WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Siapa sangka, seorang pria paruh baya yang sempat beberapa kali terlihat sibuk di Lapangan Krisak, Desa Singodutan Kecamatan Selogiri Wonogiri ternyata bukan orang sembarangan.
Ia adalah Mujiono (51), mantan penjaga gawang klub-klub besar nasional, yang menyempatkan diri pulang kampung demi satu tujuan mulia: mendukung generasi sepak bola masa depan di tanah kelahirannya.
Lahir di Krisak, Wonogiri pada 12 Juli 1973, Mujiono memang telah malang melintang di dunia sepak bola. Ia pernah merumput membela PS Gajah Mungkur Wonogiri (1989-1990), Persiharjo Sukoharjo (1990-1991), Persib B (1993-1994), Persikab Kabupaten Bandung (1994), dan PSGC Ciamis (1994-1996). Tapi, sehebat-hebatnya ia berkarier di luar kota, hatinya tetap tertambat pada kampung halaman. Anak pertama dari lima bersaudara pasangan suami istri, Yatin dan Saginem itu ingin memberikan kontribusi apapun untuk wilayahnya.
“Saya dulu kecil ikut nguruk tanah lapangan ini. Dulu masih sawah, kami warga gotong royong biar bisa main bola. Ini tempat pertama saya mengenal bola dan menyalurkan bakat,” ungkap Mujiono saat ditemui di Lapangan Krisak, Minggu (11/5/2025).
Seperti saat pulang liburan kali ini, alumnus SDN Krisak 2 Selogiri dan SMP Gajah Mungkur 8 Wonogiri itu menyempatkan datang di Lapangan Krisak, Wonogiri.
Bukan sekadar bernostalgia, pria yang kini berdinas di salah satu instansi Pemerintah Provinsi Jawa Barat itu juga menyempatkan diri memberikan pelatihan alias coaching clinic bagi kiper-kiper cilik dari SSB New Persik’s Selogiri.
Dengan penuh dedikasi, Mujiono mengajarkan teknik-teknik dasar penting bagi penjaga gawang, mulai dari cara memegang dan menangkap bola, menepis, hingga melempar bola dengan akurasi.
“Saya percaya, anak-anak Wonogiri banyak yang berbakat. Tapi bakat saja tak cukup, harus didukung latihan dan semangat. Orang tua juga punya peran penting untuk mendukung mimpi anak-anaknya,” jelas ayah dari Difa Syahban, Hasna Salsabila, dan Bagus Fadillah Wicaksono itu.
Radit, salah satu peserta yang ikut pelatihan, tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya.
“Pak Mujiono tegas tapi baik. Kami diajari teknik baru yang belum pernah diajarkan sebelumnya. Kalau bisa, Pak Mujiono latih kami terus bareng Coach Herman,” ucap Radit penuh harap.
Tak hanya menginspirasi lewat pengalaman dan pelatihan, Mujiono juga membagikan prinsip hidupnya yang sederhana tapi bermakna.
Mujiono berharap Lapangan Krisak bisa terus berkembang dan menjadi tempat lahirnya bibit-bibit unggul dari Wonogiri.
“Alhamdulillah, saya senang melihat kemajuan lapangan ini. Semoga ke depan semakin banyak anak-anak yang berprestasi lewat sepak bola,” tambahnya.
Sekilas Tentang Mujiono:
– Lahir: 12 Juli 1973, Krisak, Selogiri, Wonogiri
– Pendidikan: SD Krisak II Selogiri, SMP Gajah Mungkur 8 Wonogiri, SMA 19 Bandung, S1-S2 Ilmu Administrasi Negara STIA-LANRI Bandung
– Karier Sepak Bola: PS Gajah Mungkur, Persiharjo, Persib B, Persikab, PSGC
– Hobi: Membaca, menulis, olahraga
– Profesi Saat Ini: ASN di Pemprov Jawa Barat
Aris Arianto