TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia belum menyetujui proposal investasi Apple senilai 100 juta dolar AS, meskipun jumlah itu 10 kali lipat dari janji penanaman modal yang belum perusahaan teknologi Amerika itu tunaikan.
Meskipun nilainya tergolong besar yakni Rp1,58 triliun, jika dibandingkan proposal investasi Apple 2020-2023 senilai Rp271 miliar, Kementerian Perindustrian masih pikir-pikir dan menilanya tidak fair. Kenapa? "Kami berpendapat bahwa tidak fair juga disebut-sebut menaikkan investasi hingga 10 kali lipat. Seharusnya kita melihat apakah nilai 100 juta dolar AS tersebut berkeadilan atau tidak bagi Indonesia, dibandingkan dengan negara tujuan investasi Apple lainnya seperti India, Vietnam, dan Thailand,” kata Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arief kepada Antara di Jakarta, Jumat, 22 November 2024. Apa sih yang dilakukan di Vietnam, misalnya, sampai membuat Indonesia 'iri'? Dikutip dari Vietnam Briefing,
Perluasan ini menjadikan Vietnam sebagai pusat pemasok Apple terkemuka di Asia Tenggara dan keempat terbesar di dunia, setelah di Cina yang menggandeng 158 mitra lokal, diikuti Taiwan (49), dan Jepang (44).
Selama delapan tahun terakhir, Apple telah meningkatkan basis pemasoknya di Vietnam, bermitra dengan perusahaan teknologi besar dan produsen seperti Foxconn, Luxshare, Samsung, Intel, dan LG. Vietnam kini menjadi tuan rumah bagi fasilitas manufaktur besar yang merakit berbagai produk Apple, termasuk AirPods, iPad, dan Apple Watch.
Analis memperkirakan bahwa pada tahun 2025, Vietnam akan memproduksi 20 persen dari semua iPad dan Apple Watch, 5 persen MacBook, dan 65 persen AirPods. Pertumbuhan ini menyoroti meningkatnya pentingnya Vietnam dalam strategi manufaktur Apple.
Ketika CEO Apple Tim Cook bertemu dengan Perdana Menteri Pham Minh Chinh dalam kunjungan dua harinya ke Vietnam pada 15 April 2024, disepakati peningkatan kolaborasi dan pengembangan investasi berkualitas tinggi. Cook berkomitmen untuk meningkatkan pengeluaran pada pemasok yang berbasis di Vietnam dan mendukung proyek inovasi.
Kehadiran Apple di Vietnam telah menciptakan sekitar 200.000 lapangan pekerjaan melalui rantai pasokannya dan industri aplikasi iOS. Sejak 2019, raksasa teknologi AS tersebut telah menginvestasikan VND 400 triliun (sekitar US$15,8 miliar) di negara tersebut melalui mitra rantai pasokan lokal.
"Investasi besar ini menggarisbawahi kepercayaan Apple terhadap kemampuan Vietnam dan peran pentingnya dalam rantai pasokan global perusahaan," tulis media itu.
iPhone Rebut 12 Persen Pasar Ponsel Indonesia
Masalah investasi 100 juta dolar yang ditawarkan Apple agar iPhone 16 bisa dipasarkan di Indonesia menjadi perhatian media internasional, termasuk Wall Street Journal dan Bussines Insider.
Hingga Oktober 2024, Apple menguasai hampir 12 persen pangsa pasar ponsel di Indonesia, menandai sedikit peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun tertinggal dari pesaing Android seperti Oppo, Samsung, Xiaomi, dan Vivo, pangsa pasar Apple di negara ini terus tumbuh sejak 2015, demikian laporan Statista. Sedangkan di Vietnam dan Thailand, pangsa pasar iPhone 18 dan 14 persen.
Pangsa pasar ponsel pintar Apple di Indonesia termasuk yang terendah di kawasan Asia-Pasifik. Android adalah sistem operasi seluler yang paling banyak digunakan di Indonesia, menguasai sekitar tujuh kali pangsa pasar iOS.
Citra merek Apple yang kuat umumnya dikaitkan dengan produk premium, yang terutama menarik bagi segmen konsumen terbatas di Indonesia. Dengan upah rata-rata karyawan Indonesia sekitar tiga juta rupiah, banyak konsumen lebih memilih opsi ponsel pintar yang lebih terjangkau.
Pilihan Editor Awal Mula Bos Sriwijaya Air Hendry Lie Tersangkut Kasus Dugaan Korupsi PT Timah