TEMPO.CO, Jakarta - Liburan memiliki manfaat untuk kesehatan fisik maupun mental. Namun hanya dengan merencanakan liburan dapat membuat seseorang bahagia. Seperti yang diungkapkan sebuah penelitian, delapan dari sepuluh orang percaya merencanakan liburan adalah salah satu hal penting untuk kesejahteraan mental.
Walt Disney Travel Company International bekerja sama dengan psikolog Honey Langcaster-James, melakukan penelitian untuk mengeksplorasi bagaimana merencanakan liburan dapat menjadi sumber motivasi, kebahagiaan, dan kesejahteraan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam jajak pendapat yang melibatkan 2.000 orang dewasa mengungkapkan bahwa 61 persen merasa bersemangat karena memiliki sesuatu yang dinantikan, dengan 78 persen menyatakan bahwa mereka merasa lebih termotivasi dalam menjalani hari-harinya saat mengetahui ada rencana lliburan dalam agenda mereka.
Selain itu ada yang lebih menarik, bahwa tiga perempat responden mengaku merasakan sensasi hanya dengan memesan perjalanan, sementara seperempatnya merasakan kegembiraan hingga satu bulan atau lebih setelahnya.
Menurut Honey Langcaster-James, mengantisipasi pengalaman positif dapat membantu menciptakan rasa optimisme. "Ini adalah konsep psikologis yang dikenal sebagai 'konsumsi antisipatif," ujarnya dilansir dari Express UK.
Dia menambahkan dari penelitian itu juga menunjukkan ada manfaat yang lebih besar jika menantikan suatu pengalaman daripada harta benda. Dengan mengetahui akan ada perubahan dari kebiasaan, seperti liburan atau waktu bersama keluarga, dapat meningkatkan pandangan seseorang secara signifikan, terutama membantu menciptakan rasa optimisme di tengah menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari. "Memiliki rencana liburan di masa depan memberi mereka sesuatu yang positif untuk difokuskan selama masa-masa sulit," ujarnya.
Tak hanya itu, merencanakan perjalanan juga dapat meningkatkan ketahanan psikologis. “Mencantumkan rencana perjalanan atau pengalaman keluarga dalam kalender Anda berfungsi sebagai jangkar mental dan memberikan motivasi serta dorongan saat dibutuhkan,” katanya.
Masih dari penelitian tersebut, sebanyak 25 persen responden berniat memesan liburan berikutnya dalam waktu satu bulan setelah kembali ke rumah agar pikiran positif tetap mengalir. Dua pertiga responden mengatakan kegembiraan merencanakan perjalanan hampir sama mendebarkannya dengan liburan itu sendiri.
Langcaster-James juga menyoroti bagaimana merencanakan liburan dapat memberikan manfaat bagi keluarga. Dia mengatakan rencana liburan keluarga memberikan tujuan dan pengalaman bersama yang dinanti-nantikan.
"Bagi keluarga, ini lebih dari sekadar memesan perjalanan. Ini adalah cara menetapkan tujuan yang dapat disumbangkan oleh semua orang, merencanakan, dan mengantisipasi bersama," ujarnya.
Dengan merencanakan kegiatan yang dilakukan bahkan dengan menabung, tujuan bersama ini dapat mendekatkan keluarga dan mewujudkan liburan impian atau destinasi impian. Tak hanya itu, kegembiraan dalam menantikan waktu keluarga yang berkualitas, berbagi pengalaman baru, dan mengisi ulang tenaga bersama dapat membantu memperkuat ikatan keluarga.
"Terkadang hidup menghalangi kita untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama orang-orang terkasih. Dengan merencanakan perjalanan memberi semua orang sesuatu yang positif untuk dibicarakan, dipahami, dan diantisipasi bersama," kata Honey Langcaster-james, yang menyimpulkan bahwa manfaat kesejahteraan dari perencanaan liburan dapat dimulai jauh sebelum benar-benar mencapai tujuan.