Kilas Balik Kebakaran dan Restorasi Katedral Notre Dame yang Baru Dibuka Lagi setelah 5 Tahun

1 month ago 41

TEMPO.CO, Jakarta - Lima tahun setelah kebakaran dahsyat, Katedral Notre Dame di Paris, Prancis, dibuka kembali untuk umum pada Sabtu malam, 7 Desember 2024 waktu setempat. Pembukaan dilakukan dalam sebuah upacara oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan dihadiri lebih dari 2.500 tamu, termasuk presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, ibu negara Amerika Jill Biden, dan Pangeran William. Uskup Agung Paris, Laurent Ulrich, memukul pintu Notre Dame tiga kali dengan tongkat uskupnya, dan sebuah mazmur dinyanyikan di dalam sebagai tanggapan, untuk membuka katedral secara resmi.

Kebakaran pada 2019 membuat bangunan berusia 860 tahun itu hampir runtuh. Situs Warisan Dunia UNESCO, yang terkenal dengan arsitektur Gotik dan signifikansi historisnya, telah mengalami restorasi dan rekonstruksi ekstensif, memberikan kehidupan baru pada keajaiban arsitektur ini.

Kilas Balik Kebakaran

Pada 15 April 2019, kebakaran dahsyat melanda Katedral Notre Dame. Sebagian besar atapnya runtuh, begitu juga dengan menara katedral abad ke-12 yang ikonik. Kebakaran, yang kemungkinan disebabkan oleh korsleting listrik, itu terjadi selama 15 jam. Butuh hampir 400 petugas pemadam kebakaran untuk mengendalikan api. Sementara api menghancurkan sebagian besar bangunan atas, menara lonceng dan fasad katedral tetap utuh. Untuk pertama kalinya dalam lebih dari 200 tahun Notre Dame tidak menyelenggarakan Misa Natal tradisionalnya pada 2019.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menggambarkan kebakaran tersebut sebagai "luka nasional." Ia berjanji untuk merestorasi katedral dalam waktu lima tahun.

"Kebakaran di Notre Dame adalah luka nasional, dan Anda telah menjadi obatnya melalui kemauan, melalui kerja keras, melalui komitmen," kata dia saat itu.

Restorasi Habiskan Rp12,7 Triliun

Kebakaran itu membuat prihatin seluruh dunia sehingga banyak yang menyumbang untuk restorasi. Dana yang terkumpul dari sumbangan hampir US$1 miliar atau sekitar Rp15,9 triliun. Restorasi katedral bersejarah itu menghabiskan dana US$800 juta atau sekitar Rp12,7 triliun.

Setelah lima tahun, restorasi selesai meskipun bagian luar katedral masih dalam pengerjaan. Pengerjaan restorasi melibatkan lebih dari 2.000 pengrajin, arsitek, dan ahli. Pekerjaan tersebut meliputi pembangunan kembali atap, pembersihan 40.000 meter persegi batu, pemulihan lukisan minyak abad ke-17, dan perbaikan jendela kaca patri yang rusak.

Bagian penting dari restorasi tersebut adalah rekonstruksi puncak menara yang hancur. Menara itu mencerminkan desain Gotik abad ke-19. Patung-patung eksterior, termasuk gargoyle dan chimaera yang terkenal, dipindai secara digital dan dibuat ulang dari batu kapur. Untuk membangun kembali atap, sekitar 2.000 pohon ek digunakan untuk menjaga keutuhan historis bangunan tersebut. Katedral ini juga dipasangi sistem aliran air yang tersembunyi untuk melindungi dari kebakaran di masa mendatang.

Restorasi ini tidak hanya mewakili pelestarian bangunan, tetapi juga peremajaan simbol budaya dan sejarah Prancis yang abadi. Pada 1431, tempat ini menjadi tuan rumah penobatan Raja Henry VI dari Inggris sebagai Raja Prancis. Katedral ini juga menjadi tempat penobatan Napoleon Bonaparte pada 1804. Katedral ini telah menjadi saksi pergolakan politik dan agama, termasuk penjarahan dan penodaan patung-patungnya selama Revolusi Prancis, dan Festival of Reason pada 1793. Meskipun mengalami masa-masa sulit ini, katedral ini dipugar dan tetap menjadi pusat kehidupan Prancis. Setelah tutup lima tahun, Katedral Notre Dame mengadakan misa pertamanya pada Ahad, 8 Desember 2024. 

ECONOMIC TIMES | ABC 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |