Jagoan Gerindra di Pilkada 2024 Bangka Belitung Berguguran

3 months ago 123

8000hoki List Situs server Slot Maxwin Terpercaya Sering Scatter Online

hoki kilat Pusat Login web Slot Maxwin Singapore Online Sering Lancar Scatter Full Online

1000hoki.com ID server Slots Maxwin Japan Terbaru Pasti Win Full Banyak

5000hoki Data Daftar website Slot Gacor Singapore Terbaik Mudah Jackpot Full Non Stop

7000hoki ID situs Slot Maxwin Malaysia Terbaik Sering Lancar Menang Terus

9000 hoki Data Login web Slot Gacor Japan Terbaik Mudah Menang Setiap Hari

Alternatif Login Slots Maxwin Indonesia Terpercaya Sering Lancar Menang Full Terus

Idagent138 login Id Slot Game Terbaik

Luckygaming138 Daftar Slot Game Online

Adugaming Daftar Akun Slot Gacor Terpercaya

kiss69 Slot Anti Rungkad Terbaik

Agent188 Id Slot Anti Rungkat Terbaik

Moto128 login Slot Anti Rungkad Online

Betplay138 Slot Anti Rungkat

Letsbet77 Daftar Id Slot Online

Portbet88 Id Slot Gacor

Jfgaming168 Daftar Akun Slot Anti Rungkat Online

Mg138 Slot Anti Rungkat Online

Adagaming168 login Akun Slot Anti Rungkad Terpercaya

Kingbet189 login Slot Terpercaya

Summer138 Id Slot Gacor Terpercaya

Evorabid77 Slot Maxwin

TEMPO.CO, PANGKALPINANG - Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) mengalami kekalahan telak di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung setelah calon-calon yang didukung mengalami kekalahan.

Adapun calon Gerindra yang kalah pada pilkada tahun ini adalah pasangan Erzaldi Rosman - Yuri Kemal Fadlullah di Pilkada Gubernur Bangka Belitung, Burhanuddin - Ali Reza Mahendra di Pilkada Belitung Timur, Isyak Meirobie - Masdar Nawawi di Pilkada Belitung, Adet Mastur - Erlansyah Roskar di Pilkada Bangka Tengah dan Sukirman - Bong Ming Ming di Pilkada Bangka Barat.

Sementara di Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka, Gerindra mengalami kekalahan setelah jagoannya Maulan Aklil - Masagus Hakim dan Mulkan - Ramadian kalah telak melawan kotak kosong.

Dosen Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung, Ranto mengatakan faktor yang menyebabkan Gerindra mengalami kekalahan telak diantaranya terlalu fokus di Pilkada Gubernur dan mengabaikan kader internal yang potensial.

"Di pemilihan bupati dan walikota, Gerindra tidak terlalu serius. Bahkan memilih dan rela bergabung dengan koalisi petahana yang dikomandoi PDIP. Itu demi mengamankan suara Erzaldi Rosman di Pilkada Gubernur," ujar Ranto kepada Tempo, Senin, 9 Desember 2024.

Keputusan tidak mau berseberangan dengan petahana, kata Ranto, terkesan bahwa Gerindra mencoba berlindung di koalisi petahana agar suara Erzaldi tidak beresiko. Gerindra, kata dia, sejak awal sudah kurang komunikatif untuk membangun koalisi.

"Mungkin karena merasa survei elektabilitas Erzaldi cukup tinggi, memberikan kepercayaan yang tinggi pula untuk tidak perlu membangun koalisi sendiri," ujar dia.

Sosok Prabowo sebagai presiden terpilih dari Gerindra, kata Ranto, tidak memberikan efek dan dampak apa-apa terhadap calon yang diusung Gerindra. Di pilkada tahun ini, kata dia, Prabowo bahkan tidak terlalu mengendorse Erzaldi seperti yang dilakukannya pada pilkada Gubernur 2017 lalu.

"Mungkin Bangka Belitung sudah dianggap Prabowo sebagai daerah yang pasti dimenangkan kembali oleh Erzaldi. Apalagi Erzaldi yang dipasangkan dengan Yuri Kemal Fadlullah yang merupakan anak Yusril Ihza Mahendra, dianggap sudah cukup sempurna untuk memenangkan kadernya," ujar dia.

Menurut Ranto, ada dua kesempatan bagi Gerindra memenangkan pilkada sebagai upaya mempertahankan harga diri partai yakni pemilihan ulang di Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka usai kotak kosong dinyatakan menang.

"Gerindra harus all-out untuk pilkada ulang tersebut. Kalau di dua daerah ini Gerindra hanya ikut-ikutan bergabung dengan koalisi, maka tidak ada lagi harapan bagi Gerindra untuk menempatkan kadernya dalam jabatan politik. Bisa dikatakan Gerindra gagal total dalam melakukan pemetaan dan regenerasi politik bagi kader internalnya," ujar dia.

Ranto menuturkan Gerindra harus benar-benar membuka diri dan membangun komunikasi politik kepada siapapun. Selain merangkul figur yang potensial, kata dia, Gerindra juga harus merangkul kekuatan politik lain yang banyak jumlahnya sehingga tidak bisa diabaikan.

"Kalau pilkada ulang gagal lagi, resikonya saya menduga akan mempercepat terjadinya pergantian kepengurusan di internal Gerindra yang ada di seluruh wilayah Bangka Belitung," ujar dia.

Wakil Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) Partai Gerindra Bangka Belitung, Muhammad Irham mengatakan pihaknya memang kecewa dengan hasil pilkada 27 November 2024 lalu. Namun dia menegaskan semua proses tahapan mengusung dan mendukung calon kepala daerah sudah berjalan sesuai mekanisme organisasi partai.

"Kita tidak ujug-ujug langsung mendukung calon tersebut. Kita sudah melaksanakan tahapan pengusungan calon mulai dari melihat hasil survei calon tersebut hingga membuka koalisi dengan partai lain," ujar dia.

Irham menuturkan bahwa Gerindra masih mempunyai kesempatan untuk memenangkan kursi kepala daerah seiring dengan adanya pilkada ulang di Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka setelah kotak kosong dinyatakan menang.

"Pilkada kemarin memang calon yang kita dukung banyak kalah. Kita akui itu tidak sesuai dengan target kita yang sebelumnya ingin memenangkan kursi kepala daerah di beberapa wilayah. Tapi masih ada kesempatan di pilkada ulang di dua wilayah," ujar dia.

Irham menambahkan pihaknya belum melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap hasil pilkada lalu disebabkan sedang memfokuskan diri untuk gugatan sengketa hasil pilkada Gubernuran di Mahkamah Konstitusi (MK).

"Setelah selesai di MK baru kita lakukan evaluasi secara mendalam untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mengakibatkan Gerindra memperoleh hasil yang kurang maksimal," ujar dia.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |