Festival batik Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah pada Sabtu (1/11/2025) Huri YantoSRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ribuan warga dan anak anak antusias mengikuti acara Festival Batik Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah pada Sabtu (1/11/2025). Terlihat ratusan motif batik menghiasi setiap sudut dalam gelaran Festival Batik Pungsari Tahun 2025 tersebut.
Dengan acara festival batik 2025 tahun ini Desa Pungsari menegaskan jati diri Kabupaten Sragen sebagai daerah penghasil batik terbesar di wilayah Solo Raya.
Acara festival tahun ini diinisiasi langsung oleh Pemerintah Desa Pungsari bersama masyarakat dan para pengrajin batik ini dihadiri langsung oleh Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Sragen, Linda Sigit Pamungkas, sejumlah kepala OPD, perangkat desa se-Kecamatan Plupuh, tokoh masyarakat, serta ribuan warga dari berbagai wilayah di Sragen.
Festival ini menampilkan beragam kegiatan menarik seperti karnaval batik, lomba tari, workshop edukasi membatik, bazar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) batik dan kuliner, lomba konten TikTok, lomba menyanyi, serta business matching antara pelaku usaha batik dengan mitra potensial.
Ketua Panitia, Usman, dalam sambutannya menjelaskan bahwa Festival Batik Pungsari lahir dari semangat masyarakat untuk memperkenalkan potensi besar desanya dalam industri batik.
“Desa Pungsari memiliki banyak pengrajin batik dengan kapasitas produksi yang tinggi. Namun selama ini, nama Pungsari belum sepopuler sentra lain. Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa Pungsari juga memiliki potensi luar biasa,” jelasnya.
Tujuan kegiatan ini tidak hanya untuk memperkenalkan batik yang ada di Desa Pungsari, tapi juga untuk meningkatkan pendapatan masyarakat melalui industri batik, menuju desa wisata batik yang maju dan berdaya saing.
Selain itu dalam keterangannya Kepala Desa Pungsari, Suparmin mengatakan dengan ivent festival batik mampu mengenalkan kain Batik Pungsari lebih luas lagi.
“Selama ini batik taunya buatan Kliwonan Masaran, tetapi produksi batik terbesar itu di wilayah Pungsari dan prodaknya sudah terjual ke seluruh wilayah Indonesia dan internasional. Produksi batik di pungsari itu ada 20 orang tapi perharinya dari pabrik milik 20 orang itu perorangnya bisa menghasilkan 2500 potong,” kata Kades Pungsari.
Sementara itu, Bupati Sragen Sigit Pamungkas menyampaikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya festival yang diinisiasi oleh masyarakat dan pemerintah desa. Ia menilai kegiatan ini menjadi bukti bahwa Kabupaten Sragen memiliki kekayaan budaya dan ekonomi kreatif yang luar biasa.
“Saya melihat festival ini sangat luar biasa. Ada 13 usaha batik yang menjadi sponsor utama dan ribuan warga yang hadir. Selama ini batik Sragen sering kalah pamor, padahal pengrajinnya justru terbanyak ada di sini. Karena itu, sudah saatnya kita tegaskan bahwa pusat batik Solo Raya ada di Kabupaten Sragen,” tegasnya.
Bupati menambahkan, melimpahnya produsen batik di Sragen menjadi kekuatan besar yang harus terus didorong melalui promosi, edukasi, dan pengembangan industri kreatif.
“Kalau orang bicara batik Solo Raya, maka pusatnya adalah Sragen. Di sinilah pengrajinnya terbanyak, produknya beragam, dan kualitasnya unggul. Ke depan, tagline ‘Sragen Pusat Batik Solo Raya’ harus terus digaungkan,” lanjutnya.
Selain itu, Bupati Sigit juga menekankan pentingnya regenerasi pengrajin batik agar seni membatik tetap hidup di tengah perkembangan zaman.
“Kalau jumlah pengrajin mulai menurun, kita harus mendidik generasi muda agar terus melestarikan batik. Banyak motif dan inovasi baru yang bisa dikembangkan untuk memperkaya khasanah batik Sragen,” ujarnya.
Huri Yanto
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.












































