Michelle Obama Pilih Absen Tanpa Alasan dari Pelantikan Donald Trump

2 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Michelle Obama, mantan ibu negara Amerika Serikat, memutuskan untuk tidak menghadiri pelantikan Presiden terpilih Donald Trump pada 20 Januari mendatang. Keputusan ini diumumkan lewat pernyataan resmi Kantor Barack dan Michelle Obama pada Selasa, 14 Januari.

“Mantan Presiden Barack Obama dikonfirmasi akan menghadiri upacara pelantikan ke-60. Mantan ibu negara Michelle Obama tidak akan hadir,” demikian bunyi pernyataan itu, dikutip dari Time Magazine. Pelantikan presiden merupakan acara simbolis di Amerika Serikat. Namun, Michelle memilih untuk absen kali ini tanpa alasan yang disebutkan.

Michelle Obama Absen pada Dua Acara Besar

Ketidakhadiran Michelle di acara besar bukan yang pertama dalam beberapa pekan terakhir. Sebelumnya, ia juga tidak menghadiri pemakaman kenegaraan mantan Presiden Jimmy Carter di Washington National Cathedral pada Kamis, 9 Januari. Barack Obama hadir dalam acara itu, bahkan terlihat berbincang dengan Trump meski hubungan mereka kerap diwarnai perseteruan. Menurut laporan, absensi Michelle pada pemakaman Carter disebabkan oleh konflik jadwal karena ia sedang berada di Hawaii.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari The New York Times, pelantikan presiden di Amerika Serikat selama ini menjadi simbol transisi kekuasaan yang damai. Mantan presiden dan pasangan mereka diundang untuk menunjukkan solidaritas lintas partai dan komitmen terhadap demokrasi. Pada pelantikan Trump 2017, semua mantan presiden, termasuk Hillary Clinton yang kalah dari Trump dalam Pemilu 2016 tetap hadir untuk menghormati tradisi.

Namun, Trump sendiri absen dari pelantikan Joe Biden pada 2021 setelah kalah dalam Pemilu 2020. “Kepada semua yang bertanya, saya tidak akan menghadiri pelantikan pada 20 Januari,” tulis Trump di akun X miliknya kala itu. Sebelumnya, peristiwa serupa terakhir kali terjadi pada 1869, ketika Presiden Andrew Johnson menolak menghadiri pelantikan Ulysses S. Grant.

Ketegangan Politik Michelle Obama-Donald Trump

Hubungan Michelle Obama dengan Donald Trump sudah lama diwarnai ketegangan. Trump dikenal sebagai pendukung teori konspirasi bahwa Barack Obama bukan warga negara AS—sebuah tuduhan yang terus membayangi masa jabatan Barack sebagai presiden. Dalam memoarnya, Becoming (2018), Michelle menulis bahwa retorika Trump tak hanya merendahkan keluarganya, tapi juga mengancam keselamatan mereka.

Dalam berbagai pidato, Michelle juga tak segan mengkritik gaya kepemimpinan Trump yang menurutnya penuh kebencian dan diskriminasi. Dilansir dari Time Magazine, pada Konvensi Nasional Demokrat Agustus 2024, ia menyebutkan, “Selama bertahun-tahun, Donald Trump melakukan segalanya untuk membuat orang-orang takut kepada kami.”

Ia juga pernah menggambarkan pelantikan pertama Trump pada 2017 sebagai momen yang penuh kekecewaan. “Saya menangis tanpa henti setelah menyaksikan pelantikan itu,” kata dia. Keputusan Michelle untuk absen dari pelantikan ini juga diduga mencerminkan sikap politiknya terhadap Trump.

Dalam kampanye Pemilu 2024, ia dan Barack Obama aktif mendukung kandidat Demokrat Kamala Harris, Michelle juga sangat vokal dalam upayanya menentang kembalinya Trump ke Gedung Putih. Dalam kampanye Kamala Harris untuk pemilu 2024, ia berpidato di Michigan, menyerukan partisipasi perempuan dalam politik. “Hidup perempuan dipertaruhkan jika ia (Trump) kembali memimpin,” ujarnya, merujuk pada kebijakan-kebijakan Trump yang ia anggap merugikan perempuan.

Pelantikan Donald Trump pada 20 Januari mendatang akan menjadi momen penting dalam sejarah politik AS. Acara itu akan dihadiri oleh mantan Presiden Barack Obama, Bill Clinton, dan George W. Bush, serta pasangan mereka, Laura Bush dan Hillary Clinton. Sementara itu, Trump telah merencanakan acara ‘Make America Great Again Victory Rally’ sehari sebelum pelantikan. Acara ini akan digelar di Capital One Arena, Washington D.C., dengan kapasitas hingga 20.000 orang.

TIME MAGAZINE | X | THE NEW YORK TIMES

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |