TEMPO.CO, Jakarta - Mundurnya peraih medali emas Olimpiade 2024 Viktor Axelsen dari BWF World Tour Finals 2024 karena cedera mengubah dinamika tunggal putra. Absennya Axelsen membuat perebutan gelar jauh lebih terbuka.
Axelsen memiliki hubungan khusus dengan turnamen final musim ini. Ia berhasil memenangkan gelar berturut-turut di Dubai (2016, 2017). Ia kembali meraih tiga gelar berturut-turut pada periode 2021-2023. Dengan mundurnya pemain Denmark tersebut, Li Shi Feng masuk sebagai pengisi slot kosong.
Sementara itu, rekan senegara Axelsen, Anders Antonsen, sedang dalam performa terbaiknya. Ia meraih gelar berturut-turut di Denmark Open 2024 dan China Masters 2024. Meski begitu, Antonsen kemungkinan akan kesulitan mengingat kualitas pemain yang bersaing.
Li Shi Feng masuk dalam persaingan merebut gelar akhir tahun. Ia menemukan performa terbaiknya di Kumamoto Masters Jepang dengan mengalahkan Axelsen di semifinal dan Leong Jun Hao di final. Ia pun meraih gelar pertamanya musim 2024 dari tiga final.
Pesaing kuat lainnya adalah Jonatan Christie. Ia berhasil mencapai level terbaiknya pada Maret-April dengan memenangkan All England 2024 dan Kejuaraan Asia. Setelah itu, ia mengalami kemerosotan di pertengahan tahun. Pasca-Olimpiade, ia telah menemukan kembali sentuhannya, dengan menembus babak final di Arctic Open dan China Masters.
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie (kiri) menjadi finalis China Masters 2024 setelah kalah melawan wakil Denmark Anders Antonsen di final, Minggu, 24 November 2024. Kredit: Tim Humas dan Media PBSI.
Shi Yu Qi, wakil tuan rumah, bisa menjadi kejutan. Pemenang BWF World Tour Final pada tahun 2018 dan runner-up tahun 2024 sedang dalam performa angin-anginan. Shi tampil sensasional sepanjang paruh pertama musim dengan mencapai tiga final berturut-turut dan memenangkan French Open dan India Open.
Ia menuju Paris 2024 sebagai pesaing kuat. Namun, ia menelan kekalahan di babak perempat final dari Kunlavut Vitidsarn. Penampilannya tidak pernah sama lagi sejak itu. Namun, Shi mungkin bertekad untuk mendapatkan kembali sentuhan kemenangannya di depan para penggemar tuan rumah.
Atlet asal Thailand Kunlavut Vitidsarn juga belum benar-benar mencapai penampilan terbaiknya sejak memenangkan gelar juara dunia tahun 2023. Ia memenangkan satu gelar tahun ini di Korea Masters dan akan membuktikan kemampuannya di BWF World Tour Finals.
Pesaing lainnya – Kodai Naraoka, Lee Zii Jia, dan Chou Tien Chen – tampil gemilang sepanjang musim. Di atas kertas, mereka semua mampu mengalahkan dan memberi kejutan nama-nama yang lebih difavoritkan.
An Se Young Diprediksi Dominan di Nomor Tunggal Putri
Di tunggal putri, An Se Young diperkirakan akan tampil dominan. Pemain asal Korea itu tampaknya telah pulih sepenuhnya dari cedera lutut kanannya. Pasca-Olimpiade An Se Young bisa lolos ke babak final di Denmark Open dan meraih gelar di China Masters. Ini menunjukkan bahwa An Se Young berada dalam kondisi terbaik, baik secara fisik maupun mental. Ia berusaha memenangkan gelar yang terakhir kali ia raih pada tahun 2021.
Dua penantang utamanya adalah Wang Zhi Yi dan Akane Yamaguchi, pemain yang telah mengalahkannya musim ini. Wang menjalani musim yang gemilang dengan memenangkan Indonesia Masters, Malaysia Masters, China Open, dan Denmark Open; Yamaguchi, meskipun mengalami cedera, berhasil mencapai empat final. Ia mengembalikan kepercayaan dirinya setelah memenangkan gelar di Kumamoto Masters Jepang baru-baru ini.
Kuda hitam kemungkinan besar datang dari Gregoria Mariska Tunjung, peraih medali perunggu di Paris 2024, yang mampu mempertahankan permainannya pada level tinggi selama musim yang padat. Meskipun pemain Indonesia itu sempat goyah di dua finalnya, ia tampaknya telah menjadi pemain yang lebih solid dan mampu memanfaatkan momen tersebut. Han Yue, pemenang Hong Kong Open dan Arctic Open, juga diprediksi bisa melaju jauh.
Atlet tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung saat berlaga di Cina Open 2024, Rabu, 18 September. Dok: PBSI.