Miris! Sekolah Sepi Murid Guru Ajukan Cerai, Ini 7 Masalah Pendidikan di Wonogiri

19 hours ago 6

GuruBupati Wonogiri Setyo Sukarno (kanan) bersama pengurus PGRI Jateng Tenggara. Istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dunia pendidikan di Kabupaten Wonogiri sedang tidak baik-baik saja. Deretan persoalan serius mencuat ke permukaan, mulai dari sekolah negeri yang kekurangan murid, guru yang kekurangan semangat karena lokasi kerja terlalu jauh dari rumah, hingga fenomena mengagetkan: guru-guru baru yang baru saja diangkat sebagai ASN ramai-ramai mengajukan cerai.

Fenomena ini disorot langsung oleh Bupati Wonogiri, Setyo Sukarno, dalam acara Penguatan Kapasitas Pengurus (PKP) PGRI di Gedung PGRI, Rabu (30/7/2025). Di hadapan para guru yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Wonogiri, Setyo menegaskan pentingnya peran guru sebagai pendidik bangsa yang profesional, efektif, dan adaptif.

“PGRI sudah berusia 80 tahun, sama dengan usia NKRI. Ini momentum reflektif. Para guru harus memahami peran sebagai Guru Bangsa — yang digugu lan ditiru,” tegas Bupati Wonogiri Setyo Sukarno.

Namun kenyataannya di lapangan tidak semanis harapan. Berikut ini daftar 7 permasalahan pendidikan di Wonogiri yang saat ini sedang terjadi dan perlu perhatian serius:

✓ Banyak sekolah negeri kekurangan murid di awal tahun ajaran baru
✓ Minimnya APBD, berdampak pada tidak terpeliharanya sarana dan prasarana sekolah
✓ Rencana regrouping sekolah karena banyak sekolah hanya memiliki 30-an siswa
✓ Kekurangan guru aktif, karena banyak guru pensiun dan belum tergantikan
✓ Ketimpangan lokasi penempatan guru, banyak yang harus mengajar jauh dari rumah
✓ Fenomena mengejutkan: Guru ASN baru malah ajukan cerai, diduga karena kesenjangan penghasilan dengan pasangan
✓ Belum meratanya kualitas pendidikan antar wilayah di Wonogiri
✓ Minim pelatihan adaptif dan digitalisasi pembelajaran untuk guru

Sebagai solusi, Bupati Wonogiri Setyo Sukarno menyampaikan rencana untuk melakukan mutasi guru agar lebih dekat dengan tempat tinggal. Ia berharap, kebijakan ini akan meningkatkan kenyamanan kerja dan keharmonisan keluarga, serta menekan angka perceraian di kalangan guru baru.

“Kami akan tata ulang distribusi guru. Kalau guru tinggal jauh dan capek di jalan, bagaimana bisa maksimal mengajar dan harmonis di rumah?” lanjut Setyo Sukarno.

Persoalan pendidikan ini menjadi tantangan nyata yang harus dijawab bersama, tidak hanya oleh pemerintah daerah, tetapi juga oleh para guru, sekolah, dan seluruh elemen masyarakat. Dunia pendidikan Wonogiri membutuhkan perubahan sistemik dan perhatian serius, bukan sekadar seremoni. Aris Arianto

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |