CANTIKA.COM, Jakarta - Dalam koleksi bertajuk "Liberation", untuk tahun 2025, sebagai brand yang memiliki misi untuk mengedepankan ekosistem keberlanjutan (sustainable fashion), Rinda Salmun mengolah berbagai jenis limbah tekstil, pakaian bekas serta produk-produk deadstock tak hanya dari gudang studio Rinda Salmun, namun juga dari limbah dan barang reject produksi beberapa rekan desainer yang berbasis di Jakarta ini.
Beberapa rekan tersebut adalah Donna Priadi, pemilik jenama denim eco-friendly, KIND Denim, Andhita Siswandi dan Irvan Adiputra yang merupakan desainer bridal dan kebaya, hingga toko sofa dan furniture bekas tak jauh dari studio Rinda Salmun.
Tujuannya hanya satu, yaitu meminimalisir sampah bahan anorganik agar tidak dibuang begitu saja, melainkan untuk memberikan fungsi baru, bentuk baru dan pada akhirnya melahirkan suatu karya pakaian dalam koleksi Liberation 2025 ini. Tantangan ada pada bagaimana cara untuk memaksimalkan kegunaan limbah-limbah tersebut hingga mencapai sebuah sistem lini fashion yang circular dan minim sampah (zero-waste).
Terinspirasi Isu Kemanusiaan
Dalam koleksi bertajuk "Liberation", desainer Rinda Salmun membawa pesan sustainable fashion yang terinspirasi tragedi kemanusiaan Palestina di Jakarta Fashion Week 2025/Foto: Doc. JFW
Tema “Liberation” diangkat sebagai topik utama dalam riset berkarya untuk koleksi 2025 di panggung JFW 2025 sebagai bentuk dari harapan akan perdamaian dan tujuan masa depan yang lebih baik untuk dunia.
Selama setahun terakhir, isu genosida yang meng-eskalasi di Palestina dan dengan kemudahan meraih informasi terkait keadaan rakyat sipil di sana menjadi salah satu perhatian sang desainer dalam kehidupan sehari-harinya selama lebih dari 365 hari terakhir.
Berita demi berita, kedukaan dan kesedihan yang terus menerus ini tak hanya menyentuh dan memprihatinkan, tapi juga mengkukuhkan kesadaran bahwa sebagai penduduk bumi dan sebagai individu, adalah sebuah kewajiban untuk menjadi pribadi yang senantiasa pro-kemanusiaan, membela yang tertindas, ikut mendoakan dan membantu warga bumi lainnya yang kesulitan dan menggunakan akal sehat dan hati nurani untuk meraih masa depan yang lebih baik bagi semua umat manusia.
"Koleksi ini murni mengacu pada isu kemanusiaan, dan soal kemanusiaan ini tidaklah sama sekali terafiliasi dengan politik atau keberpihakan terhadap salah satu kelompok. Mengangkat judul “Liberation” yang artinya pembebasan, diartikan sebagai pembebasan akan beragam hal. Pembebasan dari penindasan, penjajahan, kesulitan, kemiskinan hingga arti pembebasan dari beragam limitasi yang ditujukan kepada kaum perempuan," ujar Linda.
Bunga Poppy Palestina jadi Simbolisasi
Dalam koleksi bertajuk "Liberation", desainer Rinda Salmun membawa pesan sustainable fashion yang terinspirasi tragedi kemanusiaan Palestina di Jakarta Fashion Week 2025/Foto: Doc. JFW
Konsep ini kemudian dituangkan dalam bentuk dan simbolisasi serta riset yang mengambil sudut pandang keindahan tanah dan alam Palestina di masa lalu. Unsur bunga Poppy merah, yang tak hanya merupakan bunga nasional Palestina, karena banyaknya hamparan bunga Poppy tersebar di tanah Palestina, tapi juga merupakan simbol dari mengenang pahlawan perang dan harapan akan masa depan yang lebih baik menjadi titik awal dari proses desain koleksi ini.
Selain itu unsur pohon zaitun, yang merupakan salah satu komoditas perkebunan utama di Palestina juga menjadi elemen utama yang diulik dalam koleksi ini, dengan menampilkan warna hijau zaitun, ungu tua dan penggabungan unsur warna tanah. Bahan brokat menjadi salah satu bahan yang kemudian diaplikasikan pada koleksi ini karena mengsimbolisasikan konsep alam, yang saling menyatu dan memberikan keindahan. Elemen tambahan dalam koleksi ini juga dengan adanya bahan Plaid yang melambangkan kegigihan dan pemberontakan.
Potongan siluet dalam koleksi ini diperuntukkan bagi pria dan wanita. Dengan kombinasi warna pada koleksi ini masih mengacu pada karakteristik brand Rinda Salmun, dimana permainan elemen kontras dengan potongan garis tegas, struktur yang maskulin dipadukan dengan kesan sentuhan feminin, serta penggunaan warna gelap dengan warna terang sekaligus pada sebuah bidang.
Namun yang menjadi pembaharuan dalam brand Rinda Salmun adalah bagaimana memaksimalkan limbah tekstil dan menciptakan pakaian tailoring yang klasik namun tetap modern. Sebagai objektif brand, sang designer berharap koleksi ini dapat mempromosikan slow, circular, responsible, ethical fashion yang juga mengedepankan lower carbon footprint dan dibuat dengan penuh kesadaran dan kasih sayang.
Pilihan Editor: Terinspirasi Novel, Karya Ini jadi Pemenang Lomba Perancang Aksesori JFW 2025
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika