TEMPO.CO, Jakarta - Blake Lively dan Justin Baldoni, dua nama besar Hollywood yang membintangi film adaptasi novel laris karya Colleen Hoover, It Ends With Us (2024), kini saling menggugat di pengadilan. Perseteruan ini bermula dari tuduhan Lively bahwa Baldoni—sutradara, produser, sekaligus pemeran utama film tersebut—melakukan tindakan pelecehan dan menciptakan lingkungan kerja yang disebutnya tidak sehat.
Rincian Tuduhan Blake Lively terhadap Justin Baldoni
Menurut dokumen pengadilan yang dilaporkan People, Lively mengajukan gugatan pada 20 Desember 2024 di California Civil Rights Department terhadap Baldoni, produser Jamey Heath, serta Wayfarer Studios yang didirikan Baldoni bersama Steve Sarowitz. Nama lain yang turut digugat adalah Jed Wallace, seorang kontraktor independen, serta Melissa Nathan dan Jennifer Abel, selaku tim publisis Baldoni yang disebut Lively terlibat kampanye hitam untuk merusak reputasinya.
"Saya berharap langkah hukum ini bisa membuka mata publik terhadap taktik balas dendam seperti ini dan melindungi mereka yang menjadi korban," ujar Lively dalam pernyataannya. Dokumen gugatan tersebut juga menyebutkan bahwa Baldoni memasukkan adegan seksual yang tidak sesuai dengan naskah. Ia juga menuduh Baldoni masuk ke dalam ruangan pribadinya tanpa izin, termasuk ketika sedang menyusui anaknya. “Ini menciptakan rasa takut dan trauma yang mendalam,” tulis Lively dalam dokumen tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Produser Heath juga diduga menunjukkan video eksplisit yang membuat Lively merasa seolah sedang diperlihatkan materi pornografi. Baldoni dan tim hukumnya kemudian membantah semua klaim tersebut dan menyatakan bahwa semua improvisasi dilakukan atas persetujuan bersama.
Setelah syuting selesai, Lively juga menuding tim publisis Baldoni menyebarkan narasi negatif tentang dirinya kepada media, termasuk tuduhan adanya keluhan HR terkait perilakunya. Baldoni kemudian membalas bahwa justru tim Lively yang memulai kampanye hitam tersebut. Dalam gugatannya, ia menampilkan tangkapan layar percakapan dengan Lively yang menyatakan, “Saya hanya sedang memompa ASI di ruangan jika kamu ingin berdiskusi tentang dialog.” Baldoni membalas, “Siap. Akan segera ke sana setelah makan siang.”
Lively juga menyatakan bahwa telah diadakan pertemuan antara Baldoni, Heath, dan produser lainnya, yang turut dihadiri oleh suaminya, Ryan Reynolds. Dalam pertemuan tersebut, mereka menyusun langkah-langkah untuk memperbaiki suasana kerja di lokasi syuting. Berdasarkan keluhan tersebut, beberapa keputusan yang disepakati Baldoni termasuk penunjukan koordinator keintiman untuk adegan selama Lively berada di lokasi, larangan improvisasi adegan berciuman, serta larangan pembicaraan mengenai kehidupan seks atau konten yang tidak pantas.
Gugatan Balasan Baldoni
Ryan Reynolds, Blake Lively, Gigi Hadid dan Hugh Jackman menghadiri pemutaran perdana Film 'Deadpool and Wolverine' di New York City, New York, AS, 22 Juli 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Baldoni tidak tinggal diam. Pada 31 Desember, tim hukum Baldoni mengajukan gugatan yang melibatkan Wayfarer Studios dan pihak terkait lainnya, menuduh The New York Times sebesar US$ 250 juta atau sekitar Rp 3,87 triliun atas tuduhan pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, serta pelanggaran kontrak. Gugatan itu menyatakan bahwa artikel mereka sengaja memotong konteks percakapan untuk menggiring opini publik.
Dalam gugatan yang terdiri dari 87 halaman tersebut, turut disertakan tuduhan terhadap Lively yang dianggap manipulatif dan memanfaatkan isu pelecehan seksual untuk mengendalikan jalannya produksi film It Ends With Us. Kuasa hukumnya, Bryan Freedman, menyebut bahwa mereka berencana merilis seluruh pesan teks antara Baldoni dan Lively sebagai bukti.
Freedman juga menambahkan bahwa dalam waktu dekat, Baldoni akan menggugat Lively secara pribadi. “Kami ingin kebenaran terungkap. Semua dokumen akan kami rilis agar publik bisa menilai berdasarkan fakta,” ucapnya kepada NBC News.
Pada hari yang sama, Lively mengajukan gugatan federal terhadap Baldoni, Wayfarer Studios, dan pihak-pihak terkait lainnya. Dalam gugatan tersebut, Lively menuduh adanya pelanggaran terhadap hukum federal dan negara bagian California. "Wayfarer dan afiliasinya telah melanggar hukum dengan membalas laporan pelecehan seksual yang diajukan oleh Nona Lively," ujar pengacara Lively, seperti dilaporkan oleh Daily Mail.
Adapun sebagai tanggapan, The New York Times tetap melakukan pembelaan terkait laporannya. Danielle Rhoades Ha, juru bicara surat kabar tersebut, menyatakan bahwa artikel yang diterbitkan pada 21 Desember didasarkan pada ribuan dokumen yang dikutip secara akurat. “Peran organisasi berita independen adalah mengikuti fakta di mana pun fakta itu membawa. Artikel kami didasarkan pada ribuan dokumen asli, termasuk pesan teks dan email, yang dikutip secara akurat,” ujarnya.
Pihak Utama yang Terlibat
1. Blake Lively
Aktris yang mengajukan gugatan terhadap Baldoni setelah mengaku mengalami trauma mendalam akibat perilaku buruk, pelecehan seksual, hingga kampanye hitam yang dialaminya selama syuting It Ends With Us.
2. Justin Baldoni
Sutradara, produser, sekaligus pemeran It Ends With Us ini menolak semua tuduhan Lively. Baldoni bahkan menggugat balik Lively dan menggugat The New York Times atas pencemaran nama baik.
Suami Lively ini ikut terlibat dalam konflik, ia mendukung istrinya dengan mendesak Baldoni untuk meminta maaf.
4. Jamey Heath
Produser It Ends With Us dan CEO Wayfarer Studios yang juga digugat oleh Lively karena perilaku tidak profesional, termasuk dituduh memperlihatkan video eksplisit kepada Lively.
5. Jennifer Abel
Abel sebelumnya bekerja di perusahaan PR TAG sebelum bergabung sebagai tim publisis Baldoni pada 2024. Ia diduga membantu menjalankan kampanye hitam terhadap Lively.
6. Melissa Nathan
Ahli manajemen krisis yang mendirikan TAG PR. Ia diduga berkomunikasi dengan Abel untuk mempersiapkan strategi yang akan menguntungkan Baldoni.
PEOPLE | THE NEW YORK TIMES | DAILY MAIL | NBC NEWS