Gas LPG 3 Kg di Sragen Kembali Langka dan Mahal, Tembus Rp 26.000 per Tabung, Warga Curiga Ada Permainan?

1 month ago 27
Kelangkaan Gas LPG 3 Kg di Sejumlah Wilayah di Sragen Akhir-Akhir Ini

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Fenomena kelangkaan gas elpiji 3 kg di Kabupaten Sragen kembali terjadi. Harga gas melon tersebut di tingkat pengecer kini tembus antara Rp 23.000 hingga Rp 26.000 per tabung.

Gas bersubsidi yang seharusnya diprioritaskan untuk masyarakat miskin ini mulai terasa langka dan mahal sejak sepekan terakhir. Kondisi ini tak hanya menyulitkan masyarakat, namun juga mengancam kelangsungan usaha kecil yang bergantung pada gas elpiji bersubsidi. Masyarakat pun mendesak pemerintah dan pihak terkait untuk segera turun tangan, mengatasi kelangkaan dan menstabilkan harga di pasaran.

Informasi yang dihimpun JOGLOSEMARNEWS.COM , sejumlah wilayah di Sragen bagian barat mengalami kelangkaan disertai lonjakan harga. Di Desa Gading, Kecamatan Tanon, harga gas elpiji 3 kg terpantau mencapai Rp 23.000 per tabung. Sementara di Desa Ngandul, Kecamatan Sumberlawang, harga bahkan tembus hingga Rp 26.000 per tabung.

“Iya, sudah hampir satu bulan ini langka dan mahal. Harga biasanya Rp 19.000, tapi karena langka, kemarin di toko pengecer milik anaknya Pak Haji Sutrisno dijual Rp 25.000, di toko Bu Sadirah dekat Terminal Sumberlawang juga Rp 25.000, dan di toko Pak Udin pojokan terminal Rp 21.000. Di tengah kampung lain pun harga berkisar Rp 22.000. Di Sumber Cepoko saja Rp 21.000. Karena barangnya sulit dicari, ya mau tidak mau kami beli meskipun mahal karena kebutuhan,” ujar M (50), warga Desa Ngandul, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (6/8/2025).

M juga berharap pemerintah benar-benar turun tangan menangani persoalan ini. Jika dibiarkan berlarut-larut, harga gas yang tinggi bisa menjadi polemik berkepanjangan di tengah kondisi ekonomi yang sulit.

“Harapannya kondisi bisa segera normal kembali. Jangan sampai masyarakat makin kesulitan di situasi seperti ini,” imbuhnya.

Tak hanya di wilayah Sumberlawang, kelangkaan juga dilaporkan terjadi di beberapa desa lainnya. Di kawasan Sangiran, Desa Krikilan dan Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe, harga gas naik dari yang semula Rp 19.000 kini menjadi Rp 20.000 hingga Rp 22.000 per tabung di pengecer.

Kondisi serupa juga terjadi di wilayah Kecamatan Karangmalang, tepatnya di Kroyo dan Puro, di mana masyarakat mulai mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas melon. Bahkan di Pangkalan SPBU Taman Asri, petugas hanya bisa menjanjikan pasokan baru akan datang pada Senin mendatang.

Sementara itu, di Gambiran, Kelurahan Sine, Kecamatan Sragen, sejumlah pangkalan gas bahkan sudah lebih dulu memasang tulisan “Gas Habis” sebelum pembeli datang bertanya. Jika pun ada, gas elpiji 3 kg hanya tersedia di pengecer dengan harga tinggi, mencapai Rp 24.000 per tabung—jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang seharusnya Rp 18.000.

Di wilayah Kecamatan Tangen, harga gas pun tak kalah tinggi. Warga harus membeli dengan harga bervariasi antara Rp 23.000 hingga Rp 25.000 per tabung.

“Sulit, tapi ya masih ada yang jual,” ujar Sri, salah satu warga Kecamatan Tangen.

Kelangkaan gas elpiji 3 kg ini menimbulkan dugaan adanya permainan dalam rantai distribusi. Bahkan sempat beredar isu bahwa sebagian jatah gas untuk wilayah Sragen dialihkan ke daerah lain, meskipun hingga kini belum ada konfirmasi resmi dari pihak berwenang.

Huri Yanto

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |