Kronologi Kejadian yang Menewaskan 2 Pendaki Senior di Cartenz Menurut Polisi

8 hours ago 9

TEMPO.CO, Jakarta - Dua pendaki perempuan senior Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono meninggal di puncak gunung es Cartenz atau juga disebut Carstensz Pyramid Sabtu, 1 Maret 2025.

Elsa Laksono meninggal saat perjalanan turun dari Puncak Carstenz Pyramid karena indikasi terkena gejala acute mountain sickness (AMS). Korban dievakuasi ke RSUD Mimika pada pukul 06.10 hingga 09.26 WIT.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lilie Wijayanti Poegiono dinyatakan meninggal dunia terkena gejala AMS saat turun dari Puncak Gunung Carstenz Pyramid pada hari Sabtu sekitar pukul 02.07 WIT setelah dievakuasi oleh rekan dan guide pendamping di Teras Dua.

Kepolisian Resor Mimika memastikan tidak ada unsur kelalaian oleh pihak sponsor pendakian atas kematian dua pendaki di Papua Tengah itu. “Murni karena hipotermia,” kata Kapolres Mimika Ajun Komisaris Besar Billy Andha Hildiario Budiman, saat dihubungi Antara, Senin, 3 Maret 2025.

Billy menyatakan, Polres Mimika juga telah memanggil perwakilan PT Tropic Cartenz Jaya selaku sponsor pendakian tersebut untuk dimintai keterangan. “Sementara keterangan sudah cukup. Nanti apabila diperlukan akan kami lakukan penyelidikan lebih lanjut,” ujar dia.

Jenazah dua perempuan berusia mendekati 60 tahun ini sudah diturunkan hingga Lembah Kuning pada Sabtu sore, 1 Maret 2025. Kepala Kantor SAR Timika I Wayan Suyatna mengatakan evakuasi dihentikan sementara sampai pukul 15.00 WIT Ahad sore, karena cuaca yang tidak mendukung. Evakuasi dilanjutkan pada Senin, 3 Maret 2025 terhadap jenazah Lilie Wijayati dan para pendaki yang selamat.

"Kedua jenazah berhasil dievakuasi ke RSUD Mimika menggunakan helikopter," kata Billyandha.

Jenazah Elsa Laksono dievakuasi pada hari Minggu, kemudian langsung dibawa ke RSUD Mimika. Sementara itu, jenazah Lilie Wijayanti Poegiono dievakuasi pada hari Senin pukul 06.53 WIT.

"Evakuasi kedua jenazah berjalan dengan lancar meski terkendala cuaca buruk," ujarnya.

Dua jenazah pendaki tersebut kemudian diterbangkan ke Jakarta menggunakan maskapai Lion Air, Senin pukul 10.45 WIT, kata Billyandha.

Pada saat kejadian, Billy mengatakan, terdapat lima orang dalam satu rombongan termasuk Lilie Wijayati dan Elsa Laksono. Billy menyatakan tiga pendaki yang selamat sudah kembali ke Jakarta pada Senin ini.

Kepolisian juga mengonfirmasi bahwa penyanyi dan penulis Fiersa Besari juga tergabung dalam tim pendaki ke Puncak Carstensz. Kendati demikian, tim pendakian Fiersa berbeda dengan kelompok dua korban itu. “(Fiersa) sekarang sudah perjalanan kembali ke Jakarta dalam keadaan sehat,” ujar Billy.

Penjelasan Fiersa

Fiersa Besari memberikan kabar terkait situasi terkini dari pendakian Carstensz Pyramid (Puncak Jaya) melalui unggahan di media sosialnya, Senin sore.

Ia menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan kabar tersebut, dikarenakan kondisi yang sangat berduka dan syok atas tragedi yang menimpa rekan-rekan pendaki.

"Saya juga ingin meminta maaf karena baru mengabari perihal situasi Carstensz Pyramid (puncak tertinggi Indonesia dengan nama lain Puncak Jaya), karena kami yang berada di 'basecamp' Lembah Kuning (Yellow Valley/YV) pun merasa sangat syok dan berduka atas tragedi yang telah terjadi," tulis Fiersa.

Fiersa menjelaskan bahwa ia dan rekannya, Furky Syahroni, baru tiba kembali di Mimika, Papua Tengah pada 3 Maret 2025 setelah sempat tertahan di Lembah Kuning akibat cuaca buruk. Kondisi cuaca tersebut berdampak pada lalu lintas helikopter, yang merupakan satu-satunya akses resmi menuju Lembah Kuning saat ini.

