TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus wafat di usianya yang ke-88 pada 21 April 2025. Pemimpin umat Katolik ini dikenal sebagai pionir pembawa reformasi bagi Vatikan. Dia pernah berbicara ihwal kesejahteraan pekerja saat berkunjung ke Singapura pada September tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Singapura menjadi satu dari sejumlah negara yang dikunjungi Paus Fransiskus dalam perjalanan apostoliknya. Di sana, pria dengan nama lahir Jorge Mario Bergoglio itu bertemu dengan Presiden Tharman Shanmugaratnam, para menteri, masyarakat sipil, diplomat, peneliti, hingga mahasiswa Singapura.
Paus Fransiskus menyatakan, bahwa Singapura merupakan negara hub atau tempat pusat aktivitas bisnis. Dia mengatakan, pertumbuhan infrastruktur dan ekonomi negara itu berkembang pesat.
Namun, Paus Fransiskus mengatakan, perlu ada komitmen dari pemerintah untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Peningkatan itu, ujar dia, bisa dilakukan dengan menyediakan perumahan umum, pendidikan berkualitas, hingga sistem kesehatan yang efesien.
Paus Fransiskus menilai, perkembangan pesat suatu negara tak lepas dari kontribusi para pekerja. "Mereka harus dijamin dengan upah yang adil dan layak," kata Uskup Roma itu saat berkunjung ke Singapura pada 12 September 2024.
Dia juga berharap, pemerintah dapat memberikan perhatian khusus kepada kelompok rentan. Misalnya, orang miskin, orang tua, dan pekerja migran.
Selain itu, Paus Fransiskus juga menyoroti ihwal pertumbuhan ekonomi. Menurut dia, dorongan pertumbuhan ekonomi tidak boleh dilakukan untuk keuntungan semata.
"Dorongan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang dilakukan negara harus berpihak pada kemaslahatan manusia," ujarnya.
Paus Fransiskus juga berbicara perihal solidaritas manusia di tengah perkembangan zaman di Singapura. Dia berharap peningkatan teknologi yang canggih tak mengisolasi manusia dengan sesamanya.
Terlebih lagi, ujarnya, Singapura dikenal sebagai mosaik etnis, budaya, dan agama. Dia mengatakan, masyarakat hidup berdampingan di Singapura.
"Jangan kita melupakan kebutuhan penting bagi manusia untuk meningkatkan solidaritas," kata Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus wafat di Casa Santa Marta pada 21 April 2025. Dia sempat dirawat di Rumah Sakit Poliklinik Agostino Gemelli pada Jumat, 14 Februari 2025.
Paus Fransiskus dinyatakan menderita bronkitis yang berkembang menjadi pneumonia ganda. Paus Fransiskus pernah menderita radang selaput dada saat dewasa muda dan sebagian paru-parunya telah diangkat.
Upacara pemakaman Paus Fransiskus akan dilaksanakan di Basilika Santo Petrus pada Sabtu pagi 26 April 2025. Jenazah Paus Fransiskus akan dibawa ke Basilika Santo Petrus pada Rabu pagi 23 April 2025 pada pukul 9 pagi waktu setempat. Jenazahnya saat ini disemayamkan dalam peti jenazah di kapel kediaman Santa Marta, tempat ia tinggal selama 12 tahun masa kepausannya.
Berbeda dari tradisi, Fransiskus mengonfirmasi dalam wasiat terakhirnya yang dirilis pada Senin bahwa ia ingin dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma dan bukan di Basilika Santo Petrus.
Pemakaman Paus Fransiskus akan dihadiri oleh para pemimpin dari seluruh dunia, menjelang konklaf bulan depan untuk memilih pemimpin baru Gereja Katolik Roma.
Sejumlah pemimpin dunia telah menyatakan akan hadir dalam pemakaman Paus Fransiskus, antara lain Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, hingga Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva.
Francisca Christy Rosana berkontribusi dalam penulisan artikel ini.