TEMPO.CO, Jakarta - Lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) mungkin sudah banyak yang punya bekal hardskill. Namun itu saja tidak cukup buat lulusan SMK. Softskill juga berperan penting untuk mendapatkan dan mempertahankan pekerjaan.
Yayasan global Wadhwani Foundation pun meluncurkan berbagai program peningkatan keterampilan berbasis kecerdasan buatan (AI) yang bertujuan mengembangkan softskill calon pekerja dan pekerja yang diberi nama JobRise dan JobReady. Presiden dan Direktur Utama Wadhwani Foundation, Dr. Ajay Kela, pada kunjungan pertamanya ke Indonesia menjelaskan, “Program upskilling kami, JobRise dan JobReady, berfokus pada pengembangan softskill yang dirancang untuk dapat menyesuaikan kebutuhan pengguna dan keragaman sektor pekerjaan. Teknologi GenAI yang digunakan untuk platform-platform kami juga telah tersedia dalam bahasa Indonesia, dipadukan dengan pendampingan langsung bersama fasilitator untuk menyelenggarakan simulasi dan kolaborasi tatap muka.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat bertemu awak media di area Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kamis, 5 Desember 2024, Kela juga menunjukkan simulasi penggunaan teknologi AI tersebut. “Salah satunya, platform kami bisa dipakai untuk latihan wawancara pekerjaan. Pengguna bisa memasukkan pekerjaan yang dilamar dan bahasa yang digunakan, kemudian platform ini akan memberikan berbagai kemungkinan pertanyaan yang disampaikan pewawancara secara daring,” jelasnya lewat keterangan yang diterima Tempo.
Cara penggunaan
Kela menunjukkan bagaimana pengguna bisa menjawab pertanyaan dengan verbal atau tertulis. Platform AI ini kemudian akan memberikan penilaian atas jawaban itu, komentar atas jawaban, berikut rekomendasi jawaban yang baik. Ia menyebutkan Wadhwani sangat terbuka untuk bekerjasama dengan pemerintah, yayasan, dan institusi swasta yang ingin memanfaatkan platform ini dalam meningkatkan kualitas pencari kerja atau calon karyawan.
“Kami saat ini sedang berdiskusi dengan sejumlah pihak, baik dari pemerintah, yayasan, maupun swasta agar teknologi ini bisa menyentuh lebih banyak lapisan masyarakat, terutama para pencari kerja dengan demografi usia muda,” paparnya.
Masih banyak keterampilan lain yang bisa dipelajari para pencari kerja melalui platform digital ini. Wakil Presiden dan Direktur Wadhwani Wilayah Indonesia, Daniel Tumiwa, menyampaikan berbagai pelatihan yang tersedia gratis di platform milik Wadhwani.
“Misalnya, kami memiliki pelatihan kemampuan critical thinking, problem solving, komunikasi, dan masih banyak lagi. Sistem pelatihannya pun sangat personal. Pengguna bisa mempelajari materi, menjawab pertanyaan, dan berdiskusi langsung apabila ada pertanyaan. Semua dijawab langsung saat itu juga menggunakan teknologi AI. Dengan mengikuti pelatihan-pelatihan ini, kami berharap pelajar SMK dan para pencari kerja bisa jadi lebih terbekali. Mereka juga bisa menggunakan sertifikat dari setiap pelatihan tersebut untuk diterakan dalam CV-nya,” jelas Daniel.
Daniel juga menyebutkan pihaknya mencari potensi kerjasama kerjasama strategis, baik dengan pemerintah, yayasan nirlaba, organisasi, maupun perusahaan untuk bisa memberikan akses seluas-luasnya kepada penerima manfaat tanpa perlu biaya. Semua program dan inovasi ini adalah bagian dari upaya mewujudkan target 3 juta orang di Indonesia yang mendapatkan pekerjaan layak pada 2030. Teknologi AI ini dapat diakses melalui www.wadhwanifoundation.org.