Pendakian ini merupakan bagian dari misi Fiersa Besari dalam menyelesaikan ekspedisi "Atap Negeri" di 33 puncak gunung di Indonesia.

Sebelumnya, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) memastikan bahwa 13 orang pendaki Puncak Cartensz Pyramid, Pegunungan Jayawijaya, Mimika, Papua Tengah dalam kondisi selamat termasuk Fiersa Besari bersama tiga orang warga negara asing (WNA).

"Fiersa bersama tiga WNA asal Turki dan Rusia selamat," Kepala Kantor SAR Timika I Wayan Suyatna yang dikonfirmasi dari Jakarta, Minggu malam.

Fiersa Besari yang merupakan musisi asal Kota Bandung, sekaligus juga pegiat kegiatan alam terbuka itu masuk dalam daftar 15 orang tim pendaki Puncak Cartensz Pyramid yang dilaporkan ke Basarnas pada Minggu dini hari pukul 00.46 WIT membutuhkan pertolongan evakuasi.

Wayan mengatakan berdasarkan keterangan yang diperoleh tim SAR, para pendaki meminta pertolongan karena diduga ada anggota tim terkena gejala AMS saat perjalanan turun setelah summit di bawah puncak atau sebelum melintasi lintasan jembatan tali (tyrolean).

Wayan menjelaskan bahwa pendaki yang selamat itu antara lain adalah Fiersa Bestari, Indira Alaika, Furky, Poegiono, Saroni, Ludy Hadiyanto, dua WNA Turki, dan satu WNA Rusia.

Selain itu kelima orang guide atau pemandu pendakian atas nama Nurhuda, Alvin Perdana, Arlen Kolinug, Jeni Dainga dan Ruslan juga dipastikan selamat.

Kenangan Lilie Wijayanti alias Mamak Pendaki

Lilie Wijayanti di Instagram-nya dikenal dengan nama "Mamak Pendaki". Terekam sejumlah gunung di Indonesia sudah didaki, meski usia sudah tidak muda lagi.

Dalam statusnya di wall Instagramnya, dia menuliskan "Forever Young?. Cuman ikutin trend forever young aja...Tapi senang juga ngumpulin foto-foto masa lalu sampai ketawa-ketawa menertawakan diri sendiri. Sedikit kebahagiaan yang berarti ketika kita bisa menerima keadaan dan segala kondisi kita apa adanya bukan?."

"Lucu-lucu sih liat foto u 18 hiking pake sepatu basket, celana katun dan jaket apa adanya, masih miskin zaman ini. Ga punya uang buat cetak foto. Gear begini bisa sampai kalimati pula....." demikian unggahannya seperti dikutip Antara.

"Nostalgia ketika lulus SMA dan harus masuk tentara, digembleng di sana sebelum mulai pendidikan ikatan dinas di Telkom. Lucu juga, di pusdikhub pangkat kami paling rendah. Jadi kami harus hormat pada siswa tamtama, dan tepe2 kalau ada anak Akmil, wkwkwk lucu....Jadi jangan heran kalau mak berani. Krn sudah digembleng pendidikan militer gaes."

"Masa-masa bekerja di Telkom. Dan masa gerak jalan yang paling aku ga suka. Ketika gadis berpakaian seperti orang dewasa, sekarang udah tua bergaya muda, hahaha...."

"Nostalgia masa pacaran juga, punya anak di mana semua interior serba Olympic. Kami sering dipindah-pindah lokernya. Jadi aman bongkar pasang Olympic. Sekarang ya naik kelas dikit... Ikea hahahaa...."

"Dan aku juga pernah gendut lho u 48 beratku 68 kg. 3 tahun gym dan kemudian stabil...Mulai hiking lagi di umur 50 tahun. Di saat anak-anak sudah mulai kuliah, dan sibuk dengan urusannya sendiri."

Kemudian dia menuliskan "TORANG INDONESIA : Berbeda-beda tapi satu."

"Di usia 59 tahun, aku masih terus mendaki. Setiap langkahku adalah pengingat akan perjuangan para pahlawan."

Alfitria Nefi P berkontribusi dalam penulisn artikel ini

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |