Kepala BNN: Propaganda Narkoba Sasar Masyarakat Miskin

1 month ago 15
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa untuk Meningkatkan Ketanggapsiagaan terhadap Ancaman Narkoba, yang digelar di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Kamis (7/8/2025) / Foto: Ando

KLATEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Komjen Pol Marthinus Hukom, mengingatkan tentang adanya propaganda semu yang menyesatkan terkait penggunaan narkoba dan menyasar masyarakat ekonomi lemah.

Peringatan itu disampaikannya saat memberikan sambutan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat desa untuk meningkatkan ketanggapsiagaan terhadap ancaman narkoba, yang digelar di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Kamis (7/8/2025).

“Kalau kita berbicara soal suplai narkoba, itu bicara tentang ekonomi legal. Mereka memanfaatkan masyarakat miskin sebagai kaki tangan untuk memperluas pasar,” ujar Marthinus.

Ia menambahkan, suplai narkoba kerap berbanding lurus dengan rendahnya pendapatan. Namun, desa dengan ekonomi yang relatif kuat pun tak luput dari incaran, karena meningkatnya daya beli justru bisa memicu peningkatan permintaan (demand).

“Jangan salah, saat ekonomi tumbuh, permintaan pun meningkat. Pasar narkoba justru menyasar mereka yang punya kemampuan membeli,” terangnya.

Marthinus menyoroti adanya propaganda sesat yang menyebar di tengah masyarakat, seolah-olah narkoba bisa meningkatkan produktivitas. Padahal, efek jangka panjangnya sangat merusak sistem saraf dan relasi sosial.

Ia menjelaskan bahwa kini justru terjadi paradoks. Wilayah-wilayah dengan tingkat pendapatan rendah, seperti kampung nelayan atau desa pertanian, menjadi target pasar narkoba.

“Di Sumatera Utara misalnya, ada pekerja kebun yang lebih memilih membeli narkoba daripada memenuhi kebutuhan sosial dan keagamaan seperti membeli baju atau perlengkapan sekolah anaknya,” paparnya.

Fenomena ini menunjukkan bagaimana narkoba menggerus kesadaran sosial dan memicu ketergantungan yang destruktif.

Melalui kegiatan studi banding tersebut, Marthinus menekankan pentingnya menggali praktik-praktik baik dalam pemberdayaan masyarakat desa untuk pencegahan penyalahgunaan narkoba. Menurutnya, keberhasilan membangun desa yang bersih narkoba berangkat dari komitmen internal, baik dengan diri sendiri, Tuhan, maupun masyarakat.

“Strategi utama BNN saat ini adalah kolaborasi, meski dengan segala keterbatasan anggaran,” ungkapnya.

Ia juga mengapresiasi upaya Desa Ponggok dalam memaksimalkan potensi lokal secara kreatif dan inovatif.

“Kepala desa idealnya memiliki tiga hal: kekuatan sebagai pemimpin, konsep yang matang dalam mengelola persoalan, serta kemampuan membangun kepercayaan masyarakat. Ini semua saya lihat di Desa Ponggok,” tandasnya.

BNN memandang bahwa peredaran narkoba kini telah merambah semua lapisan, tak terkecuali nelayan dan petani. Oleh karena itu, penguatan individu dan pembangunan manusia menjadi sangat krusial dalam upaya pencegahan. (Ando)

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |