TEMPO.CO, Jakarta - Mata panda, atau yang dikenal dalam istilah medis sebagai periorbital hyperpigmentation, adalah kondisi di mana kulit di sekitar mata, terutama di bawah mata, tampak lebih gelap dibandingkan bagian wajah lainnya.
Dilansir dari Healthline, pada mata panda warna gelap ini bisa muncul dalam berbagai variasi, seperti hitam, cokelat, kebiruan, hingga ungu. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan lebih berkaitan dengan penampilan, namun mata panda sering membuat seseorang terlihat lelah, stres, atau lebih tua dari usianya.
Penyebab Mata Panda
Seperti yang dilansir dari Mayo Clinic, ada banyak faktor yang bisa memicu terjadinya mata panda. Beberapa penyebab utamanya adalah penuaan, genetik, dan gaya hidup. Seiring bertambahnya usia, kulit di sekitar mata menjadi lebih tipis dan longgar. Hal ini membuat pembuluh darah di bawahnya lebih mudah terlihat, sehingga menciptakan efek warna gelap di bawah mata. Selain itu, terbentuknya cekungan di sekitar mata akibat hilangnya elastisitas kulit juga dapat menciptakan bayangan yang memperparah tampilan mata panda.
Faktor genetik juga mempengaruhi munculnya mata panda. Beberapa orang cenderung memiliki kulit yang lebih tipis di area mata karena faktor keturunan. Jika orang tua atau keluarga dekat memiliki kondisi ini, kemungkinan besar Anda juga berisiko mengalaminya.
Kurang tidur merupakan faktor umum lainnya. Ketika tubuh tidak mendapatkan cukup istirahat, kulit bisa terlihat lebih pucat, membuat pembuluh darah di bawah mata lebih jelas terlihat. Selain itu, tubuh yang kelelahan sering kali menghasilkan retensi cairan, yang bisa menyebabkan pembengkakan di bawah mata dan mempertegas tampilan gelap.
Paparan sinar matahari juga dapat memperburuk kondisi mata panda, terutama bagi mereka yang memiliki kulit lebih gelap. Sinar ultraviolet (UV) meningkatkan produksi melanin, pigmen yang memberi warna pada kulit, yang dapat menyebabkan hiperpigmentasi di sekitar mata.
Selain itu, dermatitis atau alergi juga bisa menyebabkan peradangan di sekitar mata, yang membuat kulit menjadi lebih tipis dan pembuluh darah lebih terlihat. Kebiasaan menggosok mata akibat iritasi atau alergi dapat memperparah kondisi ini.
Dehidrasi adalah penyebab lain yang sering kali tidak disadari. Ketika tubuh kekurangan cairan, kulit di bawah mata menjadi lebih tipis dan tampak cekung, yang membuat lingkaran gelap lebih terlihat.
Iklan
Gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan, juga dapat mempercepat proses penuaan kulit dan memperparah mata panda. Kebiasaan ini merusak kolagen dan elastin, dua komponen penting yang menjaga kekencangan dan elastisitas kulit.
Faktor Risiko Mata Panda
Selain penyebab langsung, ada beberapa faktor risiko yang membuat seseorang lebih rentan terhadap mata panda. Misalnya, usia adalah faktor yang tidak bisa dihindari. Seiring bertambahnya usia, kulit cenderung kehilangan elastisitas dan kelembapannya, yang menyebabkan kantung mata atau lingkaran hitam lebih terlihat.
Warna kulit alami juga berperan dalam kecenderungan seseorang untuk mengalami mata panda. Orang dengan kulit lebih gelap cenderung memiliki lebih banyak melanin, yang membuat mereka lebih rentan terhadap hiperpigmentasi di area sekitar mata.
Di sisi lain, faktor gaya hidup, seperti kurangnya tidur, stres, serta pola makan yang tidak sehat, juga berkontribusi besar dalam memperparah kondisi ini. Kurangnya nutrisi yang diperlukan untuk kesehatan kulit, seperti vitamin C, E, dan kolagen, dapat mempercepat penuaan kulit dan memperparah mata panda.
Mata Panda dalam Perspektif Medis
Meskipun mata panda lebih sering dianggap sebagai masalah kosmetik, kondisi ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan tertentu. Beberapa penyakit, seperti anemia atau masalah ginjal, dapat menyebabkan kulit di bawah mata tampak lebih gelap karena sirkulasi darah yang buruk. Oleh karena itu, jika mata panda muncul secara tiba-tiba atau disertai gejala lain, sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga medis untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Pilihan editor: 5 Tips Atasi Mata Panda