OJK Catat Kredit Perbankan Tumbuh Dua Digit sebesar 10,92 Persen per Oktober 2024

4 weeks ago 23

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mencatat kredit perbankan mengalami pertumbuhan dua digit atau double digit growth sebesar 10,92 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) per Oktober 2024. Jumlah ini sedikit naik dari angka per September lalu.
 
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan kinerja intermediasi perbankan masih tumbuh positif dengan profil risiko yang terjaga hingga akhir Oktober 2024.
 
Pertumbuhan kredit masih melanjutkan double digit growth sebesar 10,92 persen year-on-year,” kata Dian saat konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulanan pada Jumat, 13 Desember 2024.
 
Sementara itu, pertumbuhan kredit perbankan pada September 2024 tercatat 10,85 persen menjadi sebesar Rp7.656,90 triliun.
 
Di sisi lain, pertumbuhan dana pihak ketiga atau DPK perbankan mengalami penurunan. Per akhir Oktober 2024, DPK perbankan tercatat tumbuh sebesar 6,74 persen yoy, dibandingkan pertumbuhan pada September lalu yang tercatat sebesar 7,04 persen yoy. Pada September, pertumbuhan mencapai menjadi Rp 8.751,16 triliun dengan tabungan sebagai kontributor terbesar.
 
Selain soal pertumbuhan kredit perbankan, Dian juga menyampaikan likuiditas industri perbankan pada Oktober 2024 memadai. Rasio alat likuid terhadap non-core deposit (ALNCD) tercatat sebesar 113,64 persen dibandingkan angka September lalu yakni 112,66 persen. 
 
Sedangkan rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (ALDPK) tercatat sebesar 25,58 persen, naik dari angka September lalu yang mencapai 25,40 persen. “Dan masih di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen,” kata Dian dalam paparannya.
 
Ia berkata kualitas kredit perbankan per Oktober 2024 tetap terjaga, dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) bruto sebesar 2,20 persen. Sementara rasio NPL bruto pada September yang lalu tercatat sebesar 2,21 persen. 
 
Di sisi lain, rasio NPL secara neto tercatat sebesar 0,77 persen dibandingkan September lalu, saat angka mencapai 0,78 persen.
 
Kredit berisiko atau loan at risk (LAR) menunjukkan tren penurunan menjadi 9,94 persen, sedangkan pada September lalu tercatat 10,11 persen. Dian mengatakan rasio LAR tersebut mendekati level sebelum pandemi Covid-19, yaitu sebesar 9,93 persen pada Desember 2019.
 
Secara umum, tingkat profitabilitas bank yang diukur dengan return on assets (RoA) meningkat ke 2,73 persen, tak berubah dari angka yang tercatat September lalu.
 
Menurut Dian, hal ini menunjukkan kinerja industri perbankan tetap resilien dan stabil. Stabilitas itu juga tercermin dari permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) yang meningkat menjadi 27,07 persen daripada September lalu, saat angkanya tercatat 26,84 persen.

Porsi produk kredit buy now, pay later (BNPL) perbankan saat ini sebesar, 0,28 persen. Baki debet kredit – atau saldo pokok kredit yang harus dibayar kembali oleh debitur kepada kreditur – BNPL tercatat tumbuh 47,92 persen yoy per Oktober 2024.

Pertumbuhan itu berarti baki debet kredit BNPL per Oktober 2024 menjadi sebesar Rp 21,25 triliun, dengan total jumlah rekening sebesar Rp 23,27 juta. “Nah ini meningkat dari bulan September yang masih sebesar Rp 19,82 juta,” kata Dian.

Pilihan Editor: Bos OJK Beberkan Potensi Dampak Kebijakan Proteksionisme Donald Trump

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |