Roh Kudus berada di Roma," katanya pada Jumat, mengacu pada pemilihan Paus Leo XIV. "Kami harus berharap bahwa dia sekarang akan pergi ke Jenewa untuk akhir pekan."

Bill Reinsch, penasihat senior di Center for Strategic and International Studies (CSIS) menyebut hubungan antara Washington dan Beijing saat ini tidak baik.

"AS memberlakukan tarif yang melarang perdagangan di kedua arah. Hubungan memburuk," kata Reinsch, mantan anggota lama Komisi Peninjauan Ekonomi dan Keamanan AS-Cina milik pemerintah Amerika. "Namun, pertemuan itu merupakan pertanda baik".

"Saya pikir ini pada dasarnya untuk menunjukkan bahwa kedua belah pihak sedang berunding dan itu sendiri sangat penting," kata Xu Bin, profesor ekonomi dan keuangan di China Europe International Business School.

"Karena Cina adalah satu-satunya negara yang memberlakukan tarif balasan terhadap tarif Trump".

Beijing bersikeras bahwa Amerika Serikat harus mencabut tarif terlebih dahulu dan berjanji untuk membela kepentingannya.

Reinsch dari CSIS mengatakan salah satu masalah praktis yang muncul dalam negosiasi Jenewa adalah strategi negosiasi kedua negara yang sangat berbeda.

"Pendekatan Trump pada umumnya dari atas ke bawah," katanya. "Ia ingin bertemu dengan (Presiden Cina) Xi Jinping, dan berpikir bahwa jika mereka berdua dapat bekerja sama, mereka dapat membuat kesepakatan besar dan kemudian meminta bawahan untuk mengerjakan detailnya".

"Namun, pihak Cina sebaliknya," katanya. "Mereka ingin semua masalah diselesaikan dan semua hal disetujui di tingkat yang lebih rendah sebelum ada pertemuan para pemimpin".

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |