Mahasiswa DKV ISI Surakarta Warnai CFD Solo Lewat Aksi Mural dan Launching Logo Dies ke-14

5 hours ago 9
Mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) FSRD ISI Surakarta tengah menorehkan warna dan berisi pesan lingkungan melalui aksi mural kreatif di arena Car Free Day (CFD) Slamet Riyadi, Solo, Minggu (26/10/2025) | Foto: Istimewa

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Suasana Car Free Day (CFD) Slamet Riyadi, Solo, Minggu (26/10/2025) tampak berbeda. Di antara warga yang berolahraga dan menikmati akhir pekan, puluhan mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) FSRD ISI Surakarta menorehkan warna dan pesan lingkungan melalui aksi mural kreatif.

Kegiatan yang dikemas bertajuk “ReCREACTION” itu menjadi ajang kolaborasi lintas komunitas, melibatkan Paragonation, TrashRanger.id, CREACT Project, FIM Soloraya, Tiny Hands Solo, serta Prodi DKV ISI Surakarta sendiri. Selain aksi mural, kegiatan tersebut juga menjadi momen peluncuran logo Dies Natalies ke-14 DKV ISI Surakarta, yang khusus dirancang oleh dosen DKV, Ipung Kurniawan Yunianto.

Logo baru itu sekaligus menandai dimulainya rangkaian perayaan berdirinya prodi DKV yang lahir pada tahun 2011. Peluncurannya sengaja dilakukan di ruang publik agar semangat kreatif mahasiswa bisa lebih dekat dengan masyarakat.

Aksi mural kali ini mengusung tema kesadaran terhadap pencemaran laut. Mahasiswa mengekspresikan ide mereka melalui kolase mural dari material sampah plastik, menggambarkan kehidupan bawah laut yang kini terancam akibat limbah manusia. Lewat karya itu, mereka mengajak masyarakat untuk lebih peduli pada kebersihan lingkungan.

Salah satu peserta, Luh Putu Puspa Samhita Pudja, mengaku antusias bisa berkreasi di tengah masyarakat.

“Seru sekali bisa melukis di ruang publik seperti CFD Slamet Riyadi. Apalagi acaranya juga bertepatan dengan launching logo Dies Natalies prodi kami,” ujarnya, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Kegiatan ReCREACTION dimulai dengan aksi plogging atau memungut sampah sambil berolahraga di sepanjang jalur CFD. Setelah itu, peserta mengikuti pawai Paus Plastik sebagai simbol penolakan terhadap pencemaran laut. Penampilan karakter Gatotplastik turut menyemarakkan suasana dengan pesan edukatif berbasis budaya lokal.

Tak hanya itu, acara juga diisi dengan edukasi dan permainan interaktif tentang pengelolaan sampah serta workshop seni daur ulang yang mengajak masyarakat ikut berpartisipasi.

Dosen pendamping kegiatan, Basnendar Herry Prilosadoso, menilai kegiatan di ruang publik memberi banyak manfaat bagi mahasiswa.

“Belajar dan berkarya di luar kelas membuat mahasiswa punya pengalaman baru sekaligus memperluas jangkauan kampus di tengah masyarakat,” ungkapnya. [*]

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |