Mengenal Kencan Nanas, Tren Baru Cari Jodoh ala Warga Spanyol yang Populer di TikTok

13 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini, sebuah tren baru yang unik untuk mencari pasangan atau jodoh dengan menggunakan buah nanas atau dikenal sebagai 'kencan nanas' telah berkembang dan disebarluaskan oleh pengguna media sosial khususnya TikTok. Lantas apa itu sebenarnya 'kencan nanas' dan bagaimana kah penerapannya? 

Bagi orang-orang yang lajang, aplikasi kencan online menjadi salah satu hal yang umum digunakan untuk mencari pasangan atau mengenal orang baru untuk memulai hubungan romantis. Namun ternyata bagi sebagian orang menggunakan aplikasi kencan online tidak selalu menjadi solusi. Hal itulah yang mendasari kemunculan dari tren 'kencan nanas' bagi warga Spanyol. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Times of India, asal muasal tren 'kencan nanas' ini dikabarkan karena orang-orang lajang di Spanyol mulai meninggalkan aplikasi kencan dan memilih metode secara langsung atau offline yang tidak biasa untuk mencari pasangan. Mereka memanfatkan buah nanas, yang mudah ditemukan di supermarket, dengan meletakkannya secara terbalik di keranjang belanja, dan mulai populer di TikTok hingga menarik perhatian internasional. Hal ini pun disebut menjadi alasan mengapa orang-orang mulai menolak untuk menggunakan aplikasi kencan daring.

Menurut laporan, kota-kota di Amerika telah memperhatikan lonjakan acara kencan kilat; sementara di Spanyol, strategi nanas telah memicu beberapa video, yang menunjukkan bagaimana sebagian orang yang berhasil memulai hubungan atau berkencan dengan menggunakan metode buah nanas.

Seorang pengguna TikTok @_anagildersleeve menjelaskan secara detail mengenai teknis dari tren kencan nanas ini. Ia menyebut, warga yang tertarik melakukan 'kencan nanas', khususnya orang-orang lajang yang mencari jodoh,  akan mendatangi supermarket Mercadona, tempat tren ini dilaksanakan, pukul 7 hingga 8 malam, waktu setempat. 

"Ketika Anda sudah mendapatkan sebuah nanas, letakkan nanas itu di keranjang belanja Anda dengan posisi terbalik - bagian mahkotanya berada di bawah - setelah itu Anda bisa melanjutkan ke bagian rak Anggur."

"Saat tiba di bagian ini, jika anda melihat seseorang yang menurut anda menarik atau anda menyukainya dan kebetulan orang tersebut juga memiliki nanas terbalik, maka Anda dan orang tersebut harus saling menabrakkan troley" jelas Anna dalam unggahan video yang telah dilihat oleh sebanyak satu juta penonton itu. 

Ia pun menambahkan, jika orang-orang menginginkan hubungan serius atau untuk jangka panjang, maka mereka akan membeli kacang lentil. Ini karena kacang lentil bisa bertahan lama di negara mereka. Sedangkan bagi orang-orang yang menginginkan hubungan singkat seperti hubungan satu malam, maka mereka akan membeli selada. Hal ini didasarkan pada kondisi sayuran tersebut yang mudah cepat layu atau rusak. 

Tren 'kencan nanas' ini menyebar dengan cepat di Spanyol, hingga semua nanas terjual habis di supermarket. Menurut laporan, 'pineapple dating' atau 'kencan nanas' muncul di Spanyol sebagai respons santai terhadap frustrasi dengan kencan berbasis aplikasi. Pelanggan di jaringan supermarket Mercadona menaruh nanas di keranjang belanja mereka sebagai sinyal ketertarikan untuk bertemu orang baru.

Meski begitu, tren pencarian jodoh ini bagaimanapun tetap tidak didukung oleh Mercadona, jaringan supermarket terbesar di Spanyol, yang menyatakan, 'Ini bukan bagian dari strategi pemasaran apa pun.' Selain itu beberapa pelanggan telah melaporkan adanya kekurangan nanas, namun Mercadona membantah adanya lonjakan penjualan yang tidak biasa.

Keefektifan 'kencan nanas' juga bervariasi, dengan banyak yang menganggapnya berhasil maupun sebaliknya. Meskipun nanas memiliki makna simbolis di beberapa komunitas internasional, tidak ada bukti jelas yang menghubungkannya dengan taktik kencan baru di Spanyol ini.

Di sisi lain, tren ini seolah menjadi angin segar karena kemunculannya di tengah meningkatnya ketidakpuasan sebagian orang terhadap aplikasi kencan. Algoritma dan model harga platform-platform ini menjadi sorotan, membuat sejumlah pengguna memutuskan meninggalkannya.

Awal tahun ini, Match Group, pemilik aplikasi seperti Tinder dan Hinge, menghadapi gugatan class action dari pengguna yang menuduh aplikasi tersebut lebih berfokus pada membuat pengguna terus melakukan swiping daripada mendorong koneksi di dunia nyata.

Match Group menyebut gugatan tersebut "tidak masuk akal," dan menegaskan bahwa perusahaan membantu pengguna menemukan pasangan "setiap hari." Pernyataan ini menunjukkan bahwa adanya perdebatan yang terus berlanjut tentang efektivitas aplikasi kencan dibandingkan dengan metode baru yang lebih tidak konvensional seperti 'kencan nanas'.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |