GUNUNGKIDUL, JOGLOSEMARNEWS.COM – Memasuki September, kondisi lahan pertanian di Kabupaten Gunungkidul masih tergolong aman dari kekeringan. Hal itu dipengaruhi adanya fenomena kemarau basah yang membuat curah hujan masih turun meski sudah masuk musim kering.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Raharjo Yuwono, mengatakan hingga saat ini belum ada laporan sawah maupun ladang yang mengalami kekeringan. Menurutnya, kebutuhan air bagi tanaman masih tercukupi.
“Sejauh ini belum ada aduan dari petani ataupun kelompok tani. Hujan yang masih turun membuat kondisi pertanian relatif stabil,” jelasnya, Senin (1/9/2025).
Pemantauan Tetap Jalan
Meski situasi masih aman, DPP Gunungkidul tetap melakukan monitoring lapangan. Raharjo menegaskan, jika intensitas hujan berhenti total, potensi kekeringan baru akan muncul.
“Kalau hujan berhenti sama sekali, tentu perlu langkah antisipasi. Kami juga sudah menyiapkan opsi pompanisasi dan distribusi air di sejumlah titik jika memang diperlukan,” tambahnya.
Selain itu, ia meminta petani bijak mengelola lahan serta memaksimalkan irigasi yang tersedia. Hal ini penting agar produksi pertanian tidak terganggu meski musim kemarau berlangsung lebih panjang.
BPBD Siapkan 1.500 Tangki Air
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono, menuturkan hingga awal September belum ada distribusi air bersih ke warga. Padahal, pihaknya telah menyiapkan stok hingga 1.500 tangki untuk mengantisipasi kekeringan.
“Karena masih ada hujan, warga yang biasanya sudah kesulitan air kini masih punya cadangan tampungan. Makanya belum ada permintaan droping,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul, Sumadi. Ia mengatakan fenomena kemarau basah membuat dampak kekeringan tidak separah tahun-tahun sebelumnya.
“Ketersediaan air masih cukup. Namun warga tetap perlu bijak, gunakan air secukupnya dan jangan boros,” katanya.
Selain hemat air, BPBD juga mendorong masyarakat untuk menampung air hujan di tandon serta melakukan konservasi dengan menanam pohon dan menjaga vegetasi. Langkah ini diharapkan bisa memperkuat cadangan air tanah.
“Air adalah sumber kehidupan, jadi harus dijaga bersama. Termasuk dengan pengolahan sampah yang baik agar tidak merusak sumber air,” tutur Sumadi.
Meski terhindar dari ancaman kekeringan, BPBD tetap mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap potensi bencana lain akibat cuaca ekstrem, seperti angin kencang dan pohon tumbang, yang masih sering muncul saat musim kemarau basah. [*] Berbagai sumber
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.